19 1
Daerah I Daerah I menunjukkan Produk Marjinal PM lebih besar dari Produk Rata-
Rata PR. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat rata-rata variabel input X ditransformasikan ke dalam produk Y meningkat hingga PR mencapai
maksimal pada akhir daerah I. Daerah I mempunyai nilai Ep 1, artinya setiap penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan mengakibatkan
penambahan otput yang selalu lebih besar dari satu persen. Pada daerah ini belum mencapai produksi optimal dengan pendapatan yang layak sehingga
daerah ini tidak rasional irrasional. 2.
Daerah II Daerah II terjadi ketika PM menurun dan lebih rendah dari PR. Pada keadaan
ini PM sama atau lebih rendah dari PR. Daerah II berada diantara X
2
dan X
3.
Daerah ini memiliki nilai Ep antara 1 dan 0 0Ep1, artinya setiap penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan menyebabkan
penambahan produksi paling tinggi satu persen dan paling rendah nol persen. Pada tingkat tertentu dari penggunaan faktor produksi di daerah ini akan
memberikan keuntungan maksimum, sehingga daerah ini disebut daerah rasional dalam berproduksi.
3. Daerah III
Daerah ini memiliki nilai elastisitas produksi lebih kecil dari nol Ep 0. Pada daerah ini produksi total mengalami penurunan yang ditunjukan oleh
produk marjinal yang bernilai negatif yang berarti setiap penambahan faktor produksi akan mengakibatkan penurunan jumlah produksi yang dihasilkan
dan mengurangi pendapatan, karena itulah daerah ini dinamakan sebagai daerah tidak rasional irrasional.
3.1.2. Teori Biaya
Biaya adalah semua nilai faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan suatu produk dalam periode produksi tertentu yang dinyatakan
dengan nilai uang tertentu Soekartawi et al.1986. Sedangkan biaya produksi adalah pengeluaran yang terjadi dalam mengorganisasikan dan melaksanakan
proses produksi Doll dan Orazem, 1978.
20 Menurut Lipsey 1995, biaya total dibagi menjadi dua bagian yaitu biaya
tetap total dan biaya variabel total. Untuk lebih jelasnya kurva biaya total dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kurva Biaya Total Dalam Jangka Pendek
Sumber : Lipsey, 1995.
Keterangan Kurva: TC
: Biaya Total Fixed Cost TVC : Biaya Variabel Total Total Variabel Cost
TFC : Biaya Tetap Total Total Fixed Cost
Biaya tetap total TFC adalah biaya yang tidak berubah meskipun produksi berubah sedangkan biaya variabel total TVC adalah biaya yang
berkaitan langsung dengan output, yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi. Biaya total
TC adalah mewakili penjumlahan dari biaya variabel dan biaya tetap.
3.1.3. Pendapatan
Pendapatan kotor usahatani didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual.
Jangka waktu pembukuan umumnya satu tahun dan mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga petani, digunakan dalam usahatani untuk
TC
TFC TVC
Biaya
Keluaran
21 bibit atau makanan ternak, digunakan untuk pembayaran, disimpan atau
digudangkan pada akhir tahun Soekartawi et al. 1986. Pendapatan kotor disebut juga penerimaan. Pada Gambar 3, dapat dilihat hubungan antara pendapatan kotor
TR dan biaya total TC sebagai berikut Nicholson, 1999 :
Gambar 3
. Kurva Pendapatan TR dan Kurva Biaya Total TC Jangka Pendek
Sumber : Nicholson, 1999.
Kurva biaya total TC jangka pendek dalam Gambar 3. menjelaskan bahwa ketika output 0, biaya total sama dengan biaya tetap TFC. Karena input
tetap, biaya tersebut tidak berubah sementara output berubah. Untuk output yang rendah, biaya TC melebihi penerimaan TR maka akan mengalami kerugian.
Sedangkan penerimaan TR melebihi biaya total TC, maka hal ini menguntungkan.
Menurut Soekartawi, et.al. 1986, Pendapatan usahatani dibagi menjadi dua macam yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total.
Pendapatan atas biaya tunai usahatani merupakan selisih antara penerimaan tunai usahatani dengan pengeluaran tunai usahatani. Penilayan besarnya penerimaan
yang dihasilkan dari setiap uang yang dikeluarkan dalam suatu kegiatan usahatani dapat digunakan perhitungan rasio penerimaan atas biaya RC rasio. Menurut
Soekartawi 2002 analisis RC rasio terbagi dua yaitu RC rasio atas biaya tunai, dan RC rasio atas biaya total. Hasil Perhitungan RC 1 memiliki arti bahwa
TC TR
Pendapatan biaya
Keluaran Q1
Q2 TFC
22 usahatani tersebut menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan, sedangkan nilai
RC 1 maka usahatani tersebut tidak menguntungkan, dan jika nilai RC =1 maka usahatani tersebut berada pada keuntungan normal.
3.2. Kerangka Pemikiran Operasional