18
tanah, bangunan, alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan 2 modal tidak tetap, seperti: bahan baku, hasil usaha dalam simpanan, dan dana-dana usaha.
2.6 Pemasaran Hasil Produksi
Itik pada setiap tahap umur mempunyai segmen pasar khusus dengan nilai jual yang cukup tinggi. Telur Itik sendiri dipasarkan dalam tiga bentuk yaitu telur
segar, telur olahan, dan telur untuk penetasan. Salah satu bentuk telur olahan adalah telur asin. Jika tujuan beternak adalah untuk menghasilkan telur konsumsi
maka sistem beternak tanpa air dan pejantan merupakan salah satu pilihan yang tepat Suharno dan Amri, 2002. Menurut Suharno dan Amri 2002 telur Itik
sebagai telur tetas akan mempunyai harga jual yang lebih tinggi dan stabil dari pada telur segar. Telur ini ditetaskan untuk menghasilkan bibit. Telur Itik untuk
konsumsi juga mempunyai pasaran tersendiri.
2.7 Pendapatan Usaha Ternak Itik
Berdasarkan hasil penelitian Harahap et al. 1978, pada peternakan Itik di Sumatra Barat, jumlah induk yang dipelihara mempengaruhi pendapatan peternak,
dengan manajemen yang lebih baik maka produksi ternak Itik akan meningkat, yang akan membuat pendapatan peternak dari Itik yang dipeliharanya akan
meningkat. Samosir 1983 berpendapat bahwa ternak Itik memegang peranan penting
dalam menunjang sumber pendapatan petani-peternak, baik pada skala usaha kecil maupun skala usaha besar. Hal ini juga dinyatakan oleh Purwanti 1999,
berdasarkan hasil penelitiannya pada peternak Itik di Karawang, dari sisi pendapatan sumbangan dari ternak Itik terhadap pendapatan keluarga sebesar
35,43 persen. Selain itu, usaha ternak Itik merupakan kegiatan basis yang mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembangunan pertanian, sehingga
dapat meningkatkan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB suatu daerah Purwanti, 1999.
2.8 Penggunaan Keong Mas Untuk Pakan
Sulistiono 2007 menulis jurnal penelitian yang berjudul ”Keong Mas, Sumber Pakan dan Obat-obatan”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
19
mempublikasikan manfaat dari Keong Mas yaitu sebagai sumber pakan dan obat- obatan. Kutipan yang ada dalam jurnal tersebut diantaranya sebagai berikut:
Bagus dalam Sulistiono 2007 menyatakan bahwa pada pengembangan ternak Itik, Keong Mas setelah dicincang merupakan makanan campuran
sebagai sumber protein yang murah. Selain mengandung banyak protein, Keong Mas juga kaya akan kalsium. Keong mas dapat juga dijadikan tepung, setelah
direbus, dikeringkan dan digiling terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan dedak padi dan menir dengan perbandingan masing-masing 3,4 persen, 73,3
persen, dan 23,3 persen. Kompiang dalam Sulistiono 2007 penggunaan Keong Mas sebagai
makanan Itik sebagai sumber protein hewani telah dilakukan sejak tahun 1985. Akhir-akhir ini banyak wilayah padi dan wilayah ternak Itik seperti halnya di
daerah Banten, Jawa Tengah, Riau, dan beberapa daerah di Sulawesi dan Kalimantan telah memanfaatkan keong mas ini sebagai sumber pakan Itik. Di
Sumatra Selatan, pemberian ramuan keong mas 10 persen memberikan pertumbuhan yang baik bagi Itik pada periode layer bertelur. Di Pasaman,
penggunaan keong mas untuk pakan Itik mampu menaikkan hasil telurnya mencapai 80 persen Sulistiono, 2007.
Widyatmoko 1996 menyatakan bahwa tepung tubuh dan cangkang Keong Mas juga memberikan nilai pertumbuhan yang cukup baik bagi peternakan
ayam. Hal yang cukup mengejutkan bahwa penggunaan tepung yang berasal dari cangkang Keong Mas juga memberikan nilai pertumbuhan yang bagus. Selain
dalam bentuk tepung, silase daging Keong Mas juga telah terbukti menjadi sumber pakan ternak bagi ruminansia dan ayam buras BP2TP Sumatra Utara
dalam Sulistiono 2006.
2.9 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Kamid 2002, melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha ternak Itik petelur pada kelompok tani ternak Itik branjangan putih Kecamatan
Losari Kabupaten Cirebon. Dalam penelitiannya menggunakan alat analisis investasi berupa NPV, BCR, IRR dan hasil yang didapat dari penelitian tersebut
adalah: pada tingkat suku bunga 12 persen pertahun, untuk pemeliharaan ternak Itik semi intensif pada skala lebih dari 500 ekor nilai NPV nya adalah 4.452.386,
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
20
nilai BCR yang diperoleh adalah sebesar 1,38, nilai IRR yang didapat adalah 30 persen, dari hasil perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa usaha tersebut
layak untuk dijalankan. bahan pakan yang digunakan berupa dedakbekatul, menir, nasi kering, dan ikan petek.
