Aspek Manajemen Aspek Finansial

26 adalah telur, yang tentunya memiliki sifat yang mudah rusak sehingga diperlukan penanganan yang baik dalam upaya pemasarannya. Menurut Gittinger 1986, bila analisis secara teknis telah dilakukan, analisis teknis harus terus menerus memastikan bahwa pekerjaan secara teknis tersebut berjalan lancar dan memang tepat untuk dilakukan, dan bahwa perkiraan- perkiran secara teknis cocok dengan keadaan sebenarnya, dan bahwa petani-petani yang menggunakan teknologi yang diusulkan pada lahan mereka dapat mewujudkan hasil-hasil seperti yang diperkirakan. Walaupun berdasarkan evaluasi teknis yang telah dilakukan terhadap suatu usaha menyatakan bahwa secara teknis usaha tersebut layak, namun menurut Husnan dan Suwarsono 1999, analisis tetap harus memperhatikan pengalaman pada proyek lain yang serupa dilokasi lain yang menggunakan teknik dan teknologi serupa. Hal ini penting untuk membantu dalam pengambilan keputusan akhir apakah usaha tersebut akan dikembangkan atau tidak.

3.1.3 Aspek Manajemen

Aspek manajemen merupakan aspek yang penting untuk dianalisis dalam suatu usaha. Walaupun semua aspek yang lain sudah dinyatakan baik, namun jika tidak dimanfaatkan dengan baik oleh pihak pengelola maka kegiatan usaha tersebut tidak akan efisien. Kelayakan pada aspek manajemen pada suatu usaha khususnya usaha peternakan Itik petelur sangat penting, mengingat usaha ini memiliki karakteristik yang cukup khas, yang berbeda dengan usaha peternakan yang lain. Menurut Gittinger 1986, masalah-masalah dalam persiapan proyek berkisar diantara aspek-aspek institusional, organisasi dan manajerial yang tumpang tindih, yang secara jelas mempunyai pengaruh yang penting terhadap pelaksanaan proyek. Untuk dapat dilaksanakan, suatu proyek harus dihubungkan secara tepat dan struktur kelembagaan di suatu negara atau daerah. Kadariah 1988 menyatakan bahwa pada aspek organisasi perhatian utama ditujukan pada hubungan antara administrasi proyek dan bagian administrasi pemerintah lainnya untuk melihat apakah hubungan antara masing- masing wewenag authority dan tanggung jawab responsibility dapat diketahui dengan jelas. Sedangkan aspek manajerial menyangkut kemampuan staf proyek Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 27 untuk menjalankan administrasi kegiatan dalam ukuran besar large scale activities. Keahlian manajemen hanya dapat dievaluasi secara subjektif, namun jika hal ini tidak mendapat perhatian khusus, maka banyak kemungkinan terjadi pengambilan keputusan yang kurang baik dalam proyek yang direncanakan.

