dengan daerah provinsi lain. Misalnya saja, kultur masyarakat di bagian barat Kabupaten Bogor yang berbatasan dengan Propinsi Banten Kabupaten Lebak
masih sangat tradisional, sedikit kasar dari segi bahasa dan tinggal di perdesaan. Sementara kultur masyarakat di sebelah timur yang berbatasan dengan kota
Jakarta, masyarakatnya lebih modern, bahasa yang digunakan lebih teratur dan tinggal di daerah perkotaan.
Kelembagaan masyarakat di Kabupaten Bogor jumlahnya cukup banyak. Beberapa terdapat kelembagaan masyarakat yang mulai berani dan muncul
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Kabupaten Bogor. Misalnya saja, terdapat banyak kelompok tani di wilayah perdesaan,
Lembaga Swadaya Masyarakat yang dikelola oleh Kesbanglinmas pemerintah Kabupaten Bogor yang berdiri dan eksis di wilayah perdesaan dan perkotaan,
paguyuban-paguyuban yang merekatkan hubungan antar masyarakat, dan beberapa lembaga koperasi. Semua ini masih berkembang di Kabupaten Bogor.
Potensi kelembagaan masyarakat yang terdapat di Kabupaten Bogor ini memang belum teroptimalkan dengan baik, bahkan banyak masyarakat yang belum
mengetahui keberadaannya. Sehingga perlu menjadi perhatian dari pemerintah daerah adalah adanya sosialisasi dan peran pembinaan dan pemberdayaan yang
terstruktur untuk mendukung program-program dari kelembagaan yang ada di masyarakat Kabupaten Bogor.
4.8 Potensi Pertanian Kabupaten Bogor
4.8.1 Potensi Sumberdaya Alam Pertanian
Kabupaten Bogor memiliki potensi sumberdaya alam pertanian yang besar dan beragam, jika dikembangkan akan menjadi sebuah kekuatan untuk
membangun masyarakat dalam rangka menanggulangi kemiskinan. Potensi sumberdaya alam pertanian yang tampak terlihat di Kabupaten Bogor amatlah
banyak diantaranya potensi pertanian untuk pengembangan padi sawah, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Dari potensi yang ada dan
memiliki berbagai keunggulan yang khas jika dimanfaatkan dan dikelola dengan profesional akan dapat membantu pemerintah dalam program penanggulangan
kemiskinan di Kabupaten Bogor. Potensi ini dapat kita lihat pada luasan lahan pertanian di Kabupaten Bogor. Kabupaten Bogor memiliki luas lahan pertanian
sebesar 149.748 Ha, luasan ini masih lebih luas jika dibandingkan dengan luasan lahan di Kabupaten bogor untuk peruntukan yang lain seperti perikanan,
perkebunan kehutanan dan lainnya. Secara umum dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel. 12
Potensi Sumberdaya Alam Pertanian di Kabupaten Bogor
Potensi Luas Ha
Pertanian 149.748 Perkebunan 29.857,89
Kehutanan 108.033,69 Lainnya 29.462,43
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2006
4.8.2 Potensi sektor Perkebunan
Sektor pertanian di Kabupaten Bogor ternyata tidak hanya terlihat pada banyaknya pesawahan yang ada, namun juga terlihat pada sub sektor perkebunan
yang merupakan salah satu sub sektor yang memiliki potensi besar di Kabupaten Bogor. Sektor ini perlu perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah dalam
rangka meningkatkan produktivitas tanaman khususnya dalam pemanfaatan luas lahan yang dimiliki oleh Kabupaten Bogor. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian
dan Kehutanan Kabupaten Bogor tahun 2008, potensi luas lahan perkebunan di Kabupaten Bogor masih cukup tinggi. Tanaman seperti kelapa, karet dan kopi
yang masih dapat dioptimalkan untuk di jadikan komoditas unggulan, walapun ada kecenderungan setiap tahun luas areal lahan untuk perkebunan semakin
berkurang. Namun ada harapan untuk melakukan perbaikan dengan kebijakan pemerintah daerah untuk menempatkan perkebunan menjadi salah satu leading
sector dalam rangka penanggulangan kemiskinan. Luasan lahan perkebunan di
Kabupaten Bogor terdiri dari potensi perkebunan rakyat dan potensi luas perkebunan yang dikelola oleh negara dan perkebunan besar yang dimiliki oleh
perusahaan swasta. Di Kabupaten Bogor, luas areal perkebunan rakyat dari tahun 2004-2007 secara umum menurun. Hal ini disebabkan adanya alih fungsi lahan
perkebunan menjadi pemukiman, hanya saja pada tahun 2006 ke tahun 2007 ada beberapa tanaman yang luas arealnya bertambah yaitu karet dan kopi. Hal ini
disebabkan adanya komitmen dari pemda untuk menungkatkan produsi karet dan kopi di Kabupaten Bogor. Seperti terlihat pada Tabel 13.
Tabel. 13
Luas Areal Tanaman Muda Perkebunan Rakyat dirinci menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Bogor Tahun 2004-2007
No. Jenis Tanaman
2004 2005
2006 2007
1. Karet 530,58 1.581,65 102,70 232,79
2. Kelapa 8.452,886
8.606,43 1.219,84 1.212,84
3. Kopi 2.234,19 2.244,37 350,62 504,62
4. The 96,11 2.747,37 21,81
21,81 5. Kapuk
0,00 0,00
0,00 0,00
6. Pala 551,01 573,02 105,56 205,56
7. Cengkeh 1.086,96 1.354,92 192,14 234,14
8. Aren 126,94 132,97 27,31
27,31 9. Melinjo
12,0 0,00
97,00 997,00
10. KencurObat-obatan 32,0
39,00 60,82
0,00 11. Kapolaga
34,20 96,05
1,07 0,00
12. Vanili 39,00
39,00 6,24
0,00 13. Pandan
- -
- -
14. Kelapa Hibrida
159,00 159,00 7,00
0,00 15. Kayu
Manis -
- -
19,00 16. Lada
35,58 35,58
0,00 0,00
17. Jambu Mete
- -
- -
18. Kunyit 29,00
42,40 0,00
0,00 19. Jahe
24,00 48,50
0,00 0,00
Jumlah 13.429,43 17.700,21
2.192,11 2.554,98
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Bogor, 2008
Dari Tabel 13 terlihat luas areal perkebunan besar juga cenderung mengalami penurunan, hal ini terlihat juga pada luas perkebunan karet dan kopi
pada tahun 2006 jika dibandingkan dengan tahun 2007. Baik PBSN maupun PT.P mengalami penurunan jumlah luas areal untuk perkebunan. Lihat pada Tabel 14.
Tabel. 14
Luas Areal Tanaman Muda Perkebunan Besar dirinci menurut Jenis Tanaman di Kabupaten Bogor Tahun 2004-2007.
2006 2007
No Jenis Tanaman
PBSN PT.P
PBSN PT.P
1. Karet 268,09
- 219,82
- 2. Kopi
5,00 -
0,00 -
3. The 50,00
20,50 50,00
20,50 4. Cengkeh
10,00 -
10,000 -
5. Coklat 236,00
- 236,00
- 6. Kelapa
Hibrida -
- -
- 7. Kelapa
- -
- -
8. Kelapa Sawit
- 2.075,62
- -
Jumlah 587,09 2.096,62
515,82 20,50
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab.Bogor, 2008
4.8.3 Potensi Sektor Tanaman Pangan Tabel. 15