Analisis Kelayakan Aspek Finansial

38

4.4.3 Analisis Kelayakan Aspek Manajemen

Analisis kelayakan pada aspek manajemen dilakukan terhadap informasi atau data yang berkenaan dengan manajemen usaha. Analisis secara deskriptif pada aspek ini akan dilakukan untuk menggambarkan kondisi yang ditemukan dilapangan yakni khususnya mengenai gambaran pekerjaan dari setiap tenaga kerja yang terlibat dalam usaha. Selanjutnya dari analisis secara deskriptif ini akan diturunkan ke dalam analisis kuantitatif, untuk menentukan besarnya tingkat upah tenaga kerja yang akan digunakan dalam perhitungan pada analisis finansial. Hasil akhir dari analisis kelayakan terhadap aspek manajerial ini adalah berupa informasi mengenai layak tidaknya usaha dari segi penataan manajemen usaha yang tentunya berimplikasi pada kelayakan secara finansial.

4.4.4 Analisis Kelayakan Aspek Finansial

Dalam aspek finansial usaha, analisis yang dilakukan meliputi analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi yaitu meliputi net present value NPV, internal rate return IRR, net benefit cost ratio net BC, dan analisis swithing value. Analisis biaya dan manfaat dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai biaya yang akan dikeluarkan serta keseluruhan manfaat yang diterima selama proyek tersebut dijalankan. Hasil dari analisis biaya dan manfaat kemudian diolah sehingga menghasilkan analisis laba rugi. Sementara analisis laba rugi akan menghasilkan komponen pajak yang merupakan pengurangan dalam cashflow perusahaan. Setelah diketahui pajak maka dilakukan penyusunan cashflow sebagai dasar dari perhitungan kriteria investasi. Hasil dari penghitungan kriteria investasi akan menunjukan layak atau tidaknya usaha dari sisi finansial. Sedangkan analisis switching value dilakukan adalah untuk mencari batas maksimal suatu perubahan, sehingga dengan batas tersebut usaha masih dikatakan layak. 1 Net Present Value NPV NPV adalah manfaat bersih yang diterima selama umur proyek. NPV dapat diartikan sebagai selisih present value antara nilai investasi dengan penerimaan arus kas bersih pada masa yang akan datang Kadariah, 1999. Rumus NPV adalah sebagai berikut : Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 39 keterangan : Bt = Penerimaan benefit tahun ke-t Rupiah Ct = biaya cost yang dikeluarkan pada tahun ke-t Rupiah n = umur ekonomis proyek tahun i = Tingkat suku bungaDiscount rate persen t = Tahun kriteria investasi berdasarkan NPV adalah : NPV 0, proyek menguntungkan dan dapat dilaksanakan NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi NPV 0, proyek merugikan tidak dapat dilaksanakan 2 Net Benefit Cost Ratio Nett BC Ratio Nett BC menunjukkan tingkat besarnya tambahan manfaat pada tambahan biaya sebesar satu satuan Kadariah, 2001. Angka ini merupakan perbandingan antara NPV positif dengan NPV negatif. Rumus Nett BC adalah sebagai berikut : n ∑ B t – C t Nett BC = t=1 1 + i t untuk Bt – Ct 0 n untuk Bt – Ct 0 ∑ B t – C t t=1 1 + i t keterangan : Bt = Penerimaan benefit tahun ke-t Rupiah Ct = biaya cost yang dikeluarkan pada tahun ke-t Rupiah n = umur ekonomis proyek tahun i = Tingkat suku bungaDiscount rate persen t = Tahun Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan jika nilai Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio lebih dari satu. 3 Internal Rate of return IRR IRR adalah suatu tingkatan keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek. IRR adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari suatu proyek sama dengan nol Kadariah, 2001. Suatu kegiatan investasi layak jika nilai IRR lebih besar dari tingkat discount rate yang ditentukan. Apabila nilai IRR lebih kecil dari discount rate maka usaha tersebut tidak layak dijalankan. Rumus IRR adalah sebagai berikut : Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 40 1 2 2 1 1 1 i i NPV NPV NPV i IRR - - + = keterangan : NPV 1 = NPV yang bernilai positif Rupiah NPV 2 = NPV yang bernilai negatif Rupiah i 1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif persen i 2 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif persen 4 Payback period Payback period atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan. Payback period berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan. Secara matematika rumus Payback period yaitu: I PP = Ab Keterangan: PP = Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi TahunBulan I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan Rupiah Ab = Manfaat bersih rata-rata per tahun Rupiah Selama proyek dapat mengembalikan modalinvestasi sebelum berakhirnya umur proyek, berarti proyek masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi apabila saat proyek berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan, maka sebaiknya proyek tidak dilaksanakan. 5 Analisis sensitivitas Switching Value Informasi keuangan usaha peternakan Itik petelur yang dituangkan ke dalam cashflow hanya berlaku untuk satu harga tertentu tanpa mempertimbangkan adanya perubahan yang mungkin terjadi. Faktor perubahan harga input, perubahan harga output dan tingkat produksi sering kali menjadi parameter utama yang mempengaruhi perubahan dalam analisis kelayakan usaha peternakan Itik petelur Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 41 ini. Adanya analisis sensitivitas dengan metode swithing value nilai pengganti ini adalah untuk mengatasi adanya perubahan-perubahan tersebut. Metode ini digunakan untuk mengetahui hasil perhitungan yang membuat proyek tidak layak untuk diusahakan dengan melakukan perubahan pada suatu variabel. Keseluruhan dari asumsi-asumsi tersebut tidak terjadi secara bersamaan, dengan kata lain jika asumsi pertama terjadi maka faktor yang lain tidak berubah cateris paribus. Kriteria kelayakan investasi menunjukan tidak layak jika Net Present Value NPV menjadi nol, karena jika nol maka akan membuat tingkat pengembalian ekonomi menjadi sama dengan tingkat diskonto yang berlaku.

4.5 Asumsi Dasar