Hasil Analisis Data Angket

Pembelajaran menggunakan media video memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, diantaranya dengan melihat video secara bersama, kelompok siswa yang berbeda-beda baik siswa yang cerdas maupun siswa yang lamban akan memperoleh sesuatu yang sama. 5 Dengan kata lain setiap siswa memiliki pemahaman yang seragam terhadap suatu materi, dalam hal ini konsep gerak lurus. Selain itu, dengan melihat video secara bersama, kelompok siswa yang berbeda dapat membangun kesamaan pengalaman. 6 Disamping itu, media video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat prosedural. 7 Bisa juga dikatakan bahwa media video dapat menyajikan materi secara berurutan bertahap. Dalam hal ini, materi yang disajikan dalam video gerak lurus mengikuti langkah pembelajaran kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 terdapat 5 langkah pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi dan menyimpulkan. Setiap cuplikan adegan dalam video, terdapat pertanyaan untuk membantu siswa memahami cuplikan adegan tersebut. Dengan pertanyaan ini siswa dapat menjelaskan makna cuplikan adegan yang ditampilkan dengan bahasanya sendiri. Proses pembelajaran seperti ini menjadikan siswa dapat memahami konsep gerak lurus secara bermakna karena dideskripsikan dengan bertahap melalui alur cerita dalam film. Dengan pembelajaran yang dilakukan secara bertahap, berarti siswa melakukan pengkonstruksian pengetahuannya. Jika siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan yang disampaikan, artinya siswa tersebut dikatakan sudah memahami materi yang dipelajari. 8 Hal tersebut menyebabkan kelas eksperimen yang menggunakan media video memiliki peningkatan kemampuan dalam memahami C2 yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil tersebut didukung oleh hasil angket siswa yang menolak pernyataan “Uraian materi gerak lurus dalam video disajikan secara tidak 5 Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 68. 6 Sharon E Smaldino, et al., Instructional Technology dan Media for Learning, Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2011, cet. 1, h. 412. 7 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital, Edisi Kedua, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013, cet. 1, h. 64. 8 Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl eds, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung Prihantoro, Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 105. teratur ” sebesar 83. Artinya, sebagian besar siswa beranggapan bahwa uraian materi dalam video disajikan secara teratur bertahap. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sapto Haryoko, ia menyatakan bahwa media video dapat memperlancar pemahaman, sehingga para siswa dapat mengoptimalkan kemampuan dan potensinya. 9 Media video juga dapat memperjelas dan memberikan gambaran yang lebih realistik nyata. 10 Dalam hal ini siswa mendapatkan gambaran yang nyata terhadap konsep gerak lurus. Hal itu disebabkan oleh materi gerak lurus yang terdapat dalam video dijelaskan melalui contoh peristiwa kehidupan sehari-hari. Misalnya ketika terdapat cuplikan adegan mengenai gerak lurus berubah beraturan diperlambat, dalam video dicontohkan kecepatan kendaraan yang melintas pada saat lampu merah. Dengan contoh tersebut, diharapkan siswa dapat mengaitkan materi yang sedang dipelajari pada situasi yang ia temui dalam kehidupan sehari- hari. Hal tersebut menyebabkan pembelajaran dengan menggunakan media video meningkatkan kemampuan menerapkan C3 siswa menjadi lebih baik. Hal ini didukung oleh hasil angket siswa yang menolak pernyataan “Belajar dengan menggunakan video tidak membuat materi gerak lurus menjadi lebih nyata real dan mudah diingat ” sebesar 76. Dengan kata lain, sebagian besar siswa beranggapan bahwa adegan dalam video dapat menggambarkan materi gerak lurus secara nyata. Penggunaan media video yang sesuai dengan pemanfaatannya dalam proses pembelajaran, dapat memberikan dampak yang baik bagi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Setelah penayangan video, diadakan diskusi untuk melatih siswa memecahkan masalah terkait cuplikan dalam video. 11 Ketika siswa diminta untuk memecahkan masalah, maka siswa akan melakukan sebuah proses yang disebut proses berpikir asosiasi. Proses berpikir asosiasi ini bertujuan untuk mengasah kemampuan menganalisis siswa. Selain itu, proses 9 Sapto Haryoko, Efektifitas pemanfaatan Media Audio-Visual sebagai Alternatif Optimalisasi Model Pembelajaran, Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 5, 2009, h. 4. 10 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada, 2012, h. 127. 11 Ibid., h. 128.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pendekatan contextual teaching and learning (CTL) melalui metode eksperimen terhadap hasil belajar siswa : quasi eksperimen di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan

0 4 182

Pengaruh Penggunaan Media Video Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Penelitian Quasi Eksperimen Pada Kelas X di SMAN 8 Kota Tangerang Selatan)

2 28 299

Pengaruh media komik terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem gerak manusia: kuasi eksperimen di MTS Negeri 3 Jakarta

0 8 320

Pengaruh Pendekatan Deep Dialogue Critical Thinking Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

1 31 205

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa sma pada konsep momentum dan impuls (kuasi eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan)

1 11 207

Pengaruh model guided discovery learning terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak melingkar beraturan

1 18 0

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar fisika siswa kelas xi pada konsep hukum gravitasi newton (kuasi eksperimen di SMA Negeri 3 Tangerang Selatan)

1 25 0

Penerapan metode permainan tradisional bebentengan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi akuntansi perusahaan jasa di kelas XI IPS 3 SMA N 6 Tangerang Selatan: Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 6 Tangerang Selatan

3 25 156

Pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep gerak lurus: eksperimen semu di SMA Negeri 1 Karawang

0 4 273

Pengaruh model pembelajaran advance organizer dengan peta konsep terhadap hasil belajar siswa: kuasi eksperimen pada kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

4 28 246