Saksi , Sri Sudhiarto Kasus Posisi 1. Kronologis Perkara

149 produksi atau HPH dan apabila menjadi perkebunan maka ahrus ada pelepasan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan ; x. Bahwa izin usaha pemanfaatan hasil hutan nukan kayu tidak dapat dialih fungsikan menjadi kawasan perkebunan karena tidak bisa, kawasan hutan tetap memepuyai funhsi kawasn hutan dan hanya memanfaatkan hasil hutan bukan kayu saja dan fungsinya trtepa kawasan hutan ; y. Bahwa kawasan hutan Padang lawas yang tinggal + 14.000 Ha dari 178.508 ha masih tetap akan dipertahankan sebagai kawasan hutan ; z. Bahwa Koperasi Bukit Harapan pernah mengajukan izin perkebunan kelapa sawit, saksi lupa kapan Koperasi Bukit Harapan mengajukan permohonan izin perkebunan kelapa sawit , saksi tidak tahu berapa luas areal yang dikuasai Koperasi Bukit Harapan di kawasan Padang Lawas dan Menteri kehutanan pernah mencabut izin dari Koperasi Bukit Harapan, surat No. 3.419 tanggal 13 Oktober 2004;

7. Saksi , Sri Sudhiarto

Direktur PT.Inhutani IV 45 a. Bahwa wilayah kerja PT.Inhutani IV , Sumatera Utara , tepatnya di daerah mana wilayah kerja PT.Inhutani IV di areal eks HPH PT.Godwin dan PT.Barakas di daerah Tapanuli Selatan sejak 1992 ; : b. Bahwa PT.Inhutani IV melanjutkan HPH PT.Godwin dan PT .Barakas dan PT.Godwin dan PT .Barakas dicabut oleh Pemerintah, kemudian diserahkan kepada PT.Inhutani II dan kemudian diserahkan kepada Universitas Sumatera Utara 150 PT.Inhutani II dan kemudian diserahkan kepada PT.Inhutani IV baru terbentuk tahun 1991; c. Bahwa HPH PT.Godwin dan PT .Barakas berakhir dengan dicabut karena Pemerintah menilai ada hal yang tidak baik sehingga HPH dicabut dan diserahkan kepada PT.Inhutani IV; d. Bahwa Pemerintah menilai HPH PT.Godwin dan PT .Barakas tidak baik Karena pada jangka waktu yang ditentukan tidak meninggalkan Virgin Forest hutan perawan pada waktu memegang HPH pada waktu itu ; e. Bahwa yang dimaksud dengan Virgin Forest hutan perawan , yaitu yang msaih perawan dan belum dieksploitasi sama sekali, dan pemegang HPH mempuyai jangka waktu mengelola hutan 35 tahun dan diberi kesempatan 20 tahun dan mestinya Virgin Forest masih tersisa untuk dikerjakan 15 tahun lagi , tetapi ketentuan hal itu tidak dilakukan lagi oleh PT.Godwin dan PT .Barakas; f. Bahwa yang harus dilakukan oleh pemegang HPH agar dapat menginggalkan Virgin Forest , para pemeganag HPH hanya diperbolehkan melakukan tebang pilih tanam jalur denga diameter kayu tertentu minimal 50 cm ke atas; g. Bahwa tugas PT.Inhutani IV terhadap lahan bekas PT.Godwin dan PT .Barakas adalh sesuai SK.922 tahun 1992 adalah Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI dan melakukan pengkayaan tanaman dengan melalui penanaman tanaman kayu di tempat – tempat yang tidak potensial dengan melalui reboisasi dengan dana dari pemerintah dan di tahun 1998 ada 45 Ibid, Hal. 146. Universitas Sumatera Utara 151 penggantian system selkultur yang dinamakan HPHTI dan PT.Inhutani menanam kayu – kayu seperti meranti ,kruing dan sebgainya sesuai jalur yang ditebang ; h. Bahwa bedanya TPTI Tebang Pilih Tanam Indonesia dengan TPTJ Tebang Pilih Tanam Jalur adalah pada tahun 1992 sistemnya Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI dan pada tahun 1998 berubah menjadi system TPTJ Tebang Pilih Tanam Jalur ; i. Bahwa kondisi hutan tahun 1992 dan tahun 1998 saksi tidak tahu dan saya hanya membuat data – data kawasan hutan Padang Lawas tahnu 1994, tahun 1998 dan tahun 2005, pada tahun 1994 kondisi hutan Padang Lawas masih ada pohon dan virgin forest ; j. Bahwa jangka waktu PT.Inhutani IV menguasai kawasan eks PT.Godwin dan PT .Barakas adalah + 20 tahun sampai tahun 2012 , kemudian di tahun 1998 ada perubahan system selkultur yang semula TPTI Tebang