Syawal 2003 melakukan penelitian yang berjudul ”Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Itik Petelur di Desa Candirejo Kecamatan Ponggok
Kabupaten Blitar”, dalam penelitiannya mendapatkan biaya yang dikeluarkan oleh peternak Itik berupa biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi
meliputi: biaya pakan, biaya tenaga kerja, dan biaya lahan per tahun. Adapun penerimaan peternak berasal dari penjualan telur dan Itik afkir. Setelah dilakukan
perhitungan biaya dan penerimaan dalam satu tahun diperoleh pendapatan Rp. 3.796.450,00 pada skala usaha 257 ekor, Rp. 11.130.749,00 pada skala usaha 587
ekor dan Rp. 24.061.174,00 pada skala usaha 1.329 ekor. Penerimaan yang dimaksud adalah nilai uang yang diperoleh peternak atas penjualan output yang
dihasilkan. Dalam penelitiannya Syawal menggunakan analisis investasi NPV, BC rasio, IRR dan nilai yang dihasilkan dalam perhitungan adalah NPV sebesar
18.528.430, BC rasio sebesar 1,18 dan IRR sebesar 99,03 persen. Dalam penelitian tersebut pakan menggunakan pakan konsentrat buatan pabrik dengan
merk dagang SDL dan 144. Herwin 2005 melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha
pembibitan Itik di Desa Kagokan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa pakan yang dipakai berupa
konsentrat dan bekatul dengan perbandingan 1:10, dari hasil perhitungan tentang analisis investasi di dapatkan nilai sebagai berikut: NPV sebesar Rp. 1.380.367,
IRR sebesar 39 persen, Net BC sebesar 1,59. dari hasil perhitungan tersebut bisa disimpulkan bahwa usaha pembibitan Itik tersebut dikatakan layak untuk
dijalankan. Herlina 2006 melakukan penelitian tentang kajian kelayakan usaha
pendederan dan penggelondongan Ikan Kerapu Macan di Balai Budidaya Laut BBL Pulau Semak Daun, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi
DKI Jakarta. Dalam penelitiannya Herlina menganalisis aspek teknis, aspek manajemen, aspek finansial, aspek pasar. Kriteria investasi yang dibahas dalam
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
21
penelitian tersebut adalah NPV, IRR, Net BC,PP dan analisis sensitivitas, dari hasil kesimpulan yang didapat bahwa usaha pendederan dan penggelondongan
ikan Kerapu Macan tersebut layak untuk dijalankan. Bukit 2007 melakukan penelitian tentang analisis kelayakan usaha ikan
patin di Kabupaten Bogor, kasus pembenihan di Kecamatan Ciampea dan pembesaran di Kecamatan Kemang. Dalam penelitiannya Agripa Bukit
menganalisis aspek teknis, aspek institusional, aspek finansial, aspek sosial dan aspek pasar. Kriteria investasi yang dibahas dalam penelitian tersebut adalah
NPV, IRR, Net BC, PP dan analisis sensitivitas. Hasilnya adalah usaha ikan patin di daerah penelitian tersebut dikatakan layak untuk dijalankan.
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
22 Tabel 9. Penelitian Terdahulu yang Relevan Mengenai Kelayakan Usaha
No Nama
Th Judul Penelitian
Beda Penelitian Metode
Penelitian
1 Kamid,
R.A.A 2002
analisis kelayakan usaha ternak itik petelur
pada kelompok tani ternak itik branjangan
putih Kecamatan Losari Kabupaten Cirebon
Pakan yang digunakan dan lokasi
penelitian NPV, IRR,
Net BC,PP dan analisis
sensitivitas
2 Syawal 2003 Analisis Kelayakan
Finansial Usaha Peternakan Itik Petelur
di Desa Candirejo Kecamatan Ponggok
Kabupaten Blitar Pakan yang
digunakan dan lokasi penelitian
NPV, IRR, Net BC,PP
dan analisis sensitivitas
3 Herwin 2005 analisis kelayakan
usaha pembibitan itik di Desa Kagokan,
Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo,
Jawa Tengah Pakan yang
digunakan dan lokasi penelitian
NPV, IRR, Net BC,PP
dan analisis sensitivitas
4 Herlina 2006 kajian kelayakan usaha
pendederan dan penggelondongan ikan
Kerapu Macan di Balai Budidaya Laut BBL
Pulau Semak Daun, KabupatenAdministrasi
Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta
Objek penelitian dan lokasi penelitian
NPV, IRR, Net BC,PP
dan analisis sensitivitas
5 Bukit 2007 analisis kelayakan
usaha ikan patin di Kabupaten Bogor,
kasus pembenihan di Kecamatan Ciampea
dan pembesaran di Kecamatan Kemang
Objek penelitian dan lokasi penelitian
NPV, IRR, Net BC,PP
dan analisis sensitivitas
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
23
III KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran berisi teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian dan merupakan acuan untuk menjawab permasalahan
tersebut.
3.1 Analisis Proyek