63
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uji kesamaan dua rata-rata posttest diketahui bahwa hasil belajar fisika siswa kedua kelompok menunjukkan terdapat perbedaan. Hal ini dibuktikan
dari hasil nilai rata-rata kelas Problem Based Learning lebih besar dibandingkan rata- rata kelas Cooperative Learning. Nilai rata-rata kelas Problem Based Learning
sebesar 64 dan kelas Cooperative Learning sebesar 57,14. Hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t diperoleh t
hitung
t
tabel
, yaitu nilai t
hitung
adalah 2,3176. Nilai t
tabel
pada taraf signifikansi 5 α =0,05 adalah 1,9973. Jadi dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan antara hasil belajar fisika siswa yang menggunakan Problem Based Learning dengan yang menggunakan Cooperative Learning.
Keadaan ini menggambarkan bahwa hasil belajar siswa pada konsep getaran dan gelombang lebih baik dengan pembelajaran Problem Based learning, karena
menunjukkan peningkatan
dibandingkan dengan
yang tidak menerapkan
pembelajaran Cooperative Learning. kelas Problem Based Learning lebih baik dalam
hal perolehan rata-rata nilai posttest dan rata-rata nilai N-Gain.
Problem Based Learning dan Cooperative Learning dianggap sebagai model pembelajaran yang masing-masing memiliki keunggulan tertentu. Hal ini yang diduga
menjadi salah satu penyebab bahwa hasil uji hipotesis menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kedua kelas yang tidak terlalu signifikan. Problem Based
Learning unggul dalam hal pengajaran keterampilan pemecahan masalah sedangkan Cooperative Learning unggul dalam hal sistematika selama proses pembelajaran.
Menurut Dasna dan Sutrisno,
1
Problem Based Learning merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui
tahap-tahap model ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk
memecahkan masalah. Berhubungan dengan Cooperative Learning, Muijs dan Reynolds secara eksplisit menyatakan bahwa Cooperative Learning merupakan
1
I Wayan Dasna dan Sutrisno, “Pembelajaran Berbasis Masalah”, artikel diakses pada tanggal 23 Januari 2009 dari
http:lubisgrafura.wordpress.com20070919pembelajaran-berbasis-masalah
64
pembelajaran yang sistematis. Pada Cooperative Learning, materi pelajaran terstruktur dengan jelas, penyampaian presentasi yang jelas dan teratur, serta langkah-
langkah pembelajaran dilaksanakan secara sistematis.
2
Temuan yang diperoleh selama penelitian, bahwa hasil belajar siswa pada kelas Problem Based Learning dinyatakan kurang berhasil, walaupun hasil uji
hipotesis menunjukan bahwa terdapat perbedaan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan Cooprative Learning. Indikasi ini ditunjukkan oleh
rata-rata nilai posttest yang tidak terlalu tinggi yaitu sekitar 64. Hal ini memberikan informasi bahwa Problem Based Learning sebagai model pembelajaran memiliki
keunggulan dan juga kelemahan. Diduga hal ini menjadi salah satu penyebab hasil belajar siswa kurang berhasil. Faktor tersebut disebabkan oleh keterbatasan waktu
sehingga pembelajaran kurang maksimal, karakter siswa yang cenderung terbiasa dengan penggunaan model pembelajaran sederhana dan sebagainya.
Perlunya pembiasaan ini dapat dianalogikan dengan hukum latihan The Law of Exercise yang dikemukkaan oleh Edward Lee Thorndike, salah satu konsep yang
mendasari teori belajar behaviorisme. Menurutnya, semakin sering sebuah tingkah laku diulang, dilatih, atau digunakan, maka asosiasi-asosiasi yang mendasari tingkah
laku tersebut semakin kuat. Sebaliknya, jika semakin jarang digunakan, maka asosiasi tersebut semakin lemah. Berdasarkan analogi ini, maka dapat dikatakan jika sebuah
model pembelajaran baru terus dibiasakan maka siswa juga pada akhirnya terbiasa dan merasa nyaman dengan model tersebut.
3
Karena pembiasaan ini akan memperkuat asosiasi-asosiasi yang mendasari perilaku siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran dari model yang baru tersebut dengan cara memberikan respons yang sesuai dengan yang diharapkan.
Disamping itu, hal lain yang diduga menjadi penyebab temuan-temuan tersebut adalah penempatan jadwal pelajaran fisika di kelas Cooperative Learning
2
Daniel Muijs dan David Reynolds, Effective Teaching: Evidence and Practice, 2
nd
Edition London: SAGE Publications, 2006,. h. 30 – 32.
3
Artikel diakses pada tanggal 2 Desember dari http:wangmuba.com20090221teori-psikologi-
belajar-dan-aplikasinya-dalam-pendidikan