Bab I, maka hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini hanya terbatas pada hasil penilaian ranah kogitif saja.
6. Getaran dan Gelombang
a. Getaran
Disekitar kita banyak benda-benda yang dapat bergetar misalnya, peganglah beduk setelah dipukul. Apakah yang anda rasakan? Ternyata, permukaan beduk
itu bergetat. 1 Getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik keseimbangan
secara periodik 2 Simpangan getaran adalah posisi partikel yang bergetar terhadap titik
keseimbangan. 3 Amplitudo getaran adalah simpangan maksimum suatu getaran.
4 Gambar bandul : 5 B-C-A-D-E-D-A-C-B = 1 kali getaran
6 BC = CA = AD = DE = simpangan 7 AB = AE = amplitudo
8 Periode getaran adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu kali getaran.
9 Frekuensi getaran adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu.
Rumus : Dengan
T =
periode s f
= frekuensi Hz t
= waktu yang
diperlukan untuk melakukan sejumlah
getaran s n
= jumlah getaran
dalam waktu t sekon
b. Gelombang
Gelombang adalah getaran yang merambat. Dalam perambatannya gelombang memindahkan energi dari satu tempat ke tempat yang lain, sedangkan
medium yang dilaluinya tidak ikut merambat. Amplitudo gelombang adalah jarak maksimum yang di tempuh setiap bagian
yang bergetar dari titik keseimbangan amplitudo diberi lambang A dan satuannya meter.
Menggambarkan panjang gelombang yang merambat dari titik A sampe E, arahnya horizontal. Jarak yang ditempuh satu gelombang disebut panjang
gelombang. Panjang gelombang di beri lambang λ lamda. Satu panjang
gelombang adalah meter. Gelombang merambat lurus memerlukan waktu dalam perambatannya.
Waktu yang ditempuh satu gelombang melalui satu titik disebut periode gelombang. Periode gelombang diberi lambang T dan satuannya sekon.
Banyaknya gelombang yang terjadi setiap detik disebut frekuensi gelombang. Satuan frekuensi gelombang adalah hertz. Jika frekuensi gelombang 10 Hz berarti
gelombang yang terjadi berjumlah 10 gelombang setiap detik. Periodenya sama dengan 0,1 s. Hubungan antara f dan T dituliskan sebagai berikut.
kita telah mengetahui bahwa gelombang merambat dari satu titik lainnya. Jadi, gelombang memiliki besaran cepat dengan lambang v. Cepat rambat
gelombang ditentukan oleh panjang gelombangdan frekuensinya. Hubungan antara cepat rambat, panjang gelombang, dan frekuensi dapat dituliskan sebagai
berikut. Atau
v = λ.f v = λT
Berdasarkan arah getarnya gelombang dibedakan menjadi : a. Gelombang transversal; gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan
arah rambatnya. Contoh : gelombang riak air, gelombang tali. Gelombang Transvesal
a a – b – c = bukit gelombang
b c – d – e = lembah gelombang
c b – b
1
= amplitudo gelombang d a – e
= panjang gelombang e b
= puncak gelombang b. Gelombang longitudinal; gelombang yang arah getarnya sejajar dengan
arah rambatnya. Contoh : gelombang pada slinki.
c. Periode dan Frekuensi Gelombang
1 Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh satu panjang gelombang.
2 Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi setiap detik. 3 Hubungan frekuensi dengan periode gelombang :
Dengan : T = periode s
f = frekuensi Hz
d. Cepat Rambat Gelombang
Cepat rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh gelombang setiap satuan waktu.
Hubungan panjang gelombang, periode, frekuensi, dan cepat rambat adalah :
Berdasarkan mediumnya gelombang dibedakan menjadi : a. Gelombang Mekanik; gelombang yang dalam perambatannya memerlukan
medium perantara. Contoh : gelombang bunyi, gelombang pada tali yang digetarkan.
b. Gelombang Elektromagnetik; gelombang yang dapat merambat tanpa medium. Contoh : cahaya, gelombang radio.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan penerapan model Problem Based Learning dan model pembelajaran Cooperative antara lain adalah
sebagai berikut. Riyanto menyatakan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada hasil
belajar pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang
menggunakan pembelajaran konvensional. Peningkatan rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen yang menggunakan pembelajaran berbasis masalah
adalah dari 16,36 menjadi 64,20 sedangkan pada kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional hanya mengalami peningkatan dari
13,56 menjadi 55,32.
61
Suherman menyatakan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar
fisika siswa. Disamping itu, Suherman juga menyatakan bahwa proses pembelajaran berjalan lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran
konvensional. Hasil temuannya menunjukkan bahwa hasil pretest siswa adalah 49,29 meningkat menjadi 73,5 pada siklus pertama setelah diterapkan Problem
Based Learning. Disamping itu, Suherman juga menemukan bahwa siswa lebih merasa nyaman belajar dengan menggunakan Problem Based Learning. Hal ini
ditunjukkan dengan perolehan skor tentang pandangan siswa terhadap Problem Based Learning yang sedang diterapkan. Presentase siswa yang memberikan
pandangan positif terhadap Problem Based Learning adalah 78,4 sedangkan
61
Dwi Riyanto, “Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Studi Eksperimen di SMP Muhammadiyah 19 Sawangan Depok,” Skripsi S1
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007, h. 48 – 50.