33
atau tidaknya suatu usaha untuk dijalankan. Semakin besar persentase yang diperoleh menunjukan bahwa usaha tersebut tidak peka atau tidak sensitif
terhadap perubahan parameter yang terjadi.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Usaha di bidang peternakan Itik petelur sangat potensial dan diperkirakan akan semakin berkembang. Ini terlihat dari jumlah produksi telur itik dalam negeri
yang cenderung tidak dapat mengimbangi laju konsumsi telur Itik yang setiap tahun semakin meningkat. Melihat dari kenyataan tersebut menunjukan adanya
peluang pasar yang terbuka lebar. Populasi Itik di Kabupaten Cirebon mencapai 339.500 ekor dengan
produksi telur sebanyak 3.329 ton per tahun, produksi DOD anak Itik mencapai 2.808.058 ekor per tahun, digarap oleh sekitar 2.708 Rumah Tangga Peternak
RTP. Lahan yang digunakan berupa lahan sawah seluas 59.131 hektar dan tegalan 24.731 hektar. Telur Itik yang dihasilkan RTP di Kabupaten Cirebon, bisa
memenuhi kebutuhan wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta, sementara DOD anak Itik dan bibit siap bertelur selain dikirim ke wilayah tadi
juga dikirim ke Jawa Timur, Sumatera, Papua dan Kalimantan. Meski demikian, ternyata produksi yang dihasilkan RTP di Kabupaten Cirebon masih jauh dari
kebutuhan untuk wilayah pengiriman yang mencapai 44.000 ton telur dan 4.243.404 ekor DOD setiap tahunnya. Sentra produksi Itik di Kabupaten Cirebon
ini terletak di wilayah sepanjang jalur Pantura yang meliputi wilayah Kecamatan Kapetakan, Panguragan, Babakan, Losari dan Gunung Jati.
Pengembangan peternakan Itik di Kabupaten Cirebon bukan tidak menghadapi masalah, masalah klasik yang sering dihadapi peternak adalah biaya
pakan yang semakin menaik. Kenaikan harga pakan ini tentunya tidak terlepas dari adanya ketergantungan pabrik-pabrik pakan yang mengandalkan sumber
bahan baku pakan yang berasal dari impor. Adanya pencarian alternatif pakan sudah dilakukan peternak sejak dahulu, misalnya dengan menggunakan Remis
salah satu jenis kerang laut. Akan tetapi adanya eksploitasi yang terus-menerus dan dengan tanpa adanya upaya pembudidayaan menyebabkan populasi Remis
semakin berkurang, sehingga harga Remis juga semakin tinggi bahkan hampir menyamai harga konsentrat buatan pabrik karena adanya ketergantungan dari
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
34
peternak sendiri. Ketergantungan ini diakibatkan karena Itik tergolong unggas yang mudah stress ketika dilakukan penggantian pakan secara mendadak dan
ekstrim. Selain itu Itik yang diberikan makanan berupa Remis memiliki kualitas warna kuning telur yang lebih menarik.
Untuk menghadapi permasalahan seperti yang dipaparkan di atas, saat ini penulis bekerjasama dengan Kelompok Tani Ternak Itik KTTI “Bebek Jaya”
Desa Babadan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, memiliki keinginan untuk melakukan perencanaan pendirian usaha peternakan Itik petelur, dengan
mengkombinasikan peternakan Itik pola semi intensif beserta kolam budidaya Keong Mas dalam satu area, dan hasil dari budidaya Keong Mas tersebut akan
dijadikan pakan alternatif pengganti konsentrat untuk itik. Mengingat besarnya biaya yang akan dikeluarkan, maka diperlukan
adanya suatu analisis kelayakan sebelum dijalankannya usaha tersebut. Analisis kelayakan usaha ini akan dilihat dari beberapa aspek yaitu, aspek pasar, aspek
teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial, serta akan membahas analisis sensitivitasnya jika terjadi perubahan-perubahan seperti harga jual produk, dan
adanya kenaikan biaya. Hasil dari analisis kelayakan usaha ini akan menjadi pedoman untuk
melakukan usaha peternakan Itik petelur di wilayah tersebut. Apabila hasil dari analisis kelayakan usaha menunjukkan bahwa pengusahaan Itik petelur dengan
Keong Mas sebagai sumber pakan alternatif tersebut layak, maka pengusahaan peternakan Itik petelur tersebut akan dijalankan. Sedangkan apabila dari hasil
analisis kelayakan tersebut ternyata usaha tersebut tidak layak, maka tentunya itu akan menjadi bahan evaluasi kembali. Adapun alur kerangka pemikiran
operasionalnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
35
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Itik Petelur Dengan Pemanfaatan Keong Mas Sebagai
Sumber Pakan Alternative Pada KTTI ”Bebek Jaya”.
Kelompok Tani Ternak Itik “Bebek Jaya”.Desa Babadan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon Merencanakan Pendirian Usaha Peternakan Itik Petelur,
Dengan Pemanfaatan Keong Mas Sebagai Sumber Pakan Alternatif
Analisis Kelayakan Aspek Finansial
Analisis Kelayakan Aspek Pasar, Aspek Teknis, Aspek Manajemen
Kajian Terhadap: Analisis Kelayakan:
· NPV
· Net BC Ratio
· IRR
Analisis Sensitivitas: ·
Kenaikan Harga Pakan ·
Penurunan Harga Telur
Layak
Dilaksanakan Tidak Layak
Tidak Dilaksanakan Produksi Telur Itik Dalam Negeri Tidak Dapat Mengimbangi Laju Konsumsi
Yang Cenderung Meningkat, Biaya Pakan Itik Yang Semakin Meningkat.
Alternatif Pemecahan Masalah : Pendirian Usaha Dengan Pemanfaatan Sumber Pakan Alternatif
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
36
IV METODE PENELITIAN
4. 1 Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak Itik KTTI “Bebek Jaya” Desa Babadan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa
Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bahwa Kelompok Tani Ternak Itik KTTI ini sedang
merencanakan proyek pendirian usaha peternakan itik petelur, dengan pemanfaatan sumber pakan alternatif yang tersedia di sekitar lokasi yang belum
termanfaatkan secara optimal. Penelitian dilakukan pada bulan November 2009 – Mei 2010. waktu tersebut dipilih karena pada umumnya di bulan tersebut peternak
akan melakukan peremajaan Itik kembali, dan bersiap memasuki awal periode pemeliharaan selanjutnya, sehingga kebijakan dalam pendirian atau
pengembangan usaha akan diputuskan dan dilakukan pada kurun waktu tersebut.
4.2 Data dan Instrumentasi