3.1.4 Aspek Finansial

Dalam analisis finansial, proyek dilihat dari sudut badan-badan atau orang- orang yang menanamkan modalnya dalam proyek atau yang berkepentingan langsung dalam proyek, sedangkan analisis ekonomi proyek dilihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan Kadariah, 1988. Dalam penelitian ini tidak dilakukan analisis ekonomi, melainkan dibatasi pada analisis finansial saja. Menurut Kadariah 1988, analisis finansial ini penting artinya dalam memperhitungkan rangsangan incentive bagi mereka yang turut serta dalam mensukseskan proyek, sebab tidak ada gunanya melaksanakan proyek yang menguntungkan dilihat dari sudut perekonomian sebagai keseluruhan, jika mereka yang menjalankan kegiatan produksi tidak bertambah baik keadaannya. Selain itu dalam analisis finansial yang perlu diperhatikan adalah waktu diperoleh penerimaan returns untuk menentukan apakah individu atau perusahaan tersebut mampu atau tertarik untuk menanamkan modalnya dalam kegiatan proyek. Hal ini penting karena bagi perusahaan, dalam jangka waktu tertentu bila tidak diperoleh return yang memadai maka kemungkinan mereka akan kehabisan modal. Lain halnya dengan analisis ekonomi, yang perlu diperhatikan adalah besarnya manfaat bersih tambahan yang diperoleh dari semua sumber yang digunakan dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut Kadariah, 1988. Untuk membuat analisis finansial suatu usaha, diperlukan data mengenai arus peneriman yang terdiri atas produksi total, peneriman pinjaman, bantuan, nilai sewa dan nilai sisa. Selain itu juga diperlukan data mengenai arus pengeluaran yang terdiri dari biaya investasi, biaya produksi, pengembalian pinjaman dan bunga, pemeliharaan peralatan dan bangunan serta biaya lain seperti pajak, retribusi dan biaya pemasaran. Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 28 Selanjutnya kriteria yang digunakan dalam analisis finansial usaha berupa kriteria kelayakan investasi. Analisis ini ditekankan pada penilaian kelayakan investasi, karena investasi merupakan unsur yang bersifat jangka panjang dan akan mengalami perubahan nilai sepanjang tahun. Karena sifat yang jangka panjang ini, maka keputusan penanaman dan penarikan investasi tidak dapat dilakukan dengan mudah atau tanpa perhitungan, sebab apabila terjadi kesalahan dalam keputusan investasi maka pengusaha tersebut akan mengalami kerugian yang jumlahnya biasanya relatif besar. Dengan diadakannya analisis kelayakan investasi ini, maka resiko adanya kegagalan investasi dapat dikurangi, hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Husnan dan Muhammad 2000 bahwa, tujuan dari dilakukannya suatu analisis kelayakan usaha adalah untuk menghindari penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.

3.1.4.1 Teori Biaya dan Manfaat

Menurut Gittinger 1986, biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan dan manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan. Biaya-biaya yang dimasukan dalam perhitungan analisis usaha pertanian umumnya adalah biaya-biaya yang dapat dikuantifikasi atau yang berpengaruh langsung seperti biaya investasi, biaya operasional dan biaya lain-lain. Menurut Kadariah 1988, yang dimaksud dengan biaya investasi ialah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang-barang fisik yang akan digunakan dalam usaha untuk jangka waktu yang relatif lama umumnya lebih dari 1 tahun. Sedangkan biaya operasional adalah biaya tahunan untuk keperluan rutin selama umur ekonomi proyek. Biaya total dibagi menjadi dua bagian, yaitu biaya tetap total dan biaya variabel total. Biaya tetap total adalah biaya yang tidak berubah meskipun outputnya berubah, biaya ini sering disebut biaya overhead atau biaya yang tidak dapat dihindarkan. Biaya variabel merupakan biaya yang berkaitan langsung dengan output, yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi dan berkurang dengan menurunnya produksi. Kadariah 1988 menyatakan bahwa, penurunan biaya dapat berupa; keuntungan dari mekanisasi penggunaan alat dan teknologi yang dapat Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 29 menyebabkan turunnya biaya per unit produk, penurunan biaya pengangkutan karena adanya alat pengangkutan yang lebih baik untuk mengangkut produk dari daerah produksi ke daerah pasar, penurunan atau penghindaran kerugian misalnya proyek pengawetan tanah untuk menghindari erosi tanah dan pergudangan untuk menghindari kerusakan barang. Menurut Kadariah 1988, manfaat proyek dapat dibagi dalam: 1 manfaat langsung, 2 manfaat tidak langsung, dan 3 manfaat yang tidak dapat dinyatakan dengan jelas intangible. Manfaat langsung dapat berupa; kenaikan dalam nilai hasil output dan penurunan biaya. Kenaikan dalam nilai output dapat disebabkan oleh; kenaikan dalam produk fisik, perbaikan mutu produk quality improvement, perubahan dalam lokasi dan waktu penjalan, perubahan dalam bentuk grading and processing. Manfaat yang digunakan dalam analisis kelayakan investasi ini merupakan manfaat langsung, dimana manfaat dapat dinilai dengan uang. Manfaat tidak langsung atau manfaat sekunder proyek adalah manfaat yang timbul atau dirasakan diluar proyek karena adanya realisasi suatu proyek. Sedangkan manfaat yang tidak dapat dinyatakan dengan jelas intangible benefits sesuatu proyek adalah manfaat yang sulit dinilai dengan uang, seperti: perbaikan lingkungan hidup, perbaikan pemandangan karena adanya taman yang indah, perbaikan distribusi pendapatan, integrasi nasional, pertahanan nasional dan lain sebagainya Kadariah, 1988.

