b Gerak Lurus Berubah Beraturan
Gerak lurus berubah beraturan GLBB adalah gerak benda dalam lintasan garis lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa
dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat. Dengan kata lain gerak benda dipercepat. Namun demikian, GLBB juga dapat
berarti, bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah, semakin lambat hingga akhirnya berhenti. Dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap.
Sehingga ada dua kemungkinan GLBB, yaitu GLBB dipercepat dan GLBB diperlambat. Berdasarkan rumus percepatan:
61
a =
�
�
− �
�
dalam hal ini
�
= t, sehingga: a =
�
�
− � �
maka didapatkan persamaan pertama untuk GLBB, yaitu: v
t
= v + at
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, selama selang waktu t, benda mengalami perubahan kecepatan dari V
menjadi V
t
. Sehingga kecepatan rata- ratanya yaitu:
v =
�
�
+ �
2
di mana pada persamaan GLBB yang pertama, V
t
= V + at
maka, v =
� + V0 + at
2
v =
2 �
+ at 2
� �
=
2 �
+ at 2
Sehingga didapatkan persamaan kedua untuk GLBB: S = v
t + 12 at
2
61
Marthen Kanginan, Fisika: untuk SMA MA Kelas X Berdasarkan Kurikulum 2013, Jakarta: Erlangga, 2013, h. 93-94.
Jika kedua persamaan GLBB tersebut digabungkan, maka didapatkan persamaan GLBB yang ketiga, yaitu:
v
t 2
= v
2
+ 2aS Banyak sekali contoh-contoh gerak yang termasuk ke dalam GLBB,
diantaranya gerak jatuh bebas, gerak vertikal ke atas dan gerak vertikal ke bawah.
62
i. Gerak Jatuh Bebas
Gerak jatuh bebas adalah gerak vertikal di mana benda terlepas dari ketinggian tertentu hingga jatuh ke bawah. Pada jatuh bebas ketiga persamaan
GLBB dipercepat yang kita bicarakan pada kegiatan sebelumnya tetap berlaku, hanya saja V
kita hilangkan dari persamaan karena harganya nol dan lambang s pada persamaan-persamaan tersebut kita ganti dengan h yang menyatakan
ketinggian dan a kita ganti dengan g. ii.
Gerak Vertikal ke Bawah Lemparkan bola vertikal ke atas, amati gerakannya. Bagaimana
kecepatan bola dari waktu ke waktu Selama bola bergerak ke atas, gerakan bola melawan gaya gravitasi yang menariknya ke bumi. Akhirnya bola bergerak
diperlambat. Akhirnya setelah mencapai ketinggian tertentu yang disebut tinggi maksimum, bola tak dapat naik lagi. Pada saat ini kecepatan bola nol. Oleh karena
tarikan gaya gravitasi bumi tak pernah berhenti bekerja pada bola, menyebabkan bola bergerak turun. Pada saat ini bola mengalami jatuh bebas, bergerak turun.
Jadi bola mengalami dua fase gerakan. Saat bergerak ke atas bola bergerak GLBB diperlambat a = g dengan kecepatan awal tertentu lalu setelah mencapai tinggi
maksimum bola jatuh bebas yangmerupakan GLBB dipercepat dengan kecepatan awal nol. Dalam hal ini berlaku persamaan-persamaan GLBB. Sehingga ada dua
nilai yang berlaku pada gerak jatuh bebas, yaitu: V
0 dan a = g
62
I Made Astra dan Hilman Setiawan, Fisika: untuk SMA dan MA Kelas X, Jilid I, Jakarta: Piranti, 2008, h. 52-54.
