Kondisi Hutan Jawa T

5.2 Identifikasi Jenis Tanaman Prioritas untuk Pengembangan Hutan

Rakyat di Jawa Timur Penetapan jenis tanaman yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di Jawa Timur adalah berdasarkan kebutuhan industri kayu yang terdapat di Jawa Timur, berdasarkan prefensi masyarakat mengenai tanaman apa yang lebih disukai untuk ditanam serta berdasarkan potensi hutan rakyat eksisting di Jawa Timur.

5.2.1 Kebutuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu

Dari seluruh IPHHK yang terdaftar di Provinsi Jawa Timur, Kebutuhan bahan baku industri primer hasil hutan di Provinsi Jawa Timur sesuai dengan kapasitas produksi dapat dilihat pada tabel 8 berikut. Tabel 8 Kebutuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Dan Kapasitas Produksi Di Provinsi Jawa Timur 2.000 m3th 2.000-6.000 m3th 6.000 m3th 1 2 3 4 5 6 7 1 Kab. Banyuwangi 19.850 2500 40000 62.350 124.700 2 Kab. Bojonegoro 7.455 6500 10000 23.955 47.910 3 Kab. Gresik 19.230 160380 566500 746.110 1.492.220 4 Kab. Jember 2.484 100000 102.484 204.968 5 Kab. Jombang 42154 326000 368.154 736.308 6 Kab. Kediri 18550 8300 89100 115.950 231.900 7 Kab. Lamongan 2975 2.975 5.950 8 Kab. Lumajang 29970 73656 667300 770.926 1.541.852 9 Kab. Madiun 39825 40000 79.825 159.650 10 Kab. Magetan 24000 24.000 48.000 11 Kab. Malang 31600 27606 59.206 118.412 12 Kab. Mojokerto 130 22000 22.130 44.260 13 Kab. Nganjuk 6000 6.000 12.000 Kab. Ngawi 18000 18.000 36.000 14 Kab. Pacitan 8200 44000 52.200 104.400 15 Kab. Pasuruan 22750 35050 353500 411.300 822.600 16 Kab. Ponorogo 14525 14.525 29.050 17 Kab. Probolinggo 15000 52000 184500 251.500 503.000 18 Kab. Sidoarjo 7298 6060 101500 114.858 229.716 19 Kab. Sumenep 28940 28.940 57.880 20 Kab. Trenggalek 23544 33846 57.390 114.780 21 Kab. Tuban 2605 9700 12.305 24.610 22 Kab. Tulungagung 6876 6.876 13.752 23 Kota Kediri 6000 6.000 12.000 24 Kota Malang 1500 4920 6.420 12.840 25 Kota Surabaya 6000 97000 238900 341.900 683.800 Jumlah 375.461 523.518 2.807.300 3.706.279 7.412.558 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dan Data Olahan No Kabupaten Kapasitas Produksi Jumlah Kebutuhan Bahan Baku rendemen 50 55 Apabila setiap tahun seluruh industri sebagaimana pada tabel 8, diasumsikan berproduksi sesuai dengan kapasitas produksinya maka akan membutuhkan bahan baku sekitar 7,4 juta M 3 dengan kebutuhan terbesar adalah pada industri dengan kapasitas diatas 6.000 m 3 tahun. Jenis produksi IPHHK di Jawa Timur umumnya berupa veneer, plywood dan kayu gergajian. Berdasarkan jenis produksi ini maka kebutuhan bahan baku kayu bulat sebagaimana pada tabel 9. Tabel 9. Kebutuhan Bahan Baku IPHHK perjenis Produksi Lokasi IPHHK Kebutuhan Bahan Baku Per Jenis Produksi Plywoodveneer m3 Kayu Gergajian m3 Banyuwangi 80.000 44.700 Bojonegoro 1.000 46.910 Gresik 609.000 907.220 Jember 188.000 18.968 Jombang 600.000 136.308 Kediri 165.000 70.800 Lamongan 5.950 Lumajang 557.300 133.300 Madiun 80.000 79.650 Magetan 48.000 Malang 18.212 100.200 Mojokerto 30.000 14.260 Nganjuk 12.000 Ngawi 36.000 Pacitan 76.000 28.400 Pasuruan 574.000 247.600 Ponorogo 29.050 Probolinggo 297.000 202.000 Sidoarjo 46.000 183.716 Sumenep 114.880 Trenggalek 114.780 Tuban 24.610 Tulungagung 13.752 KotaKediri 12.840 KotaMalang 12.000 Surabaya 572.600 Jumlah 3.369.512 3.162.494 Pada tabel 9 terlihat bahwa umumnya jenis produksi IPHHK di Jawa Timur adalah untuk plywoodveneer dan kayu gergajian. Kebutuhan bahan baku untuk plywood sedikit lebih banyak dibandingkan untuk kayu gergajian. IPHHK yang memproduksi plywood dan veneer terbesar berada pada Kabupaten Gresik, Jombang, Lumajang dan Pasuruan. Sedangkan IPHHK dengan kebutuhan bahan baku terbesar untuk kayu gergajian berada di Kabupaten Gresik dan Kota Surabaya.

