Gambar 37 Ketersediaan dan Kesesuaian Lahan Jabon per Kabupaten di Jawa Timur
Pada gambar 36 terlihat bahwa lahan terluas untuk pengembangan jabon adalah di Kabupaten Pacitan, Malang dan Pamekasan.
5.10 Arahan Berdasarkan Lokasi
Berdasarkan analisis ketersediaan lahan yang telah dilakukan dengan asumsi seluruh lahan tersedia digunakan untuk pengembangan hutan rakyat,
maka dengan menggunakan analisis transportasi dapat diketahui produksi hutan rakyat yang dapat melayani permintaan IPHHK akan kayu rakyat sesuai lokasi :
Tabel 20 Lokasi hutan rakyat sebagai sumber bahan baku IPHHK
Lokasi Hutan Rakyat Lokasi IPHHK Yang dapat dilayani
Bangkalan Gresik , Sidoarjo, Surabaya
Banyuwangi Banyuwangi
Blitar Jombang
Bojonegoro Bojonegoro, Lumajang
Bondowoso Jember, Lumajang
Gresik Gresik
Jember Jember
30.180 2.417
27.060 6.768
1.421 5.169
11.079 6.036
3.042 2.500
3.314 20.376
10.554 5.074
41.113 7.172
5.850 8.486
49.912 39.272
25.001 7.560
19.952 16.721
32.557 9.712
6.146 7.678
10.000 20.000
30.000 40.000
50.000 60.000
BANGKALAN BANYUWANGI
BLITAR BOJONEGORO
BONDOWOSO GRESIK
JEMBER JOMBANG
KEDIRI KOTA BATU
LAMONGAN LUMAJANG
MADIUN MAGETAN
MALANG MOJOKERTO
NGANJUK NGAWI
PACITAN PAMEKASAN
PASURUAN PONOROGO
PROBOLINGGO SAMPANG
SUMENEP TRENGGALEK
TUBAN TULUNGAGUNG
105
Lokasi Hutan Rakyat Lokasi IPHHK Yang dapat dilayani
Jombang Jombang
Kediri Kediri, Kota Kediri
Lamongan Gresik, Lamongan
Lumajang Lumajang
Madiun Madiun
Magetan Madiun, Magetan
Malang Malang, Pasuruan, Kediri, Kota Malang
Mojokerto Mojokerto
Nganjuk Jombang, Nganjuk
Ngawi Ngawi
Pacitan Pacitan
Pamekasan Pamekasan
Pasuruan Pasuruan
Ponorogo Ponorogo
Probolinggo Probolinggo
Sampang Sampang
Sumenep Sumenep
Trenggalek Trenggalek
Tuban Kediri, Tuban
Tulungagung Tulungagung
Dari tabel 21 terlihat bahwa kayu yang berasal dari hutan rakyat selain memenuhi kebutuhan industri di wilayah sendiri dapat juga melayani industri di
wilayah lain dengan ongkos transportasi minimum sehingga dapat memberikan keuntungan maksimal.
Contohnya adalah kayu rakyat yang berasal dari Kabupaten Malang selain melayani permintaan IPHHK di Kabupaten Malang
juga bisa memenuhi kebutuhan IPHHK di Kota Malang, Pasuruan dan Kediri karena dengan dikeluarkannya ongkos transportasi untuk mengangkut kayu ke
wilayah-wilayah tersebut secara finansial masih menguntungkan dibanding ke wilayah lain.
Demikian juga untuk Kabupaten Bangkalan yang tidak memiliki IPHHK di wilayahnya, maka petani dapat menjual kayu hasil panen ke
Kabupaten Gresik, Sidoarjo dan Surabaya. Jati merupakan kayu dengan kelas kuat dan kelas awet yang tinggi.
Meskipun umur panen cukup lama, namun investasi dalam penanaman jati tetap menarik karena permintaannya yang semakin meningkat harganya semakin naik.
Karena jati termasuk kayu mewah fancy wood yang tahan gangguan rayap dan jamur maka jati banyak digunakan sebagai rangka, kusen, pintu serta garis
lingkar tumbuh yang unik menjadikan jati sangat diminati oleh industri furniture dan meubel.
Berdasarkan analisis kesesuaian dan ketersediaan lahan yang telah dilakukan, maka semua Kabupaten di Jawa Timur memiliki kesesuaian lahan
untuk Jati. Namun agar perkembangan jati dapat memberikan hasil yang optimal maka arahan pengembangannya perlu mempertimbangkan beberapa aspek.
Tanaman jati idealnya ditanam diareal topografi yang relatif datar atau memiliki kemiringan lereng 20 Sumarna, 2011 Di daerah dengan musim
kemarau panjang, jati akan menggugurkan daunnya. Ini menyebabkan tanaman ini kurang cocok untuk lahan-lahan yang rentan erosi sehingga lebih sesuai
dikembangkan di daerah rendah untuk mendapatkan tegakan jati yang menghasilkan kayu berkualitas tinggi, lahan yang digunakan harus memiliki
kandungan kapur dan lempung-liat cukup tinggi dan memiliki perbedaan musim kemarau dan musim penghujan yang nyata.
Daerah dengan curah hujan tinggi juga kurang sesuai karena pada curah hujan tinggi maka jati tidak akan menggugurkan daunnya dan lingkaran tahun
yang terbentuk akan terlihat kurang menarik, kayu yang dihasilkan kurang kuat serta menurunnya kualitas kayu.
Industri pengolahan kayu Jati umumnya terdapat di Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Jombang, Sumenep dan Pamekasan.
Untuk pemenuhan bahan baku industri pengolahan Jati serta dengan pertimbangan ketersediaan dan
kesesuaian lahan maka arahan pengembangan hutan rakyat Jati meliputi Kabupaten Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Bangkalan, Sampang, Sumenep dan
Pamekasan dan Situbondo. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan bahan baku pada industri pengolahan kayu jati yang terletak disekitar Kabupaten tersebut
atau industri besar yang terletak di Surabaya, Gresik dan Pasuruan. Untuk tanaman sengon sangat cocok tumbuh didaerah beriklim basah
dengan curah hujan tinggi dan tempat tumbuh terbaik untuk sengon adalah 10- 800 m diatas permukaan laut, tetapi dapat tumbuh sampai dengan 1.600 m
diatas permukaan laut. Untuk itu pengembangan sengon diarahkan kepada
daerah-daerah dataran tinggi. Ditinjau dari lokasi industri sengon yang banyak tersebar di Lumajang, Gresik dan Probolinggo dan Jombang maka arahan
pengembangan hutan rakyat sengon adalah yang jaraknya dekat dengan lokasi industri untuk meminimalkan biaya transpor mengingat harga kayu sengon lebih
rendah dari jati. Arahan pengembangan sengon adalah Lumajang, Jember,
Bondowoso, Banyuwangi, Malang, Madiun, Kediri, Trenggalek dan Blitar.
107
Gambar. 38 Peta Arahan Lokasi Hutan Rakyat Berdasakan Lokasi dan Kebutuhan Industri