Kesehatan Hewan dan Reproduksi

48 Tandangsari menyarankan pemberian pakan konsentrat dengan perbandingan 1 : 2, yang artinya pemberian satu kilogram konsentrat untuk setiap dua liter susu yang dihasilkan . Sehingga kandungan nutrisi didalamnya telah sesuai dengan kebutuhan sapi perah. Pakan tambahan berupa konsentrat bisa dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 . Pakan Tambahan Berupa Konsentrat pada Peternakan Responden di Kecamatan Tanjungsari Tahun 2010 Sumber : Elim, 2010 Pakan konsentrat diberikan dua kali yaitu pada pagi dan sore hari. Selain itu seluruh responden menambahkan pakan tambahan untuk ternak sapi yaitu dengan memberikan ampas tahu untuk pakan sapi laktasi agar jumlah produktivitas susunya meningkat. Rata-rata kebutuhan pakan hijauan, konsentrat dan ampas tahu untuk responden yang ada di Kecamatan Tanjungsari dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 . Rata-rata Pemberian Pakan Sapi Perah Responden di Kecamatan Tanjungsari 2009. No Pakan Jumlah Kgtahun 1 Hijauan 80056,66667 2 Konsentrat 8591,22225 3 Ampas Tahu 2354,236111

5.4.6. Kesehatan Hewan dan Reproduksi

Obat-obatan diperlukan saat sapi mengalami penyakit. Biasanya sapi yang terkena penyakit langsung diperiksa oleh bagian kesehatan hewan yang ada di Kecamatan Tanjungsari sehingga untuk penanganan kasusnya dapat dilakukan 49 untuk mencegah timbulnya penyakit yang semakin berbahaya. Responden hanya melaporkan pada bagian kesehatan hewan KESWAN, untuk mendapat pelayanan berupa obat-obatan dan vitamin sesuai dengan penyakit ternaknya. Penyakit yang biasanya menyerang pada sapi perah responden di Kecamatan Tanjungsari adalah diare, perut sapi kembung, mastitis, memar-memar yang mengakibatkan luka, serta Brucellosis cacingan. Penanganan pertama yang dilakukan responden yaitu dengan cara melaporkan ke bagian medis kesehatan hewan yang ditangani oleh tenaga medis KSU Tandangsari atau dokter hewan. Sapi-sapi pada responden hampir sepanjang hari berada didalam kandang sehingga kuku belakangnya menjadi lunak akibat sering tergenang air. Kondisi kuku semacam ini akan menyebabkan penyakit kuku busuk sehingga responden harus secara rutin memotongnya. Pemotongan kuku secara rutin akan mengembalikan bentuk kuku kedalam keadaan yang normal. Selain itu, pemotongan kuku akan membuat sapi merasa nyaman karena berat badannya akan terbagi merata pada keempat kakinya. Pada umumnya sistem reproduksi sapi perah responden di Kecamatan Tanjungsari dilakukan dengan cara Inseminasi Buatan IB. Bagi responden, IB dinilai lebih menguntungkan dari pada perkawinan alami. Hal ini dikarenakan lebih praktis, hemat waktu, hemat tenaga, hemat biaya, serta mengurangi tingkat penyebaran penyakit oleh sapi jantan dan anak sapi pedet hasil inseminasi buatan keturunannya lebih bagus. Pelayanan Inseminasi Buatan IB sapi perah di Kecamatan Tanjungsari dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 . Pelayanan Inseminasi Buatan IB Sapi Perah di Kecamatan Tanjungsari Tahun 2010. Sumber: Mamat, 2010. 50 Berdasarkan pengalaman peternak responden di Kecamatan Tanjungsari tidak semua sapi mengalami kebuntingan ketika pertama kali dilakukan IB. Hal ini akan membuat sapi perah kehilangan masa subur dan harus menunggu lagi selama 21 hari hingga masa sapi birahi kemudian dilakukan IB yang kedua kalinya. Pengaturan jarak perkawinan akan berpengaruh terhadap produktivitas ternak dan mempengaruhi jarak kelahiran. Pengaturan jarak kelahiran pada responden di Kecamatan Tanjungsari tidak melebihi 365 hari. Untuk melakukan Inseminasi Buatan dan pelayanan kesehatan, responden bisa menggunakan jasa petugas kesehatan hewan dari KSU Tandangsari. Biaya pelayanan IB, obat-obatan, dan vitamin dipotong dari penjualan susu yaitu sebesar Rp. 450 per liter susu yang dijual ke koperasi. Peraturan pemotongan hasil penjualan susu berlaku bagi setiap anggota koperasi baik yang ternaknya di IB dan terkena penyakit atau tidak tetap mendapatkan potongan.

5.4.7. Pemerahan