5.2.2 Suplai Bahan Baku IPHHK

Bahan baku IPHHK di Jawa Timur antara lain berasal dari hutan alam, hutan tanaman industri HTI, land clearing HTI, Industri Pengolahan Kayu lain, hutan rakyat, kayu perkebunan dan impor kayu bulan sebagaimana pada Gambar 16. 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 900.000 1.000.000 1.100.000 1.200.000 2008 2009 2010 2011 Gambar 16. Sumber Bahan Baku Bagi Industri Kapasitas 6.000 M 3 Tahun Dari grafik pada gambar 16 diatas terlihat bahwa sampai dengan tahun 2008, kayu yang berasal dari hutan alam masih mendominasi pasokan bahan baku terhadap industri di Jawa Timur. Akan tetapi mulai tahun 2009, pasokan dari hutan alam ini semakin turun sementara pasokan dari hutan rakyat semakin meningkat. Berdasarkan data-data pasokan bahan baku yang ada di Jawa Timur diatas baik yang berasal dari luar Jawa, dari hutan produksi Perum Perhutani 57 Unit II Jawa Timur maupun kayu yang berasal dari hutan rakyat di Jawa Timur maka suplai bahan baku dapat dianalisis secara tabular sebagai berikut : Tabel 10 Suplai Bahan Baku di Jawa Timur 2006 2007 2008 2009 2010 1 Kayu Asal Luar Jawa 615.191,69 1.104.302,60 1.053.540,78 1.415.517,72 1.453.248,49 2 Perhutani 336.314,00 537.151,00 491.187,00 416.223,01 348.367,00 3 Hutan Rakyat 569.488,00 839.442,67 977.106,87 1.317.370,87 1.739.896,97 Jumlah 1.520.993,69 2.480.896,27 2.521.834,65 3.149.111,60 3.541.512,45 Tahun No Sumber Bahan Baku Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, 2011 Pada tabel 10 terlihat jumlah total bahan baku yang masuk dan beredar di Jawa Timur setiap tahun cenderung meningkat. Untuk tahun 2010 suplai bahan baku adalah sekitar 3,5 juta m 3. Dari analisa kebutuhan bahan baku dengan asumsi industri berproduksi maksimal sesuai dengan kapasitas produksinya dan dengan meniadakan adanya aliran kayu bulat dari satu IPHHK ke IPHHK lain, maka kebutuhan bahan baku adalah sekitar 7,4 juta m 3 . Ini berarti suplai bahan baku defisit sekitar 3,9 juta m 3 . Adanya kekurangan pasokan bahan baku diharapkan dapat terpenuhi dari pengembangan hutan rakyat. Kekurangan pasokan bahan baku apabila dipenuhi dari hutan rakyat dengan asumsi produksi perhektar 100 m 3 ha berarti ekuivalen dengan 30.000 Ha. Dengan menggunakan daur rata-rata hutan rakyat adalah 10 tahun, maka diperkirakan kebutuhan pengembangan hutan rakyat di Jawa Timur adalah seluas 300.000 Ha.

5.2.3 Potensi Hutan Rakyat Jawa Timur

Semakin langkanya kayu yang berasal dari hutan alam dan negara, membuat industri akhirnya mencari alternatif kayu lain. Jika selama ini umumnya industri menggunakan kayu jenis rimba seperti meranti, nyantoh, pulai, atau rimba campuran lainnya pada tahun-tahun terakhir industri telah memanfaatkan kayu yang berasal dari hutan rakyat seperti jati, sengon, jabon, mahoni dan sebagainya.