11
1.4 Manfaat
Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan dan memberikan Informasi bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan dan
tertarik dalam pemanfatan Keong Mas sebagai pakan alternatif, khususnya para peternak anggota KTTI “Bebek Jaya” Desa Babadan, Kecamatan Gunung Jati,
Kabupaten Cirebon, dan bagi pemerintah daerah Kabupaten Cirebon agar ikut berperan aktif dalam memajukan peternakan rakyat melalui bantuan dan
kebijakannya, agar kesejahteraan peternak kecil bisa terangkat. Secara rinci hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:
1. Peternak, sebagai sumber informasi dan bahan masukan untuk perbaikan peternakannya di masa yang akan datang, juga hasil penelitian ini bisa
dijadikan suatu alat referensi ketika akan melakukan langkah pengembangan usaha peternakannnya jika diperlukan.
2. Pemerintah daerah, Hasil kajian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan yang berhubungan dengan usaha
peternakan itik petelur di daerah setempat. 3. Pembaca, diharapkan dapat menjadi sumber literatur dan perbandingan dalam
penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. 4. Penulis, penelitian ini dijadikan sebagai pengalaman dan wadah pelatihan
dalam mengaplikasikan teori ilmu yang diperoleh terhadap kondisi yang riil dilapangan, sebagai bekal terjun di dalam masyarakat nanti.
1.5 Ruang Lingkup
1. Cakupan Objek, Penelitian yang akan dilaksanakan mencakup objek seputar analisis kelayakan usaha peternakan Itik petelur dengan pemanfaatan Keong
Mas sebagai sumber bahan pakan alternatif di KTTI “Bebek Jaya”. 2. Cakupan Wilayah, Penelitian ini akan dilaksanakan di KTTI “Bebek Jaya”
Desa Babadan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon. Alasan pemilihan tempat penelitian adalah, KTTI “Bebek Jaya” sedang merencanakan
pendirian usaha peternakan Itik petelur dengan pemanfaatan bahan pakan alternatif. KTTI “Bebek Jaya” juga dianggap bisa mewakili KTTI di
Kabupaten Cirebon secara keseluruhan, bahkan untuk daerah-daerah sentra peternakan Itik lainnya.
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
12
3. Cakupan Kedalaman Materi. Penelitian ini akan mengkaji secara mendalam bagaimana potensi Itik yang menggunakan pakan Keong Mas dari sisi
ekonomis melalui jalur ilmu studi kelayakan usaha, dilihat dari aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, dan aspek finansial, penelitian ini juga akan
membahas bagaimana analisis kelayakan investasi usahanya. Kriteria investasi yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Net Present Value NPV, Net
Benefit-Cost Ratio Net BC, Internal Rate of Return IRR, Payback period PP, dan analisis sensitivitas switching value
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
13
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Usaha Ternak Itik
Saragih 1998 berpendapat bahwa dilihat dari pengusahaan, kegiatan ekonomi berbasis peternakan diselenggarakan oleh dua golongan kepenguasaan,
yaitu: 1 peternakan rakyat, 2 perusahaan peternakan. Kemudian dari tingkat komersialisasinya usaha peternakan dapat juga dikelompokan menjadi empat pola
usaha, yaitu: 1 usaha sampingan, 2 cabang usaha, 3 usaha pokok, 4 industri peternakan.
Menurut Samosir 1983, dengan kebutuhan modal yang relatif kecil, adanya pendapatan setiap hari, serta tidak adanya hambatan sosiobudaya dalam
pemeliharaannya, merupakan beberapa hal yang menguntungkan ternak Itik dibandingkan ternak besar. Beberapa hal yang merupakan kekuatan atau
keunggulan dalam beternak itik adalah sebagai berikut : 1 Itik mampu bertelur 200-240 butir telur per ekor per tahun, dengan asumsi harga jual Rp. 800 per butir,
telur Itik sangat potensial sebagai sumber pendapatan keluarga peternak, 2 Kandungan protein telur Itik 13,3 dan dagingnya sebesar 21,4 lebih tinggi
dari daging ayam, sapi dan domba, 3 Ternak Itik merupakan unggas lokal yang telah beradaptasi dengan kondisi iklim pedesaan dan tahan terhadap serangan
penyakit. Dalam kaitannya sebagai usaha ternak, berdasarkan hasil penelitian
Purwanti 1999, tentang peternakan Itik rakyat di Karawang, tenaga kerja yang terlibat dalam pemeliharaan ternak Itik lebih banyak menggunakan tenaga kerja
keluarga 96,97 , dan non keluarga 3,03 , namun demikian efisiensi produksi usaha ternak Itik masih relatif rendah dikarenakan kepemilikan yang
relatif kecil dan kualitas bibit yang belum baik Prasetyo dan Susanti, 1997. Dirjen Bina Produksi Peternakan menulis hasil penelitian dalam buku
statistik peternakan tentang konsumsi telur di beberapa provinsi di Indonesia pada tahun 2004, pembahasannya adalah: konsumsi telur di beberapa provinsi
menunjukan jumlah yang besar, Sumatra Utara 120.000 ton, DKI Jakarta 123.740 ton, Jawa Barat 114.937 ton, Jawa Tengah 108.639 ton, Jawa Timur 190.669 ton,
dan Sulawesi Selatan sebesar 50.000 ton. Konsumsi masyarakat pada ke Enam provinsi tersebut memiliki persentase paling tinggi diantara provinsi lain di
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
14
Indonesia. Kondisi seperti ini merupakan peluang pemasaran Itik yang menjanjikan.
2.2 Praktek Budidaya dan Produktivitas Ternak Itik 2.2.1 Perkandangan