Pengujian Hipoteis Teknik Analisis Data Hasil Belajar

deviasi. Jadi dapat dituliskan V 1 = SD A 2 dan V 2 = SD B 2 . Dimana SD A adalah standar deviasi data kelompok A dan SD B adalah standar deviasi data kelompok B. Kriteria pengujian uji t adalah sebagai berikut. a. jika t hitung t tabel , maka H a diterima dan H o ditolak b. jika t hitung t tabel , maka H o diterima dan H a ditolak. Jika data salah satu kelompok atau keduanya tidak berdistribusi normal seperti yang dinyatakan pada langkah langkah keenam uji t, maka uji hipotesis yang digunakan adalah uji Mann-Whitney. 15 Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari dua himpunan data yang berasal dari dua independen. Kelebihan uji Mann-Whitney ini dibandingkan dengan uji t adalah uji Mann-Whitney ini dapat digunakan pada data ordinal atau data peringkat. Uji ini sering disebut sebagai uji U, karena statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis nolnya disebut U. Uji U menggunakan persamaan- persamaan berikut ini. a.   1 1 1 2 1 1 2 1 R n n n n U     b.   2 2 2 2 1 2 2 1 R n n n n U     Keterangan simbol-simbol persamaan tersebut adalah sebagai berikut. U 1 , U 2 = nilai U hitung n 1 = jumlah data pada kelompok kesatu n 2 = jumlah data pada kelompok kedua R 1 = jumlah peringkat kelompok kesatu R 2 = jumlah peringkat kelompok kedua Karena hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah hipotesis dua arah, maka nilai U hitung yang diambil adalah nilai U yang terkecil diantara U 1 15 Harinaldi, Prinsip-prinsip Statistik untuk Teknik dan Sains Jakarta: Erlangga, 2005, h. 233 – 238. dan U 2 . Sedangkan pengambilan keputusan tentang pengujian hipotesisnya didasarkan pada aturan berikut ini.

a. Jika nilai U

hitung ≤ nilai U cr , maka H ditolak dan H a diterima.

b. Jika nilai U

hitung nilai U cr , maka H diterima dan H a ditolak. 56

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pretest Kelas Problem Based Learning dan Kelas Cooperative Learning Berdasarkan hasil analisis data pretest diperoleh histogram seperti gambar 4.1. Gambar 4.1 Histogram Tes Hasil Belajar Pretest Kelas Problem Based Learning dan Kelas Cooperative Learning Dari histogram di atas terlihat bahwa pada kelas Problem Based Learning terdapat 7 orang siswa yang mendapatkan nilai pada interval 15-21, begitujuga pada kelas Cooperative Learning sebanyak 7 siswa yang mendapatkan nilai pada interval tersebut. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 10 orang mendapatkan nilai pada interval 22-28, pada kelas Cooperative Learning sebanyak 9 orang. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 4 orang mendapat nilai pada interval 29-35 pada kelas Cooperative Learning sebanyak 5 orang. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 7 orang mendapatkan nilai pada interval 36-42, pada kelas Cooperative Learning sebanyak 3 orang. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 3 orang 2 4 6 8 10 12 15 - 21 22 - 28 29 - 35 36 - 42 43 - 49 50 - 56 Ju m la h S is w a Int erval Nilai Siswa Problem Based Learning cooperat ive Learning 56 57 mendapatkan nilai pada interval 43-49, pada kelas Cooperative Learning sebanyak 5 orang. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 4 orang mendapatkan nilai pada interval 50-56, pada kelas Cooperative Learning sebanyak 6 orang. Dari uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa nilai terendah pada kelas Problem Based Learning maupun Cooperative Learning adalah 15. Nilai tertinggi pada kelas Problem Based Learning dan kelas Cooperative Learning sama yaitu pada intertval 55. Nilai rata- rata yang diperoleh oleh kelas Problem Based Learning sebesar 35,87, siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 40, siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 60. Pada kelas Cooperative Learning nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 34,67, siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 40, siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 60.

B. Hasil Posttest Kelas Problem Based Learning dan Kelas Cooperative Learning

Berdasarkan hasil analisis data posttest diperoleh histogram seperti gambar 4.2. Gambar 4.2 Histogram Tes Hasil Belajar Posttest Kelas Problem Based Learning dan Kelas Cooperative Learning 2 4 6 8 10 12 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 Ju m la h S is w a Interval Nilai Siswa Problem Based Learning Cooperat ive Learning 58 Dari histogram di atas terlihat bahwa pada kelas Problem Based Learning sebanyak 2 orang yang mendapatkan nilai pada interval 30-39, sedangkan pada kelas Cooperative Learning sebanyak 5 orang yang mendapatkan nilai pada interval tersebut. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 8 orang mendapatkan nilai pada interval 40-49, pada kelas Cooperative Learning sebanyak 3 orang. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 7 orang mendapat nilai pada interval 50-59, pada kelas Cooperative Learning sebanyak 6 orang. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 9 orang mendapatkan nilai pada interval 60-69, pada kelas Cooperative Learning sebanyak 10 orang. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 4 orang mendapatkan nilai pada interval 70-79, pada kelas Cooperative Learning sebanyak 4 orang. Pada kelas Problem Based Learning sebanyak 5 orang mendapatkan nilai pada interval 80-89, pada kelas Cooperative Learning sebanyak 2 orang. Dari uraian diatas, dapat kita ketahui bahwa nilai terendah pada kelas Problem Based Learning adalah 40, sedangkan pada kelas eksperimen B 30. Nilai tertinggi pada kelas Problem Based Learning 80 dan pada kelas Cooperative Learning 80. Nilai rata-rata yang diperoleh oleh kelas Problem Based Learning sebesar 64, siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 31,43, siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 68,57. Pada kelas Cooperative Learning nilai rata-rata yang diperoleh sebesar 57,14, siswa yang mendapat nilai diatas rata-rata sebanyak 25,72, siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata sebanyak 74,28. Gambar 4.1 dan 4.2 diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kedua kelas mengalami peningkatan. Tetapi kelas Problem Based Learning mengalami peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas Cooperative Learning.