Pilih Tanam Indonesia berubha menjadi TPTJ Tebang Pilih Tanam Jalur dan PT.Inhutani IV dibei jangka waktu + 70 tahun; k. Bahwa izin PT.Inhutani dicabut sejak 13 Desember 2002 dan saksi tidak tahu kenapa izin PT.Inhutani IV dicabut; l. Bahwa, sejak tahun 1998 sampai 2002 yang dilakukan PT.Inhutani IV di kawasan eks PT .Godwin dan PT .Barakas adlah beberapa kegiatan antara lain melakukan tata batas, pengkayaan kayu – kayu, menata sarana dan prasarana hutan dan sebagainya ; m. Bahwa yang merambah eks PT .Godwin dan PT .Barakas di Padang Lawas adalah masyarakat dan KUD Parsub di Reg.40 ; Universitas Sumatera Utara 152 n. Bahwa masyarakat, perusahaan dan Koperasi yang masuk ke areal Padang Lawas, langsung masuk dan menanam kelapa sawit atau terlebih dahulu menebang kayu – kayu. Saya tidak mengentahui persisnya, yang ejlas kondisi disana sudah menjadi kebun kelapa sawit dan sepengetahuan saya kawasan itu dahulu adalah berhutan sebelum berubah menjadi kebun kelapa sawit; o. Bahwa PT.Inhutani IV juga melakukan penebang kayu dan PT.Inhutani IV juga melakukan kegiatan penebang kayu tetapi dengan system tebang pilih Tanah Jalur TPTJ dan tidak land clearing ; p. Bahwa sepengetahuan saksi yang menebang kayu itu masyarakat dan pada waktu itu PT.Inhutani kesulitan untuk memasuki areal itu utnuk mencegah perambahan hutan oleh masyarakat sehingga PT.Inhutani IV meminta bantuan Dinas Kehutanan ,Pemerintah Daerah dan pihak Kepolisian Sumatera Utara untuk menindaklanjuti perambahan hutan tersebut; q. Bahwa Reboisasi PT.Inhutani IV sebenarnya isitilah adalh rehabilitasi karena kalau reboisasi biasanya penanaman areal yang telah gundul dan yang terjadi disana adalah pengkayaan tanaman saja; r. Bahwa dana dari Pemerintah untuk reboisasi tersebut adalah + Rp 9,5 Milyar ditambah PBB dari tahun 1992 sampai tahun 2002 sebesar Rp 2,4 Milyar, sehingga total dana adalah + Rp 12 Milyar; s. Bahwa semula eks PT .Godwin dan PT .Barakas dikelola PT.Inhutani IV belum dibentuk dan setelah PT.Inhutani IV dibentuk maka diserahkan ke PT.Inhutani IV karena PT.Inhutani II wilayahnya adalah Kalimantan Universitas Sumatera Utara 153 Selatan; Bahwa perambahan hutan hanya di areal eks PT .Godwin dan PT .Barakas dan tidak , di areal lain juga banyak perambahan hutan. Di tahun 1996 mulai terjadi perambahan hutan dan di tahun 1998 PT.Inhutani sudah benar – benar tidak bisa mengatais perambhan hutan tersebut dan melaporkan Dinas Kehutanan , ke pemerintah Daerah Kepolisian ; t. Bahwa tahun 1996, berdasarakan hasil inventarisasi, berapa perusahaan dan Koperasi yang merambah + ada 10 perusahaan dan Kopersai antara lain: Pondok Sindur, KUD Langkimat, PT.AMKS, PT.Rapala, PT.Mazuma, PTPN IV, Group Ginting, Kelompok Masyarakat, Kelompok Zubeir, Moechtar Efendi KOP; u. Bahwa apakah yang dimaksud dengan Tebang habis adalah mengganti tanaman kayu di Hutan dengan mengbah tanaman kayu di hutan dengan mengubah tanaman secara keseluruhannya yang sebelumnya di dahului dengan penebangan keseluruhan; v. Bahwa berdasarkan SK No.146Kpts-II1998, 25 Februari 1998 yang diberikan Menteri Kehutanan kepada PT.Inhutani IV untuk melakukan Tebang Pilih Tanam Jalur seluas + 84.900 w. Bahwa saksi mengetahui kejadaian – kejadian di Padang Lawas pada waktu saksi menjadi Direktur Utama PT.Inhutani IV sejak 2001 dan sebelumnya saksi bertugas di Jakarta dan saksi mengetahui kejadian ; x. Bahwa lahan yang dikelola Koperasi Bukit Hrapan adalah eks PT .Godwin dan PT .Barakas dan juga mengelola eks PT.Kumala Karya Lestari dan disitulah lokasi Koperasi Bukit Harapan; Universitas Sumatera Utara 154 y. Bahwa saksi tidak mengetahui PT. Torganda tidak pernah mengelola lahan di Padang Lawas dan yang mengelola adalah Koperasi Bukit Harapan dan PT. Torganda hanya mendanai ;

