43
5.4.2. Kandang
Kandang merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam peternakan sapi perah. Responden di Kecamatan Tanjungsari memelihara semua sapinya
dalam kandang dan tidak digembalakan pada lahan terbuka. Mereka tidak mengembalakan sapinya karena keterbatasan lahan yang dimiliki. Kandang sapi
perah di daerah tropis seharusnya disesuaikan dengan kondisi iklimnya. Tipe kandang untuk sapi pedet, dara dan laktasi tidak jauh berbeda, hanya ukuranya
saja yang berbeda. Dinding kandang dibuat dari kayu setinggi leher dengan tujuan agar sirkulasi udara kandang dan pencahayaan yang cukup sehingga kandang
tidak lembab. Penggunaan asbes bertujuan untuk menjaga kesetabilan suhu dalam kandang. Perubahan suhu yang tiba-tiba akan menyebabkan sapi stres dan
menurunkan produktivitasnya. Lantai kandang peternakan responden di Kecamatan Tanjungsari dibuat
dari kayu dan ada beberapa responden yang menggunakan lantai dari semen dengan tekstur miring agar mudah dibersihkan dan selalu kering. Selain itu juga
dibuat selokan atau parit agar tidak terjadi genangan air. Tempat makan dan minum merupakan perlengkapan yang sangat penting. Responden membuat
tempat makan dan minum menggunakan ember pelastik dan ada beberapa responden yang membuat tempat pakan dan air minum dari beton semen secara
individual. Lokasi kandang peternakan responden ditempatkan disamping atau
dibelakang rumah. Responden membangun kandang peternakannya secara tradisional dengan bahan baku sebagian dari kayu hutan sehingga tempat makan,
minum, dan pembuangan kotoran belum dibuat secara baik dan ada beberapa yang semi permanen yaitu lantai kandang disemen serta dibuat bak tempat pakan dan
minum. Pada umumnya ukuran kandang yang digunakan responden berkisar 1.0 x 1,5 sampai 1,5 x 2.0 meter untuk satu ekor sapi dewasa, dengan lantai papan dan
semen. Responden membersihkan kandangnya dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari sebelum pemerahan. Hal itu dilakukan untuk menjaga kenyamanan sapi perah
dan kebersihan susu yang dihasilkan.
44
5.4.3. Peralatan