Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Menurut ketentuan yang saling diikuti, taraf kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.3 kategori Derajat Kesukaran Rentang nilai DK Kategori 0,00 ≤DB0,30 Sukar 0,00 ≤DB0,70 Sedang 0,020 ≤DB1,00 Mudah Disamping itu, tes yang baik juga adalah tes yang bisa memisahkan dua kelompok peserta tes atau siswa. Kedua kelompok itu adalah siswa yang betul-betul mempelajari materi pelajaran dan siswa yang tidak mempelajari materi pelajaran. Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus: 10 n W W DB H L   Maksud dari setiap simbol dari persamaan di atas adalah sebagai berikut. DB = Daya Beda discriminating power, DP W L = jumlah individu kelompok bawah yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu W H = jumlah individu kelompok atas yang tidak menjawab atau menjawab salah pada item tertentu n = jumlah kelompok atas atau kelompok bawah Berikut ini adalah cara yang dapat digunakan dalam penelitian kelompok atas W H dan kelompok bawah W L . a. Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan nilai dari yang terbesar disamping paling atas sampai yang terkecil disamping paling bawah. b. Mengambil 27 dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok atas 10 Ibid, h. 136. c. Mengambil 27 dari atas susunan lembar jawaban, jumlah ini akan menjadi kelompok atas d. Sisanya yakni bagian 46 disisihkan, karna tidak perlu diikutkan dalam analisis. Penentuan kriteria daya beda soal didasarkan pada keterian berikut ini. Tabel 3.4 kategori Daya Beda Rentang nilai DB Kategori 0,00 drop 0,00 ≤DB0,20 Baik 0,020 ≤DB0,40 Cukup 0,40 ≤DB0,70 Baik 0,70 ≤DB1,00 Baik sekali

H. Teknik Analisis Data

Karena terdapat dua buah data yang berbeda yaitu data yang diperoleh dari instrumen tes dan data dari instrumen nontes, maka terdapat pula dua buah teknik analisis data. Data yang dihasilkan dari instrumen tes akan dianalisis untuk mengukur signifikansi peningkatan hasil belajar dan menguji hipotesis. Data yang dihasilkan dari hasil observasi akan dianalisis untuk mengukur kualitas pembelajaran selama diberi perlakukan berupa penerapan PBL dan Cooperative Learning pada masing-masing kelompok eksperimen.

1. Teknik Analisis Data Hasil Belajar

a. Signifikansi Hasil Belajar

Untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar siswa, maka diperlukan sebuah analisis kuantitatif yang disebut dengan uji normal gain. Gain adalah selisih antara nilai pretest dan nilai posttest. Disamping itu, gain juga menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan. Uji normal gain dilakukan dengan menggunakan rumus normal-gain yang dinyatakan sebagai berikut. 11 posttest nilai - maksimum nilai pretest nilai - posttest nilai G Gain Normal  dengan kategorisasi perolehan berikut ini. a. g-tinggi : nilai G ≥ 0,70 b. g-sedang : nilai 0,70 G ≥ 0,30 c. g-rendah : nilai G 0,30

b. Pengujian Hipoteis

Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dalam beberapa tahap. Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. 1 Uji Normalitas Uji normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus chi square uji kai kuadrat, yaitu: 12 Simbol f pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedankan simbol f t menunjukkan frekuensi ekspektasi harapan. Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut. a. jika X 2 hitung X 2 tabel , maka H a diterima dan H o ditolak data terdistribusi normal. b. jika X 2 hitung X 2 tabel, , maka H o diterima dan H a ditolak data tidak terdistribusi normal. 11 David E Meltzer, “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible ‘‘Hidden Variable’’ in Diagnostic Pretest Scores,”artikel diakses pada tanggal 9 Agustus 2009 dari http:ojps.aip.orgajp 12 Anas Sudjiono, Op cit , h. 379