16
Menurut Suharno dan Amri 1995, perusahaan pembibitan ternak Itik belum secanggih ayam ras. Bahkan biasanya peternak sendiri yang melakukan
pembibitan. Lebih lanjut dikatakan bahwa beberapa cara memperoleh bibit yang lebih baik adalah: 1 membeli telur tetas, 2 memelihara ternak itik, 3 membeli
DOD.
2.2.4 Karakteristik Itik Tegal
Berbagai jenis Itik lokal telah dikenal di Indonesia, dengan penyebaran yang cukup luas diberbagai propinsi. Itik asli indonesia yang terkenal diantaranya
Itik Tegal. Dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, Itik Tegal atau Indian Runer mempunyai kapasitas produksi telur yang cukup tinggi, yaitu sebesar 140-250
butir per tahun. Bobot badan dewasa itik ini pada jantan mencapai 2,043 kilogram, sedangkan pada betina mencapai 1,816 kilogram Samosir, 1983. Dengan
melakukan seleksi induk yang produktif, sistem pemeliharaan yang modern dan terawat kesehatannya maka produksi telur masih dapat ditingkatkan. Hal ini
dimungkinkan karena variasi produksi Itik Tegal masih cukup besar Balai Pusat Penelitian Pertanian, 1992.
Berkaitan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil penelitian Hartono 1998, tentang pengaruh galur dan tingkat kandungan protein ransum terhadap
produksi dan kualitas telur Itik lokal, bahwa dengan peningkatan protein ransum pada Itik Tegal dapat mempercepat pencapaian masa dewasa kelamin, sehingga
dapat meningkatkan produksi telur. Itik Tegal mulai bertelur pada umur 22-24 minggu, mempunyai daya tahan tinggi dan dapat berjalan jauh Suharno dan
Amri, 1995.
2.3 Aspek Ekonomi Usaha Ternak Itik
Daerah-daerah tertentu seperti di Provinsi D.I Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, potensi Itik di
daerah tersebut sebagai penghasil bibit yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan Itik di daerah lain Balai Pusat Penelitian Pertanian, 1992.
Samosir 1983, mengatakan bahwa secara garis besar peran ternak Itik bagi masyarakat adalah sebagai berikut: 1 sumber pendapatan petani-peternak,
2 menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat di kota-kota, 3 lapangan penelitian bagi masyarakat ilmiah, 4 sumber bahan pangan.
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
17
Berdasarkan hasil penelitian Purwanti 1999, tentang peternakan Itik di Karawang, bahwa dari sisi penyerapan tenaga kerja peternakan Itik merupakan
kegiatan basis yang diharapkan mampu mendorong kegiatan lain dalam rangka mengatasi pengangguran dan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak.
2.4 Biaya Usaha
Menurut Adiwilaga 1974, pembiayaan usaha dapat dilakukan dengan modal sendiri atau dengan modal pinjaman. Cahyono 1994 berpendapat bahwa
biaya dalam usahatani harus diperhitungkan sesuai dengan iklim usaha yang sedang berlangsung. Selanjutnya Cahyono 1994 menambahkan, bahwa biaya
yang harus diperhitungkan dalam usahatani, meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tergantung produksi,
yang terdiri: biaya sewa tanah, biaya peralatan, bunga pinjaman berupa uang, dan penyusutan atas barang-barang inventaris, sedang biaya tidak tetap adalah biaya
yang diperlukan pada saat proses produksi berlangsung, yang terdiri dari: biaya pakan, biaya obat-obatan, biaya tenaga kerja, selain penggolongan diatas,
Mubyarto 1989 mengatakan bahwa biaya produksi dapat pula dibagi dalam biaya-biaya yang berupa uang tunai dan biaya in natura. Di dalam proses produksi
usahatani, pembiayaan diperlukan untuk merealisasi rencana kegiatan usahatani Cahyono, 1994. Suharno dan Amri 1995 mengatakan bahwa untuk usaha
ternak Itik, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal perencanaan usaha yaitu: tujuan budidaya, skala usaha, bibit.
2.5 Modal Usaha