Letak Geografis dan Administrasi Pemerintahan

38

4.6 Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto PDRB Jawa Timur atas dasar harga berlaku ADHB pada periode 2003-2008 menunjukkan kecenderungan terus meningkat sejalan kian membaiknya kondisi perekonomian. Pada 2004 sebesar Rp 341.065 miliar; 2005 Rp 403.392 miliar; 2006 Rp 470.627 miliar; 2007 Rp 534.919 miliar; dan pada 2008 Rp 621.582 miliar. Sedangkan berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan ADHK 2000, menunjukkan kecenderungan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur terus membaik, meski pada 2006 terjadi sedikit perlambatan dibanding 2005, namun pada 2007 pertumbuhan ekonomi Jawa Timur meningkat kembali. Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada 2006, antara lain, disebabkan dampak negatif kenaikan harga BBM dua kali, dan cukai rokok pada 2005, serta ditambah dampak luapan lumpur panas Lapindo. Pada 2003, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur hanya sebesar 4,78, kemudian meningkat menjadi 5,83 pada 2004, dan meningkat tipis menjadi 5,84 pada 2005. Pertumbuhan ekonomi melambat menjadi 5,80 pada 2006, namun pada tahun berikutnya 2007 meningkat menjadi 6,11. Tapi pada 2008, pertumbuhan ekonomi kembali melambat menjadi 5,90, meski masih di atas angka pertumbuhan 2005. Melemahnya pertumbuhan ekonomi 2008 antara lain disebabkan dampak krisis ekonomi global. Jawa Timur berada pada posisi kedua dalam memberikan kontribusi ekspor nasional. Pesatnya pertumbuhan ekspor ini didukung oleh 10 komoditas utama Jawa Timur, yaitu pengolahan tembaga, timah; kimia dasar; pengolahan kayu; besi baja; pulp dan kertas; makanan dan minuman; tekstil; pengolahan karet; udang dan alat-alat listrik. Kesepuluh komoditas tersebut memberikan kontribusi terbesar terhadap ekspor Jawa Timur, yaitu sebesar 78,10. Di sisi lain, Jatim masih memiliki kebutuhan terhadap komoditas-komoditas yang belum dapat memenuhi kebutuhan domestik atau kualitas berada di bawah kebutuhan domestik, sehingga diperlukan impor terhadap komoditas tersebut. Adapun sepuluh komoditas utama impor non-migas Jawa Timur adalah besi baja, kimia dasar, makanan dan minuman, makanan ternak, pulp dan kertas, hasil pertanian, pengolahan aluminium, barang-barang kimia, tekstil dan biji lainnya. Potensi ekonomi wilayah tersebar secara merata di Jawa Timur. Namun demikian, ada yang potensi itu bernilai besar secara ekonomi, atau sebaliknya.

4.7 Penggunaan La

Secara garis dalam kelompok Ka pelestarian alam dan dari kawasan perta perairan darat. Penggunaan yang tersebar di se adalah kawasan hu penggunaan yang lai suaka alam, perikana Ga Selama 5 tah pertanian ke non pert 33,68, industri se lahan kering seluas 1 tambak seluas 618,5 6,48. Beralihnya f pembangunan irigasi kemudian menjadi ke Meningkatnya jumlah akibat pergeseran pe nampaknya yang h 12 8 8 7 5 Gu ahan is besar penggunaan lahan di Provinsi Jaw Kawasan lindung yang terdiri dari kawasa an perlindungan bawaan serta kawasan budid tanian, perkebunan, perikanan, permukima n lahan yang dominan adalah lahan pertania seluruh Provinsi Jawa Timur. Penggunaan hutan produksi dan pemukiman, selanjutny lain seperti hutan rakyat, perkebunan, hutan lin nan dan rawadanauwaduk, dan industri . ambar 12 Penggunaan Lahan Tahun 2011 ahun terakhir 2003-2007 rerata per tahun a ertanian yaitu perumahanbangunan rata-rata se seluas 403, 3 Ha15,44, prasarana seluas 1 s 168,6 Ha 6,45, perkebunan seluas 249, ,5 Ha 23,68 dan pemanfaatan lain-lain se fungsi lahan pertanian ke non pertanian yang si akan mempengaruhi perkembangan areal kendala bagi peningkatan ketahanan pangan lah penduduk akan mempengaruhi luas kep penguasaan lahan pertanian dari petani ke no harus menjadi perhatian karena semakin 42 17 12 8 5 1 0 Guna Lahan Eksisting Kawasan Pertan Kawasan Hutan Kawasan Pemuk Kawasan Hutan Kawasan Perkeb Hutan Lindung Kawasan Suaka Alam, Pelestarian 39 wa Timur dibagi san suaka alam, idaya yang terdiri an, industri dan nian tanah kering n kedua terbesar nya penggunaan- lindung, kawasan alih fungsi lahan a seluas 879,9 Ha 123 Ha 4,71, 9, 8 Ha 9, 56, seluas 169,2 Ha ng tidak diimbangi al pertanian yang n di Jawa Timur. epemilikan lahan non petani. Hal ini in menyempitnya rtanian tan Produksi mukiman tan Rakyat rkebunan ung aka arian Alam