Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

22 usahatani tersebut menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan, sedangkan nilai RC 1 maka usahatani tersebut tidak menguntungkan, dan jika nilai RC =1 maka usahatani tersebut berada pada keuntungan normal.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Kecamatan Tanjungsari adalah salah satu daerah penghasil susu sapi di Jawa Barat, selain Lembang dan Pengalengan. Sapi yang dipelihara di Kecamatan Tanjungsari tingkat produktivitas masih relatif rendah. Informasi yang diperoleh dari petugas kesehatan hewan KESWAN di Kecamatan Tanjungsari menyatakan bahwa produktivitas susu sapi perah yang berumur lima tahun rata-rata sebesar 8- 9 literekorhari, padahal produktivitas ideal 12 sampai 15 literekorhari Girisonta, 1995. Saat ini budidaya sapi perah di Kecamatan Tanjungsari masih menghadapi kendala dalam produktivitas. Peningkatan produktivitas susu di Kecamatan Tanjungsari dapat diupayakan melalui penambahan penggunaan input seperti penambahan pakan konsentrat dan ampas tahu. Peningkatan produktivitas susu melalui penambahan input menghadapi kendala keterbatasan sumberdaya terutama modal untuk membeli pakan konsentrat dan ampas tahu. Pengeluaran biaya input yang tinggi akan mempengaruhi pendapatan peternak sapi perah. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari responden, harga input meningkat lebih tinggi dari pada harga output. Sebagai contoh, harga pakan konsentrat dari Rp 1.100 per kilogram naik menjadi Rp 1.425 per kilogram dan ampas tahu dari harga Rp 400 per kilogram naik menjadi Rp 600 per kilogram, sedangkan kenaikan harga susu dari Rp 2.866 per liter hanya naik menjadi Rp 2.896 per liter atau hanya naik sebesar Rp 30 saja per liter. Dengan demikian biaya operasional yang dikeluarkan oleh peternak lebih besar dibandingkan dengan penerimaan dari hasil penjualan susu sapi. Ketidakseimbangan ini berakibat pada semakin berkurangnya pendapatan yang diterima peternak dari usaha ternaknya. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas susu dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan peternak sapi perah di Kecamatan Tanjungsari. Adapun input-input yang mempengaruhi produktivitas adalah hijauan, konsentrat, 23 ampas tahu, vaselin dan tenaga kerja. Sedangkan yang mempengaruhi pendapatan adalah harga hijauan, harga konsentrat, harga ampas tahu, harga vaselin, biaya kesehatan hewan, upah tenaga kerja dan harga jual susu sapi. Untuk melihat pengaruh input tersebut terhadap produktivitas susu sapi, maka perlu dilakukan analisis fungsi produktivitas menggunakan model fungsi Cobb Douglas. Analisis ini berguna untuk melihat tingkat signifikansi input tersebut, berpengaruh nyata atau tidak terhadap produktivitas dan pendapatan peternak. Kerangka penelitian operasional produktivitas susu dan pendapatan peternak sapi perah di Kecamatan Tanjungsari ini dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Kerangka Operasional Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Susu dan Pendapatan Peternak Sapi Perah di Kecamatan Tanjungsari. Analisis Fungsi Pendapatan Cobb Douglas Kombinasi faktor pendapatan - Harga hijauan - Harga konsentrat - Harga Ampas tahu - Harga Vaselin - Biaya kesehatan hewan - Upah tenaga kerja - Harga penjualan susu Analisis Fungsi Produktivitas Cobb Douglas Kombinasi faktor produktivitas - Hijauan - Konsentrat - Ampas Tahu - Vaselin - Jumlah tenaga kerja Analisis Usahatani Masalah Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Tanjungsari 1. Kemampuan produktivitas rendah 2. Pendapatan usaha ternak rendah Rekomendasi 24

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Margajaya dan Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan pertimbangan bahwa daerah tersebut merupakan salah satu sentra penghasil susu sapi perah di Kabupaten Sumedang. Alasan pemilihan dua Desa tersebut sebagai lokasi penelitian adalah populasi ternaknya paling banyak dengan proporsi masing- masing adalah 20,89 persen dan 20,40 persen Tabel 7. Waktu pengumpulan dan pengolahan data dilakukan pada bulan Maret hingga April 2010. Tabel 7 . Populasi Sapi Perah di Kecamatan Tanjungsari Tahun 2009 No DesaKelurahan Sapi Perah Total ekor Persentase Jantan Betina 1 Jatisari 15 92 107 3,30 2 Kadakajaya 11 32 43 1,32 3 Cinanjung 49 520 569 17,56 4 Kutamandiri 1 7 8 0,24 5 Cijambu 63 405 468 14,44 6 Gudang - - - - 7 Margajaya 84 593 677 20,89 8 Margaluyu 10 50 60 1,85 9 Pasigaran 1 72 73 2,25 10 Raharja 46 615 661 20,40 11 Tanjungsari - - - - 12 Gunungmanik 32 542 574 17,71 Total 312 2.928 3.240 100 Sumbar : Kecamatan Tanjungsari, 2009 Diolah

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapang, pengisian kuisioner dan wawancara secara langsung kepada peternak sapi perah di lokasi penelitian. Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur yang relevan seperti buku serta data-data dari dinas atau