iii. Gerak Vertikal ke Atas
Berbeda dengan jatuh bebas, gerak vertikal ke bawah yang dimaksudkan adalah gerak benda-benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan
awal tertentu. Jadi seperti gerak vertikal ke atas hanya saja arahnya ke bawah. Sehingga persamaan-persamaannya sama dengan persamaan-persamaan pada
gerak vertikal ke atas, kecuali tanda negatif pada persamaan-persamaan gerak vertikal ke atas diganti dengan tanda positif. Sebab gerak vertikal ke bawah adalah
GLBB yang dipercepat dengan percepatan yang sama untuk setiap benda yakni g. Sehingga ada dua nilai yang berlaku pada gerak jatuh bebas, yaitu:
V
0 dan a = -g
B. Kerangka Berpikir
Pendidikan jika ditinjau dari prosesnya merupakan proses komunikasi. Komunikasi dalam pendidikan terjadi pada saat proses pembelajaran. Komunikasi
yang dimaksud dalam pendidikan adalah komunikasi dua arah. Dalam proses komunikasi dua arah tentunya ada pesan yang disampaikan, agar pesan itu
tersampaikan dengan baik maka dibutuhkan alat bantu. Alat bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah media. Penggunaan media sangat
cocok terutama untuk mata pelajaran fisika yang didalamya terdapat konsep materi yang bersifat abstrak.
Salah satu media yang dianggap tepat untuk memvisualisasikan konsep fisika adalah media video. Media video mempunyai kemampuan yang lebih baik
dibandingkan media pembelajaran yang lain karena meliputi media auditif dan visual. Media video dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mengulang kembali
materi yang sudah diberikan. Media video yang berkembang saat ini adalah media video yang menampilkan suatu fenomena dalam fisika secara singkat berupa
eksperimen. Padahal saat ini banyak siswa yang memiliki kebiasaan menonton film. Artinya media video yang terkait dengan pembelajaran fisika perlu
dikembangkan. Pengembangan media video yang dimaksud oleh peneliti adalah video dalam bentuk film. Dengan bentuk media video seperti film, diharapkan
siswa merasa termotivasi untuk belajar fisika.
Salah satu konsep fisika yang cocok untuk dijelaskan menggunakan media video adalah konsep gerak lurus. Selama ini pembelajaran gerak lurus tidak
banyak melibatkan penggunaan media. Biasanya pembelajaran dilakukan dengan kegiatan eksperimen atau menampilkan video eksperimen akibat keterbatasan alat.
Dengan pembelajaran seperti itu, siswa tidak banyak mendapatkan pemahaman konsep secara nyata. Oleh karena itu, penggunaan media video tepat digunakan
pada konsep ini. Dengan demikian, siswa akan mudah memahami konsep tersebut karena mereka dapat melihat contoh peristiwa kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan konsep secara nyata. Selain itu, media video dalam bentuk film ini dimaksudkan untuk mencari suasana baru dengan tujuan agar siswa tidak
merasa terbebani saat belajar fisika. Dengan adanya penggunaan media video dalam bentuk film pada pembelajaran konsep gerak lurus, diharapkan hasil belajar
fisika siswa lebih baik lagi.
C. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan judul penelitan penulis yang berjudul “Pengaruh Media Video terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa pada
Konsep Gerak Lurus” adalah sebagai berikut:
1. Dr. M. A. Omiola, Mr. M. R. Enuwa, Mr. S. O Awoyemi, dan Mr. A. A.
Bada dalam jurnal yang berjudul “Effect of Developed Video Instructional
Package on the Performance of Senior Secondary School Physics Students in Ilorin Metropolis
.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan video instruksional dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep
fisika dan membuktikan kemampuan mereka dalam pembelajaran. Gender bukanlah faktor yang mempengaruhi pembelajaran dengan menggunakan
video instruksional, karena baik siswa laki-laki maupun siswa perempuan, dapat menunjukan penampilan mereka yang baik dengan menggunakan video
instruksional.
63
63
M. A. Omiola dkk., Effect of Developed Video Instructional Package on The Performance of Senior Secondary School Physics Students in Ilorin Metropolis, British Journal of
Science, 6, 2012, pp. 45-54.
