Kondisi Prasarana Wilayah KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
42
Kerusakan hutan Perum Perhutani berupa tanah kritis kosong gundul tidak berhutan sesuai data statistik tahun 2010 seluas + 160.000 Ha belum
termasuk penjarahan yang mengakibatkan utama terjadinya bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Kota pada wilayah 3 tiga Daerah Aliran Sungai
DAS, DAS Brantas, DAS Sampean Madura, dan DAS Bengawan Solo yang setiap tahunnya meningkat.
Tabel 6 Data Luas Kawasan Hutan Provinsi Jawa Timur
JUMLAH Cagar
Alam Suaka
Margasatw a
Taman Wisata
Alam Taman
Nasional TAHURA
LUAS 1
2 4
5 6
7 8
9 10
11 12
1 Bojonegoro 90.579,30
1.516,30 -
- -
- -
- 92.095,60
2 Tuban 50.783,40
730,80 3,00
- -
- -
3,00 51.517,20
3 Lamongan 33.034,70
252,90 -
- -
- -
- 4 Gresik
1.017,00 -
740,00 3.831,60
- -
- 4.571,60
5.588,60 5 Ngawi
42.093,60 3.085,90
- -
- -
- -
45.179,50 6 Madiun
40.631,92 5.314,40
- -
- -
- -
45.946,32 7 Magetan
3.498,00 3.982,00
- -
- -
- -
7.480,00 8 Ponorogo
31.519,20 16.987,00
218,40 -
- -
- 218,40
48.724,60 9 Pacitan
1.769,40 241,80
- -
- -
- -
2.011,20 10 Nganjuk
43.341,10 7.708,60
- -
- -
- -
51.049,70 11 Jombang
18.840,00 874,40
- -
- -
2.864,70 2.864,70
22.579,10 12 Mojokerto
11.595,70 4.402,70
- -
- - 11.411,80
11.411,80 27.410,20
13 Kediri 13.844,60
8.217,00 19,00
- -
- -
19,00 22.080,60
14 Kediri Kota 556,20
107,40 -
- -
- -
- 663,60
15 Trenggalek 44.169,70
17.988,40 -
- -
- -
- 62.158,10
16 Tulungagung 31.545,72
8.642,40 -
- -
- -
- 40.188,12
17 Blitar 23.387,55
11.863,10 -
- -
- -
- 35.250,65
18 Malang 45.239,90
39.889,70 877,00
- -
18.692,96 3.585,70
23.155,66 108.285,26
19 Kota Batu 3.464,30
2.965,60 -
- -
- 5.342,50
5.342,50 11.772,40
20 Pasuruan 14.663,40
7.225,30 50,40
- 205,50
4.642,52 4.663,60
9.562,02 31.450,72
21 Probolinggo 23.971,50
22.650,80 -
7.452,00 -
3.600,37 -
11.052,37 57.674,67
22 Bangkalan 2.592,80
673,90 -
- -
- -
- 3.266,70
23 Sampang 674,30
58,40 -
- -
- -
- 732,70
24 Pamekasan 592,70
274,40 -
- -
- -
- 867,10
25 Sumenep 21.280,40
20.974,30 430,00
- -
- -
430,00 42.684,70
26 Lumajang 23.341,20
11.493,00 -
- -
23.340,35 -
23.340,35 58.174,55
27 Jember 32.038,48
39.821,80 6.118,80
4.375,00 -
28.370,00 -
38.863,80 110.724,08
28 Bondowoso 29.160,95
30.674,60 2.497,80
1.275,00 -
- -
3.772,80 63.608,35
29 Situbondo 48.370,00
9.527,90 -
1.075,00 -
25.000,00 -
26.075,00 83.972,90
30 Banyuwangi 78.876,60
37.355,20 3,50
- 92,00
73.050,00 -
73.145,50 189.377,30
31 Kota Surabaya -
- -
- 32 Sidoarjo
` -
- -
TOTAL 815.062,02 315.505,30 10.957,90 18.008,60
297,50 176.696,20 27.868,30 233.828,50 1.364.395,82 NO.
KABKOTA KAWASAN HUTAN Ha
KAWASAN KONSERVASI Ha PRODUKSI
Ha LINDUNG
Ha TOTAL Ha
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
Terjadinya bencana alam berupa banjir, tanah longsor di beberapa daerah dalam tahun-tahun terakhir ini merupakan indikasi bahwa fisik kawasan
hutan diperlukan kebijakan penebangan hutan produksi pada kawasan yang tidak termasuk dalam kriteria kawasan lindung, dengan ketentuan kelerengan
43
40 atau lebih, sempadan sungai anak sungai wadukdanau rawapantai sumber mata air, rawan bencana alam, dan daerah resapan serta sudah
mencapai umur masak tebang, percepatan rehabilitasi, dan penataan kembali fungsi hutan utamanya hutan produksi yang disesuaikan dengan topografi, jenis
tanah, iklim. Hutan produksi dimaksudkan untuk menyediakan komoditas hasil hutan
untuk memenuhi kebutuhan untuk keperluan industri, sekaligus untuk melindungi kawasan hutan yang ditetapkan sebagai hutan lindung dan hutan konservasi dari
kerusakan akibat pengambilan hasil hutan yang tidak terkendali. Perum
Perhutani sebagai pengelola hutan produksi hanya mampu melaksanakan rehabilitasi kawasan hutan maksimal 37.000 Ha setiap tahunnya sedangkan
kawasan hutan yang kritiskosonggundul tidak berhutan setiap tahunnya terus meningkat. Sebagai upaya penertiban, pengendalian dan percepatan rehabilitasi
hutan produksi agar dapat dicapai keseimbangan hutan sebagai fungsi ekologi, ekonomi dan sosial Pemerintah Provinsi Jawa Timur menerapkan penertiban dan
pengendalian hutan produksi dengan mengatur Jatah Produksi Tebang Perum Perhutani Unit II setiap tahunnya. Dengan diberlakukannya JPT Jatah Produksi
Tebang disatu sisi diharapkan akan meningkatkan fungsi ekologi akan tetapi disisi lain terjadi penurunan pasokan bahan baku kayu untuk industri.
Perum Perhutani unit II sebelum diberlakukan JPT merupakan penghasil bahan baku kayu terutama jati terbesar di Jawa Timur. Dengan adanya JPT
yang semakin menurun setiap tahun pasokan kayu dari Perhutani hanya sekitar 0,5 dari kebutuhan bahan baku kayu IPHHK. Saat ini kekurangan pasokan ini
mulai dipenuhi dari kayu rakyat yang berasal dari hutan rakyat.