Macam-macam Pembelajaran Kooperatif Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Benyamin dkk. Secara garis besar membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.54 Ranah kogitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual seperti pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi analisa, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang berupa kehadiran, keaktifan belajar, pengumpulan tugas, dan lain-lain. Sedangkan ranahpsikomotoris berkenaan daengan keterampilan skill dan kemampuan bertindak siswa sehari-hari.Belajar melibatkan tahap masukan, proses, dan keluaran. Belajar juga merupakan proses yang awalnya tidak tahu menjadi tahu, yang awalnya tidak mampu menjadi mampu, dan sebagainya. Inilah yang disebut dengan hasil belajar, yaitu perubahan perilaku yang menyatakan perbedaan dari masukan dan keluaran. Karena hasil belajar merupakan produk belajar, maka pengertian hasil belajar dapat dijelaskan dari pengertian belajar. Santrockmenyatakan bahwa “learning is a relatively permanent influence on behaviour, knowledge, and thinking skills that comes about through experience.” 55 Senada dengan itu, Sabri menyebutkan beberapa definisi berkaitan dengan belajar. Sabri menyebutkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau latihan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar tersebut terjadi melalui usaha mendengarkan, membaca, mengikuti petunjuk, mengamati, memikirkan, menghayati, meniru, melatih, dan mencoba sendiri atau dengan pengalaman atau latihan. 56 Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar harus relatif menetap, bukan perubahan yang bersifat sementara atau tiba-tiba terjadi kemudian cepat hilang kembali. Dari beberapa pernyataan tersebut dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah perubahan yang relatif permanen berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan, dan keterampilan setelah melakukan proses belajar. 54 Ibid, h. 22 55 John W Santrock, Op cit, h. 266. 56 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, Cet ke-2, h. 55 – 56. Hasil belajar merupakan “tingkat perkembangan mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar. “Tingkat perkembangan mental” tersebut terkaitdengan bahan pelajaran.Tingkat perkembangan mental terwujud pada jenis- jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. 57 Pada kurikulum sebelum KTSP, kebanyakan para guru hanya mengukur hasil belajar dari aspek kognitif saja karena memang aspek kognitiflah yang paling mudah diukur karena berkaitan langsung dengan penguasaan isi bahan pelajaran. Namun pada KTSP, pengukuran hasil belajar tidak lagi hanya terbatas pada aspek kognitif saja, namun juga pada aspek afektif dan psikomotorik. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 58 Serupa dengan definisi tersebut, Gagne dan Briggs menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh seseorang sesudah mengikuti proses belajar, kemampuan itu meliputi 5 kategori kapabilitas hasil belajar yaitu keterampilan intelektual intelectual skills, strategi kognitif cognitive strategies, informasi verbal verbal informations, keterampilan motorik motor skills, dan sikap attitudes. 59 Pengukuran hasil belajar sering disebut dengan penilaian. Oleh karena pengukuran hasil belajar tidak lagi hanya pada aspek kognitif melainkan juga pada aspek afektif dan psikomotor, maka banyak diciptakan sistem-sistem penilaian yang baru yang bisa mengukur hasil belajar secara integratif dan komprehensif. Pada fisika, penilaian hasil belajar diukur melalui ulangan, penugasan, penilaian kinerja performance assesment, penilaian hasil karya product assesment, atau bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai. 60 Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar fisika adalah hasil penilaian setelah siswa melakukan pembelajaran. Namun, berdasarkan pembatasan masalah seperti yang diuraikan di 57 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, Cet. Ke-4, h.251. 58 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar , Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991, Cet ke- 3, h. 22. 59 Ibid, h. 22 60 Diakses pada tanggal 26 oktober dari ahmad sudrajat, files.wordprees.com18 rancangan penilaian hasil belajar.ppt. Bab I, maka hasil belajar yang dimaksud pada penelitian ini hanya terbatas pada hasil penilaian ranah kogitif saja.

6. Getaran dan Gelombang

a. Getaran

Disekitar kita banyak benda-benda yang dapat bergetar misalnya, peganglah beduk setelah dipukul. Apakah yang anda rasakan? Ternyata, permukaan beduk itu bergetat. 1 Getaran adalah gerak bolak-balik suatu benda melalui titik keseimbangan secara periodik 2 Simpangan getaran adalah posisi partikel yang bergetar terhadap titik keseimbangan. 3 Amplitudo getaran adalah simpangan maksimum suatu getaran. 4 Gambar bandul : 5 B-C-A-D-E-D-A-C-B = 1 kali getaran 6 BC = CA = AD = DE = simpangan 7 AB = AE = amplitudo 8 Periode getaran adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai satu kali getaran. 9 Frekuensi getaran adalah banyaknya getaran tiap satuan waktu. Rumus : Dengan T = periode s f = frekuensi Hz t = waktu yang diperlukan untuk melakukan sejumlah getaran s n = jumlah getaran dalam waktu t sekon