2. Benson Adesina Adegoke dalam jurnal yang berjudul “Effect Of Multimedia
Instructio n On Senior Secondary School Students’ Achievement In Physics.”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, siswa-siswa yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan instruksi multimedia
menunjukkan kemajuan yang baik. Instruksi multimedia lebih efektif dari pada intruksi konvensional. Instruksi multimedia menstimulasi atau
merangsang kemampuan visual dan kemampuan mendengar siswa dan dapat membantu guru dalam kegitan pembelajaran di dalam kelas. Selain itu,
multimedia juga memiliki perangkat-perangkat yang dapat menyajikan materi-materi yang bersifat abstrak sehingga siswa lebih bisa memahami
dengan penyajiannya menggunakan multimedia.
64
3. Sujit Pal, Sibananda Sana, dan Asis Kumar Ghosh dalam jurnal yang berjudul
“Influence Of Interactive Multimedia Courseware: A Case Study Among The Students Of Physical Science Of Class VIII
.” Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang difasilitasi multimedia dalam pembelajaran fisika,
menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode tradisional atau ceramah. Penggunaan multimedia dan
animasi untuk membuat atau menciptakan pembelajaran yang atraktif, stimulatif dan interaktif.
65
4. Benson Adesina Adegoke dalam jurnal yang berjudul “Integrating
Animations, Narratives And Textual Information For Improving Physics Learning.
” Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya, siswa-siswa yang melakukan pembelajaran dengan menggunakan media yang terdiri dati
perpaduan animasi, penjelasan dan teks memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang melakukan pembelajaran hanya
64
Benson Adesina Adegoke, Effect of Multimedia Instruction on Senior Secondary School Students’ Achievement in Physics, European Journal of Educational Studies, 3, 2011, pp.
537-550.
65
Sujit Pal. et al., Influence of Interactive Multimedia Courseware: A Case Study Among The Students of Physical Science of Class VIII, Bhatter College Journal of Multidisciplinary
Studies, 2, 2012, pp. 76-88.
berdasarkan penjelasan gurunya. Penggunaan media integrasi ini juga menyebabkan ketertarikan siswa dalam pembelajaran fisika.
66
5. Panagiota dan Christos Nacopoulos dalam jurnal yang berjudul “Evaluating
the Impact of Video Based and Traditional Lectures on Students Learning. ”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media berbasis video dalam pembelajaran lebih efektif dibandingan dengan metode konvensional.
Pembelajaran yang menggunakan media video ini juga memberikan pengaruh yang baik untuk kinestetik dan psikologis siswa dalam waktu hanya beberapa
menit jika dibandingkan dengan pembelajaran yang berbasis penjelasan guru semata.
67
6. Oguz Serin dalam jurnal yang berjudul “The Effects of The Computer-Based
Instruction on The Achievement and Problem Solving Skills of The Science and Technology Students.
” Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang melakukan pembelajaran menggunakan intruksi berbasis
komputer memiliki peningkatan hasil belajar yang signifikan jika dibandingkan dengan kelas kontrolnya. Penggunaan pembelajaran berbasis
intruksi komputer tersebut menyebabkan peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan sains dan teknologi
68
7. Febrian Eko Priandono, Sri Astutik, Sri Wahyuni dalam jurnal yang berjudul
“Pengembangan Media Audio-Visual Berbasis Kontekstual Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA.” Dari hasil penelitian diperoleh bahwa respon
siswa terhadap produk pengembangan ialah siswa merespon senang, mudah dipahami, serta menarik. Hasil belajar kognitif produk siswa ialah sebanyak 4
siswa memperoleh nilai di bawah 75 dan sebanyak 19 siswa memperoleh nilai diatas 75. Hal ini diperoleh karena siswa sangat antusias dan rajin dalam
66
Benson Adesina Adegoke, Integrating Animations, Narratives And Textual Information For Improving Physics Learning, Electronic Journal in Educational Pshycology, 8, 2010, pp. 725-
748.
67
Pinagiota Nakopoulo-Symrni and Christos Nakopoulo, Evaluating the Impact of Video Based and Traditional Lectures on Students Learning, International Research Journal, 1, 2010,
pp. 304-311.
68
Oguz Serin, The Effects of The Computer-Based Instruction on The Achievement and Problem Solving Skills of The Science and Technology Students, The Turkish Online Journal of
Eduvational Technology, 10, 2011, pp. 183-201.