Hasil Uji Hipotesis Hasil Penelitian
Hal ini disebabkan media video merupakan suatu jenis media pembelajaran yang melibatkan beberapa indera. Semakin banyak indera yang terlibat atau digunakan
dalam menerima maupun mengolah informasi, maka semakin besar kemungkinan informasi tersebut dapat dipahami dan disimpan dalam ingatan.
2
Indera yang terlibat dalam pembelajaran yang menggunakan media video adalah indera
penglihatan dan pendengaran. Dr. Venom A. Magnesen menyatakan bahwa kita belajar, 10 dari apa yang dibaca, 20 dari apa yang didengar, 30 dari apa
yang dilihat, 50 dari apa yang dilihat dan didengar, 70 dari apa yang dinyatakan dan 90 dari apa yang dilakukan. Berdasarkan pernyataan tersebut,
Vernom menegaskan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media audio- visual dapat meningkatkan kemampuan sebesar 50 dari pada tanpa
menggunakan media.
3
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda. Dalam hal ini terdapat tiga tipe gaya belajar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditif dan
gaya belajar kinestetik.
4
Pembelajaran menggunakan media video dapat menyentuh gaya belajar visual dan auditif. Siswa dengan tipe belajar auditif dapat
terbantu dengan adanya narasi dan backsound dalam video. Sementara, siswa dengan tipe belajar visual dapat terbantu dengan gambar yang ditampilkan dalam
video. Hal tersebut menyebabkan kelas eksperimen yang menggunakan media video memiliki peningkatan kemampuan dalam mengingat C1 yang lebih tinggi.
Terbukti respon siswa terkait perpaduan suara dan narasi dalam video dalam kategori baik 77, begitupun tampilan gambar maupun adegan dalam video
dalam kategori baik 79. Media video dalam penelitian ini juga memiliki karakteristik dalam bentuk film. Dengan bentuknya yang seperti film, siswa dapat
memahami isi cuplikan adegan melalui alur cerita yang terdapat di dalamnya. Dengan demikian, siswa akan mudah mengingat materi yang ditampilkan dalam
video karena terbantu dengan alur ceritanya.
2
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Bandung: Alfabeta, 2012, h. 165.
3
Sifa Aulia, “Pengaruh Penggunaan Video Pembelajaran Bunyi Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri, Jakarta, 2013, h. 59.
4
Rusman, op. cit., h. 110.
Pembelajaran menggunakan media video memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, diantaranya dengan melihat
video secara bersama, kelompok siswa yang berbeda-beda baik siswa yang cerdas maupun siswa yang lamban akan memperoleh sesuatu yang sama.
5
Dengan kata lain setiap siswa memiliki pemahaman yang seragam terhadap suatu materi,
dalam hal ini konsep gerak lurus. Selain itu, dengan melihat video secara bersama, kelompok siswa yang berbeda dapat membangun kesamaan pengalaman.
6
Disamping itu, media video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat prosedural.
7
Bisa juga dikatakan bahwa media video dapat menyajikan materi secara berurutan bertahap. Dalam hal ini, materi yang disajikan dalam video
gerak lurus mengikuti langkah pembelajaran kurikulum 2013. Pada kurikulum 2013 terdapat 5 langkah pembelajaran yaitu mengamati, menanya, mencoba,
mengasosiasi dan menyimpulkan. Setiap cuplikan adegan dalam video, terdapat pertanyaan untuk membantu siswa memahami cuplikan adegan tersebut. Dengan
pertanyaan ini siswa dapat menjelaskan makna cuplikan adegan yang ditampilkan dengan bahasanya sendiri. Proses pembelajaran seperti ini menjadikan siswa dapat
memahami konsep gerak lurus secara bermakna karena dideskripsikan dengan bertahap melalui alur cerita dalam film. Dengan pembelajaran yang dilakukan
secara bertahap, berarti siswa melakukan pengkonstruksian pengetahuannya. Jika siswa dapat mengkonstruksi makna dari pesan yang disampaikan, artinya siswa
tersebut dikatakan sudah memahami materi yang dipelajari.
8
Hal tersebut menyebabkan kelas eksperimen yang menggunakan media video memiliki
peningkatan kemampuan dalam memahami C2 yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hasil tersebut didukung oleh hasil angket siswa yang
menolak pernyataan “Uraian materi gerak lurus dalam video disajikan secara tidak
5
Arief S. Sadiman, dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, h. 68.
6
Sharon E Smaldino, et al., Instructional Technology dan Media for Learning, Jakarta: Kencana Prenada Grup, 2011, cet. 1, h. 412.
7
Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran: Manual dan Digital, Edisi Kedua, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013, cet. 1, h. 64.
8
Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl eds, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. Agung
Prihantoro, Yokyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, h. 105.