Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda

setelah pembelajaran dilakukan. Uji normal gain dilakukan dengan menggunakan rumus normal-gain yang dinyatakan sebagai berikut. 11 posttest nilai - maksimum nilai pretest nilai - posttest nilai G Gain Normal  dengan kategorisasi perolehan berikut ini. a. g-tinggi : nilai G ≥ 0,70 b. g-sedang : nilai 0,70 G ≥ 0,30 c. g-rendah : nilai G 0,30

b. Pengujian Hipoteis

Teknik analisis data untuk pengujian hipotesis dilakukan dalam beberapa tahap. Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis tersebut. 1 Uji Normalitas Uji normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus chi square uji kai kuadrat, yaitu: 12 Simbol f pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi sedankan simbol f t menunjukkan frekuensi ekspektasi harapan. Kriteria pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut. a. jika X 2 hitung X 2 tabel , maka H a diterima dan H o ditolak data terdistribusi normal. b. jika X 2 hitung X 2 tabel, , maka H o diterima dan H a ditolak data tidak terdistribusi normal. 11 David E Meltzer, “The Relationship between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible ‘‘Hidden Variable’’ in Diagnostic Pretest Scores,”artikel diakses pada tanggal 9 Agustus 2009 dari http:ojps.aip.orgajp 12 Anas Sudjiono, Op cit , h. 379 2 Uji Homogenitas Sedangkan uji homogenitas varians yang digunakan adalah uji F, yaitu: 13     2 2 2 1 K E SD SD V V F   Maksud dari setiap simbol pada persamaan uji F tersebut dijelaskan sebagai berikut ini. V 1 = varians besar atau nilai kuadrat standar deviasi data kelompok A V 2 = varians kecil atau nilai kuadrat standar deviasi data kelompok B SD E = standar deviasi data kelompok A SD K = standar deviasi data kelompok B Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut. a. jika F hitung F tabel , maka H a diterima dan H o ditolak data dinyatakan homogen. b. jika F hitung F tabel, , maka H o diterima dan H a ditolak data dinyatakan tidak homogen 3 Uji Hipotesis Karena penelitian ini bersifat komparasional, yaitu membandingkan antara hasil belajar fisika antara yang menggunakan model PBL dan model pembelajaran problem solving strategi heuristik. Uji t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kondisi atau perlakuan pada dua kelompok yang berbeda dengan prinsip membandingkan rata-rata mean kedua kelompok atau perlakukan itu. Uji t harus diawali dengan serangkaian pengujian yang lain seperti: 14 a. Merumuskan hipotesis nol terarah atau tidak terarah b. Menentukan sampel representatif termasuk ukuran sampelnya c. Menguji normalitas sebaran data setiap kelompok penelitian 13 Ibid, h. 171. 14 Subana, dkk. Statistik Pendidikan Cet. II Bandung: Pustaka Setia, 2005, h.167 – 174. d. Jika kedua kelompok sebaran datanya normal, dilanjutkan dengan pengetesan homogenitas varians. e. Jika kedua varians kelompok data itu homogen, baru dilanjutkan dengan uji t. f. Jika salah satu atau kedua kelompok penelitian mempunyai sebaran data yang tidak norma, maka pengujian perbedaan dua rata-rata mean ditempuh dengan analisis tes statistik nonparametrik. g. Jika ternyata sebaran datanya normal, tetapi varians datanya tidak homogen, maka pengujian perbedaan dua rata-rata mean ditempuh dengan analisis uji t. Secara matematis, uji t dirumuskan dalam persamaan berikut ini. 2 1 2 1 1 1 n n dsg X X t    Keterangan simbol-simbol persamaan tersebut adalah sebagai berikut. 1 X = rata-rata data kelompok A 2 X = rata-rata data kelompok B dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok A dan kelompok B n 1 = jumlah data kelompok A n 2 = jumlah data kelompok B Jika data salah satu kelompok atau dua-duanya tidak homogen, seperti yang dinyatakan pada langkah pengujian ke-g, maka rumus uji t yang dipakai adalah: 2 2 1 1 2 1 n n X X t V V    dimana V 1 dan V 2 adalah varians data kelompok A dan kelompok B. Sedangkan yang dimaksud dengan varians adalah nilai kuadrat dari standar