3.1.4.2 Laba Rugi

Menurut Gittinger 1986, laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang mencantumkan penerimaan dan pengeluaran suatu perusahaan selama periode akuntansi yang menunjukan hasil operasi perusahaan selama periode tersebut. Laba merupakan selisih antara penerimaan dengan pengeluaran. Penerimaan laba diperoleh dari penjualan barang dan jasa yang dikurangi dengan potongan penjualan, barang yang dikembalikan, dan pajak penjualan. Pengeluaran tunai untuk operasi mencakup seluruh pengeluaran tunai yang timbul untuk memproduksi output, diantaranya yaitu biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku. Komponen lain dalam laba rugi adalah adanya biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Pengurangan komponen-komponen tersebut Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 30 terhadap laba bruto akan menghasilkan laba operasi sebelum penyusutan. Penyusutan termasuk pengeluaran operasi bukan tunai yang merupakan proses alokasi biaya yang berasal dari harta ke tiap periode yang menyebabkan nilai harta tetap tersebut menjadi berkurang. Pengurangan penyusutan terhadap laba operasi sebelum penyusutan menghasilkan laba operasi sebelum bunga dan pajak.

3.1.4.3 Kriteria Kelayakan Investasi

Menurut Husnan dan Muhammad 2000, dalam menganalisa suatu proyek investasi lebih relevan terhadap kas bukan terhadap laba, karena kas seseorang bisa berinvestasi dan dengan kas pula seseorang membayar kewajibannya sehingga untuk mengetahui sejauh mana keadaan finansial perusahaan perlu dilakukan analisa aliran kas cashflow. Kuntjoro dalam Bukit 2007 menyebutkan bahwa cashflow adalah susunan arus manfaat bersih tambahan sebagai hasil pengurangan arus biaya tambahan terhadap arus manfaat. Tambahan ini merupakan perbedaan antara kegiatan dengan proyek with project dan tanpa proyek without project, arus tersebut menggambarkan keadaan dari tahun ke tahun selama jangka hidup life time periods. Adapun yang termasuk kedalam komponen cashflow ini terdiri dari inflow dan outflow. Inflow biasanya terdiri dari nilai produksi total, penerimaan pinjaman, grants bantuan dan salvage value nilai sisa. Sedangkan komponen outflow diantaranya biaya barang modal, bahan-bahan, tenaga kerja, tanah, pajak, dan cicilan pinjaman modal. Sebuah ukuran finansial yang bermanfaat dan sangat penting dalam analisis proyek adalah tingkat pengembalian finansial Gittinger, 1986. Kriteria investasi di klasifikasikan menurut dua kategori yaitu non discounting criteria dan discounting criteria. Perbedaan antara konsep ini adalah non discounting criteria tidak menyertakan konsep time value of money nilai waktu sekarang sebagaimana yang ditetapkan pada discounting criteria. Nilai waktu uang adalah suatu konsep dimana sejumlah uang tertentu pada masa yang akan datang akan memiliki manfaat yang lebih kecil jika dibandingkan pada waktu sekarang dengan nilai nominal yang sama, sehingga dalam penilaian kriteria investasi yang akan jauh lebih baik jika digunakan konsep nilai waktu Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 31 uang yang diwujudkan dengan perhitungan present value yaitu adanya ketidakpastian dari hasil, harga dan biaya yang ditetapkan sepanjang proyek berjalan, serta jika dipikirkan secara logis, nilai uang yang sama jumlahnya diterima atau dikeluarkan sekarang, akan lebih berharga daripada nilai uang itu pada masa yang akan datang. Kadariah, et al. 1999 mengatakan dalam rangka mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu proyek telah dikembangkan berbagai macam indeks yang disebut ”investment criteria”. Setiap indeks menggunakan Present Value PV yang telah didiskon dari arus-arus benefit dan biaya selama umur suatu proyek. Kriteria yang paling terkenal yang dapat dipertangguangjawabkan untuk penggunaan-penggunaan