Suplai Bahan Baku IPHHK

61 Berdasarkan data Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah XI Jawa-Madura tahun 2009 berdasarkan penafsiran citra satelit, bahwa dari luas hutan rakyat 664.560 Ha estimasi potensi kayu tegakan adalah total adalah sekitar 3.755.950 m 3 atau rata-rata volume kayu per- Ha adalah sebesar 30 m 3 Ha. Dengan mengasumsikan bahwa rata-rata umur tebang atau daur dari keseluruhan jenis pohon penyusun tegakan hutan rakyat adalah 10 tahun dapat diestimasi jumlah produksi atau tebangan kayu tahunan yang tetap menjamin kelesatarian hutan rakyat. Taksiran tebangan tahunan etat hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur dapat dihitung dengan menggunakan rumus Von Monthel yaitu : R V V s t 2  Di mana: Vt : Volume tebangan tahunan m 3 tahun Vs : Volume sediaan tegakan standing stock m 3 R : Daur tanaman tahun. Berdasarkan rumus Von Monthel tersebut maka tebangan tahunan maksimum yang menjamin kelestarian hutan rakyat di Provinsi Jawa Timur adalah sebesar 3.115.000 M 3 tahun. Apabila dibandingkan dengan rata-rata produksi atau tebangan tahunan yang dilaporkan dari data Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur selama 5 tahun terakhir dari tahun 2005-2009 yaitu sebesar 2,5 juta m³tahun maka dapat dikatakan antara taksiran produksi dan realisasinya masih dalam batas kelestarian Untuk menjaga pasokan kayu yang berkelanjutan, Pemerintah Provinsi dalam rancangan RTRW mentargetkan luas penanaman hutan rakyat sampai dengan tahun 2029 adalah minimal 400.000 Ha pada 29 Kabupaten dan Kota Batu. Kebijakan ini diharapkan mampu merehabilitasi lahan kritis, memenuhi target 30 dari wilayah merupakan kawasan hutan dan mempertahankan pasokan bahan baku kayu secara berkesinambungan dan lestari karena kontinuitas ketersediaan bahan baku dan tataniaga kayu rakyat merupakan masalah yang perlu mendapat prioritas penyelesaian bagi kelangsungan industri di masa mendatang.

5.2.4 Preferensi Masyarakat

Untuk mendukung pengembangan hutan rakyat di daerah, pemerintah pada tahun terakhir mendorong pembentukan Kebun Bibit Rakyat KBR di tiap kabupaten untuk membantu memudahkan masyarakat memperoleh bibit tanaman kayu yang berkualitas dan untuk meminimalkan jarak dan biaya transportasi sehingga biaya bibit dapat ditekan. Untuk pembentukan KBR ini Dinas Kehutanan Provinsi menerima usulan dari Kabupaten untuk jenis-jenis bibit yang akan dikembangkan. Berdasarkan usulan tersebut, diketahui preferensi masyarakat terhadap jenis tanaman kayu apa yang berpotensi dan paling diminati oleh masyarakat untuk ditanam pada masing-masing wilayah Kabupaten di Jawa Timur sebagaimana Tabel 13. Tabel 13 Preferensi Masyarakat terhadap Tanaman Kayu di Jawa Timur No DAS Kabupaten Akasia Gmelina Jabon Jati Mahoni Sengon Suren Trembesi 1 Brantas Bangkalan 1 1 1 1 1 2 Brantas Blitar 1 1 1 3 Brantas Jombang 1 1 1 1 1 4 Brantas Kediri 1 1 1 1 1 5 Brantas Malang 1 1 1 1 6 Brantas Mojokerto 1 1 1 1 1 1 7 Brantas Nganjuk 1 1 1 1 1 8 Brantas Pamekasan 1 1 1 9 Brantas Sampang 1 1 1 1 1 1 10 Brantas Sidoarjo 1 1 11 Brantas Sumenep 1 1 1 1 12 Brantas Trenggalek 1 1 1 13 Brantas Tulungagung 1 1 1 1 14 Sampean Banyuwangi 1 1 1 1 1 15 Sampean Bondowoso 1 16 Sampean Jember 1 1 1 17 Sampean Lumajang 1 1 1 1 1 18 Sampean Pasuruan 1 1 1 1 19 Sampean Probolinggo 1 1 1 20 Sampean Situbondo 1 1 21 Solo Bojonegoro 1 1 1 1 22 Solo Gresik 1 1 1 23 Solo Lamongan 1 1 24 Solo Madiun 1 1 25 Solo Magetan 1 26 Solo Ngawi 1 1 27 Solo Pacitan 1 1 1 1 28 Solo Ponorogo 1 1 1 1 1 1 29 Solo Tuban 1 1 1 6 13 17 22 16 23 5 3 JUMLAH Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur dan Data Olahan Keterangan : 1 = ya , 0 = tidak