Arahan untuk Jati Arahan Pengembangan Hutan Rakyat Berdasarkan Jenis

101 Gambar 35 Ketersediaan dan Kesesuaian Lahan Sengon per Kabupaten di Jawa Timur Ha Pada salah satu lokasi wawancara yaitu di desa tanjungan Mojokerto, tanaman sengon yang ditanam masyarakat pada awal pertumbuhannya cukup baik akan tetapi setelah umur 1 tahun pertambahan tinggi dan diameter kayu sangat lambat sehingga walau telah berumur 12 tahun, sengon belum bisa dipanen sehingga masyarakat lebih menyukai menanam jati. Pertumbuhan sengon yang kurang baik dibandingkan Jati umumnya terjadi pada daerah disebelah utara sungai Brantas, termasuk di Bojonegoro dan Tuban karena tanahnya yang cenderung berkapur serta curah hujannya yang relatif rendah membuat produksi Jati lebih menguntungkan daripada sengon. Tingkat kesesuaian lahan ini juga akan ditunjukkan oleh produktivitas kayu riap volume dalam kurun waktu tertentu. 41.621 6.157 33.998 7.671 22.248 10.265 22.902 8.350 11.132 3.004 11.809 32.651 11.055 13.104 51.017 8.542 6.814 8.463 70.779 26.222 42.446 17.848 45.402 71.638 37.996 78.500 14.723 47.311 10.224 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 BANGKALAN BANYUWANGI BLITAR BOJONEGORO BONDOWOSO GRESIK JEMBER JOMBANG KEDIRI KOTA BATU LAMONGAN LUMAJANG MADIUN MAGETAN MALANG MOJOKERTO NGANJUK NGAWI PACITAN PAMEKASAN PASURUAN PONOROGO PROBOLINGGO SAMPANG SITUBONDO SUMENEP TRENGGALEK TUBAN TULUNGAGU… Meskipun sengon memiliki sebaran alami yang sangat luas dan termasuk species pionir, keberhasilan penanaman sengon sangat dipengaruhi oleh kondisi biofisik lokasi yang akan ditanami. Seberapa jauh tingkat kesesuaiannya tergantung dari kecocokan antara persyaratan tumbuh tanaman dengan kondisi biofisik lokasi penanaman. Kondisi biofisik yang tidak sesuai dengan persyaratan yang dibutuhkan mengakibatkan pertumbuhan tanaman akan terganggu, sehingga secara ekonomis tanaman tersebut tidak menguntungkan. Penanaman sengon bisa dilakukan secara monokultur ataupun polykultur. Jenis tanaman yang bisa ditumpang sari dengan sengon lebih banyak dari Jati karena tajuk sengon yang tidak terlalu rapat sehingga cahaya matahari masih bisa menembus sampai ke tanah. Tanaman semusim yang bisa ditumpang sari antara lain adalah padi ladang, jagung, empon-empon, nenas dan sebagainya. Sengon ditanam pada jarak tanam 3x3m untuk pengusahaan monokultur, 4x4m atau 5x5 m untuk tumpangsari. Pemupukan menggunakan pupuk organik setiap tahunnya. Berdasarkan hasil tinjauan analisis finansial, pengusahaan sengon telah memberikan keuntungan pada daur panen 6 tahun dengan penjarangan dilakukan sekali saat tanaman berumur 3 tahun.

5.9.4 Arahan untuk Jabon

Meskipun Jabon termasuk tanaman yang gampang tumbuh, namun agar dapat memberikan hasil produksi optimal jabon memerlukan persyaratan tumbuh tertentu. Jabon tumbuh baik pada ketinggian 0 – 1 000 m dpl, pada jenis tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik. Karakteristik Jabon yang cepat tumbuh dan apabila dilakukan penanaman dengan teknik silvikultur yang tepat maka akan dapat dipanen pada umur 5 tahun. Berdasarkan tinjauan analisis finansial maka akan mampu memberikan nilai NPV dan IRR tertinggi pada pengusahaan selama 20 tahun. Diantara kedua jenis tanaman hutan rakyat yang telah dipilih, Jabon memiliki kesesuaian lahan terkecil di Jawa Timur. Dari lahan yang tersedia, lahan yang sesuai untuk pertumbuhan Jabon adalah 412.119 sebagaimana terlihat pada Gambar 36 yaitu peta kesesuaian dari lahan tersedia untuk tanaman jabon dan Gambar 37 yaitu grafik kesesuaian lahan dari lahan tersedia untuk jabon per Kabupaten 103 Gambar. 36 Peta Kesesuaian Lahan dari Lahan yang Tersedia untuk Hutan Rakyat Jabon di Jawa Timur Gambar 37 Ketersediaan dan Kesesuaian Lahan Jabon per Kabupaten di Jawa Timur Pada gambar 36 terlihat bahwa lahan terluas untuk pengembangan jabon adalah di Kabupaten Pacitan, Malang dan Pamekasan.

5.10 Arahan Berdasarkan Lokasi

Berdasarkan analisis ketersediaan lahan yang telah dilakukan dengan asumsi seluruh lahan tersedia digunakan untuk pengembangan hutan rakyat, maka dengan menggunakan analisis transportasi dapat diketahui produksi hutan rakyat yang dapat melayani permintaan IPHHK akan kayu rakyat sesuai lokasi : Tabel 20 Lokasi hutan rakyat sebagai sumber bahan baku IPHHK Lokasi Hutan Rakyat Lokasi IPHHK Yang dapat dilayani Bangkalan Gresik , Sidoarjo, Surabaya Banyuwangi Banyuwangi Blitar Jombang Bojonegoro Bojonegoro, Lumajang Bondowoso Jember, Lumajang Gresik Gresik Jember Jember 30.180 2.417 27.060 6.768 1.421 5.169 11.079 6.036 3.042 2.500 3.314 20.376 10.554 5.074 41.113 7.172 5.850 8.486 49.912 39.272 25.001 7.560 19.952 16.721 32.557 9.712 6.146 7.678 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 BANGKALAN BANYUWANGI BLITAR BOJONEGORO BONDOWOSO GRESIK JEMBER JOMBANG KEDIRI KOTA BATU LAMONGAN LUMAJANG MADIUN MAGETAN MALANG MOJOKERTO NGANJUK NGAWI PACITAN PAMEKASAN PASURUAN PONOROGO PROBOLINGGO SAMPANG SUMENEP TRENGGALEK TUBAN TULUNGAGUNG