8. Saksi, Listya Kusumawardhani

Dokumen yang terkait

Penegakan Hukum Terhadap Kasus Penggelapan Premi Asuransi (Analisis Putusan No. 1952/Pid.B/2013/PN-Mdn)

7 150 82

Analisis Yuridis dan Kriminologi Terhadap Tindak Pidana Pemerkosaan Anak(Studi Kasus Putusan No.300/PID.B/2013/PN.KBJ)

3 151 127

Kajian Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Dalam Dunia Perbankan (Studi Putusan Nomor: : 79/Pid.Sus.K/2012/PN.MDN

1 55 94

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Eksekusi Barang Sitaan Berupa Aset Tidak Bergerak Hasil Tindak Pidana Korupsi Dalam Putusan Makamah Agung Republik Indonesia Atas Nama Terpidana Darianus Lungguk Sitorus

1 34 144

Analisis Hukum Terhadap Putusan Bebas Dalam Tindak Pidana Pembunuhan (Studi Kasus Putusan No. 63 K/Pid/2007)

1 72 106

Tindak Pidana di Bidang Perlindungan Konsumen Menurut UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dari Perspektif Kebijakan Penanggulangan Kejahatan (Studi Putusan No.1821/Pid.B/2008/ PN/Medan)

5 77 139

Penegakan Hukum Pidana Terhadap Perdagangan Ilegal Satwa Liar Yang Dilindungi (Studi Putusan Pengadilan Negeri Medan Register No.2.640/Pid.B/2006/PN.Medan, Register No.2.641/Pid.B/2006/PN.Medan dan Register No.2.642/Pid.B/2006/PN.Medan)

4 83 81

Penerapan Hukum Terhadap Tindak Pidana Korupsi Secara Berlanjut (Studi Kasus No. 1636/Pid.B/2006/PN-MDN dan No. 354/PID/2006/PT-MDN)

5 123 163

ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN SELA TERHADAP EKSEPSI PENASIHAT HUKUM DALAM PERKARA PIDANA (Putusan No:1283/Pid.B/2006/PN.Jr)

0 6 16