tertentu adalah Net Present Value NPV dari arus benefit dan Biaya, Net Benefit-Cost ratio Net BC dan Internal Rate of Return IRR. Net Present Value NPV merupakan selisih antara Present Value dari benefit dan Present Value dari biaya kadariah, et al. 1999. Menurut Gittinger 1986 manfaat sekarang neto dihitung dengan terlebih dahulu mencari selisih antara nilai sekarang dari arus manfaat dikurangi dengan nilai sekarang dari arus biaya. Suatu proyek atau usaha dikatakan layak feasibel untuk dikembangkan apabila nilai NPV positif atau lebih besar dari pada nol. Net Benefit Cost Ratio Net BC diperoleh dari pembagian nilai sekarang arus manfaat dengan nilai sekarang arus biaya, atau NPV positif dengan NPV negatif sehingga disebut sebagai Net-Invesment NK Ratio Gittinger, 1986. Menurut Kadariah, et al. 1999 yang ingin diketahui dalam analisis Net BC adalah keuntungan yang diperoleh sebagai akibat dari investasi. Suatu usaha akan layak untuk dikembangkan apabila nilai Net BC lebih dari satu. Benefit Cost Ratio BC Ratio hampir sama dengan Net BC Ratio tetapi benefit maupun biaya yang diberikan hanya merupakan nilai kotor. Kadariah, et al. 1999 menyebutkan Internal Rate of Return IRR merupakan tingkat diskonto atau discount rate i yang membuat NPV usaha sama dengan nol. Gittinger 1986 menambahkan tingkat diskonto tersebut dinamakan tingkat pengembalian internal atau tingkat bunga maksimum yang dapat dibayar oleh proyek atau usaha untuk sumber daya yang digunakan. Internal Rate of Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 32 Return IRR juga menggambarkan kemampuan usaha untuk mendapatkan keuntungan rata-rata selama berlangsungnya usaha tersebut. Payback period atau masa pembayaran kembali adalah jangka waktu kembalinya keseluruhan jumlah investasi modal yang ditanamkan dihitung mulai dari permulaan proyek sampai dengan arus nilai neto produksi tambahan sehingga mencapai jumlah keseluruhan investasi modal yang ditanamkan Gittinger 1986. Payback period berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengembalian investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan.

3.1.4.4 Analisis Sensitivitas

Gittinger 1986 menyatakan, keuntungan nyata dari analisis usaha secara finansial yang teliti adalah hasil analisis tersebut dapat diketahui kapasitas hasil usahanya. Tetapi terdapat kelemahan atau masalah utama dari analisis tersebut yaitu proyeksi selalu menghadapi ketidakpastian yang dapat saja terjadi pada keadaan yang telah diramalkan atau diperkirakan, sehingga semua proyek harus diamati melalui analisis sensitivitas. Kadariah et al. 1999 menambahkan tujuan analisis sensitivitas adalah untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisis usaha jika terdapat suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya ataupun benefit. Analisis ini diperlukan karena analisis usaha didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1 terdapatnya ”cost over run” seperti kenaikan biaya konstruksi, 2 perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya penurunan harga hasil produksi, 3 mundurnya waktu implementasi. Kriteria kelayakan investasi menjadi tidak layak jika proporsi manfaat yang turun akibat manfaat sekarang netoNPV menjadi nol. Nilai nol akan membuat tingkat pengembalian ekonomi menjadi sama dengan tingkat diskonto dan pebandingan manfaat investasi neto menjadi persis sama dengan satu. Batas- batas maksimal perubahan parameter ini sangat mempengaruhi dalam hal layak Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m Click here to buy A w w w .ABBYY.c o m 33 atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar persentase yang diperoleh menunjukan bahwa usaha tersebut tidak peka atau tidak sensitif terhadap perubahan parameter yang terjadi.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional