17
Berdasarkan hasil penelitian Purwanti 1999, tentang peternakan Itik di Karawang, bahwa dari sisi penyerapan tenaga kerja peternakan Itik merupakan
kegiatan basis yang diharapkan mampu mendorong kegiatan lain dalam rangka mengatasi pengangguran dan untuk meningkatkan kesejahteraan peternak.
2.4 Biaya Usaha
Menurut Adiwilaga 1974, pembiayaan usaha dapat dilakukan dengan modal sendiri atau dengan modal pinjaman. Cahyono 1994 berpendapat bahwa
biaya dalam usahatani harus diperhitungkan sesuai dengan iklim usaha yang sedang berlangsung. Selanjutnya Cahyono 1994 menambahkan, bahwa biaya
yang harus diperhitungkan dalam usahatani, meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya tetap merupakan biaya yang besar kecilnya tidak tergantung produksi,
yang terdiri: biaya sewa tanah, biaya peralatan, bunga pinjaman berupa uang, dan penyusutan atas barang-barang inventaris, sedang biaya tidak tetap adalah biaya
yang diperlukan pada saat proses produksi berlangsung, yang terdiri dari: biaya pakan, biaya obat-obatan, biaya tenaga kerja, selain penggolongan diatas,
Mubyarto 1989 mengatakan bahwa biaya produksi dapat pula dibagi dalam biaya-biaya yang berupa uang tunai dan biaya in natura. Di dalam proses produksi
usahatani, pembiayaan diperlukan untuk merealisasi rencana kegiatan usahatani Cahyono, 1994. Suharno dan Amri 1995 mengatakan bahwa untuk usaha
ternak Itik, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam hal perencanaan usaha yaitu: tujuan budidaya, skala usaha, bibit.
2.5 Modal Usaha
Menurut Adiwilaga 1974, modal adalah seluruh kekayaan yang dipergunakan di dalam usaha. Soekartawi 1993 mengatakan bahwa modal
usahatani dapat diklasifikasikan sebagai bentuk kekayaan baik berupa uang maupun barang untuk menghasilkan sesuatu secara langsung maupun tidak
langsung dalam suatu proses produksi. Mubyarto 1989 berpendapat bahwa jika dilihat dari sumbernya, modal
dapat dibagi dua yaitu modal sendiri equity capital dan modal pinjaman credit. Berkaitan dengan hal tersebut, Adiwilaga 1974 mengatakan bahwa pada garis
besarnya modal usaha terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1 modal tetap, seperti:
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
Click here to buy A
w w
w .ABBYY.c o m
18
tanah, bangunan, alat-alat dan mesin-mesin pertanian, dan 2 modal tidak tetap, seperti: bahan baku, hasil usaha dalam simpanan, dan dana-dana usaha.
2.6 Pemasaran Hasil Produksi
Itik pada setiap tahap umur mempunyai segmen pasar khusus dengan nilai jual yang cukup tinggi. Telur Itik sendiri dipasarkan dalam tiga bentuk yaitu telur
segar, telur olahan, dan telur untuk penetasan. Salah satu bentuk telur olahan adalah telur asin. Jika tujuan beternak adalah untuk menghasilkan telur konsumsi
maka sistem beternak tanpa air dan pejantan merupakan salah satu pilihan yang tepat Suharno dan Amri, 2002. Menurut Suharno dan Amri 2002 telur Itik
sebagai telur tetas akan mempunyai harga jual yang lebih tinggi dan stabil dari pada telur segar. Telur ini ditetaskan untuk menghasilkan bibit. Telur Itik untuk
konsumsi juga mempunyai pasaran tersendiri.
2.7 Pendapatan Usaha Ternak Itik
Berdasarkan hasil penelitian Harahap et al. 1978, pada peternakan Itik di Sumatra Barat, jumlah induk yang dipelihara mempengaruhi pendapatan peternak,
dengan manajemen yang lebih baik maka produksi ternak Itik akan meningkat, yang akan membuat pendapatan peternak dari Itik yang dipeliharanya akan
meningkat. Samosir 1983 berpendapat bahwa ternak Itik memegang peranan penting
dalam menunjang sumber pendapatan petani-peternak, baik pada skala usaha kecil maupun skala usaha besar. Hal ini juga dinyatakan oleh Purwanti 1999,
berdasarkan hasil penelitiannya pada peternak Itik di Karawang, dari sisi pendapatan sumbangan dari ternak Itik terhadap pendapatan keluarga sebesar
35,43 persen. Selain itu, usaha ternak Itik merupakan kegiatan basis yang mempunyai peranan yang cukup penting dalam pembangunan pertanian, sehingga
dapat meningkatkan Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB suatu daerah Purwanti, 1999.
2.8 Penggunaan Keong Mas Untuk Pakan