Uji Normalitas Hasil Uji Prasyarat Analisis

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil pretest pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan kelas eksperimen. Meskipun demikian, hasil uji homogenitas yang dilakukan dari rata-rata hasil pretest menunjukkan kedua kelas homogen. Artinya, tidak terdapat perbedaan hasil pretest yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada konsep gerak lurus sebelum diberikan perlakuan. Namun setelah kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda, hasil analisis data menunjukkan � ℎ�� �� � �� �� . Dari analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh media video terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak lurus. Hasil posttest yang didapatkan untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan dari hasil pretest. Namun hasil posttest untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrian Eko Priandono, Sri Astutik dan Sri Wahyuni yang menyatakan bahwa respon siswa terhadap pengembangan media audio-visual ialah siswa merespon senang, mudah dipahami, serta menarik. Hal itu terbukti dari hasil belajar kognitif siswa setelah belajar menggunakan media audio-visual ialah sebanyak 4 siswa memperoleh nilai dibawah 75 dan sebanyak 19 siswa memperoleh nilai diatas 75. 1 Hasil pengamatan dalam pembelajaran menggunakan media video dalam penelitian ini juga menunjukkan keadaan selama proses penayangan video, yaitu semua siswa sangat antusias dalam menyimak apa yang disampaikan video. Hal tersebut sejalan dengan hasil angket pada indikator aspek pembelajaran yang memperoleh persentase sebesar 82 atau berada pada kategori baik sekali. Hasil angket ini menunjukkan bahwa para siswa menyukai pembelajaran menggunakan media video. Pembelajaran dengan menggunakan video memiliki keunggulan, yaitu dapat meningkatkan kemampuan untuk semua jenjang kognitif. Dalam hal ini dapat meningkatkan kemampuan mengingat C 1 sebesar 0,53, memahami C 2 sebesar 0,90, menerapkan C 3 sebesar 0,55, dan menganalisis C 4 sebesar 0,33. 1 Febrian Eko Priandono, dkk., Pengembangan Media Audio-Visual Berbasis Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol. 1, 2012, h. 248. Hal ini disebabkan media video merupakan suatu jenis media pembelajaran yang melibatkan beberapa indera. Semakin banyak indera yang terlibat atau digunakan dalam menerima maupun mengolah informasi, maka semakin besar kemungkinan informasi tersebut dapat dipahami dan disimpan dalam ingatan. 2 Indera yang terlibat dalam pembelajaran yang menggunakan media video adalah indera penglihatan dan pendengaran. Dr. Venom A. Magnesen menyatakan bahwa kita belajar, 10 dari apa yang dibaca, 20 dari apa yang didengar, 30 dari apa yang dilihat, 50 dari apa yang dilihat dan didengar, 70 dari apa yang dinyatakan dan 90 dari apa yang dilakukan. Berdasarkan pernyataan tersebut, Vernom menegaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio- visual dapat meningkatkan kemampuan sebesar 50 dari pada tanpa menggunakan media. 3 Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Dalam hal ini terdapat tiga tipe gaya belajar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditif dan gaya belajar kinestetik. 4 Pembelajaran menggunakan media video dapat menyentuh gaya belajar visual dan auditif. Siswa dengan tipe belajar auditif dapat terbantu dengan adanya narasi dan backsound dalam video. Sementara, siswa dengan tipe belajar visual dapat terbantu dengan gambar yang ditampilkan dalam video. Hal tersebut menyebabkan kelas eksperimen yang menggunakan media video memiliki peningkatan kemampuan dalam mengingat C1 yang lebih tinggi. Terbukti respon siswa terkait perpaduan suara dan narasi dalam video dalam kategori baik 77, begitupun tampilan gambar maupun adegan dalam video dalam kategori baik 79. Media video dalam penelitian ini juga memiliki karakteristik dalam bentuk film. Dengan bentuknya yang seperti film, siswa dapat memahami isi cuplikan adegan melalui alur cerita yang terdapat di dalamnya. Dengan demikian, siswa akan mudah mengingat materi yang ditampilkan dalam video karena terbantu dengan alur ceritanya. 2 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 165. 3 Sifa Aulia, “Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran Bunyi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2013, h. 59. 4 Rusman, op. cit., h. 110.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

2 28 299

Pengaruh media komik terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak manusia: kuasi eksperimen di MTS Negeri 3 Jakarta

0 8 320

Pengaruh Pendekatan Deep Dialogue Critical Thinking Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 31 205

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa sma pada konsep momentum dan impuls (kuasi eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan)

1 11 207

Pengaruh model guided discovery learning terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak melingkar beraturan

1 18 0

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar fisika siswa kelas xi pada konsep hukum gravitasi newton (kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan)

1 25 0

Penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan: Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

3 25 156

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: eksperimen semu di SMA Negeri 1 Karawang

0 4 273

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246