Penggunaan dan Kepemilikan Lahan di Kabupaten Bogor

4.8.5 Potensi Sektor Kehutanan

Hutan merupakan salah satu potensi cukup besar yang memang belum termanfaatkan dengan baik oleh penduduk Kabupaten Bogor. Hasil hutan merupakan sumber pendapatan yang mejanjikan dan pengelolaan hutan untuk menghasilkan pendapatan itu bisa dilakukan oleh masyarakat. Permasalahan hutan yang terjadi sekarang adalah banyak sekali tindakan penggundulan hutan dan pencurian kayu oleh oknum masyarakat yang menyebabkan berkurangnya pendapatan dan bencana alam. Potensi hutan yang besar di Kabupaten Bogor seperti tampak pada Tabel 19 perlu dijaga dan dikembangkan oleh pemerintah dan masyarakat. Tabel. 19 Jenis,Luas, Produksi, Jumlah Pemilik, dan Jumlah Tenaga Kerja Terlibat di Hutan Rakyat No Jenis Luas ha Produksi m3 Jumlah pemilik orang Jumlah Tenaga Kerja Terlibat orang 1. Sengonalbazia Paraserianthes falcataria 3.406,95 15.585,09 34.363 16.741

2. Mahoni

Switenia sp. 3.730,50 1.672,24 34.744 17.372

3. Afrika

Maesopsis sp. 1.522,02 3.578,42 15.220 7.616

4. Jati Tectona

grandis 528,07 10,85 5.308 2.662

5. Campuran 1.191,47

1.760,49 14.510 6.852 Jumlah 11.379,02 22.607,10 104.144 51.215 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, Tahun 2008

4.9 Penggunaan dan Kepemilikan Lahan di Kabupaten Bogor

Berdasarkan luasan masing-masing penggunaan lahan di Kabupaten Bogor pada tahun 2006, dapat diketahui bahwa sebagian besar lahan di Kabupaten Bogor digunakan sebagai areal persawahan sawah irigasi + sawah tadah hujan, perkebunan campuran dan hutan. Dari Tabel. 20 dapat diketahui bahwa pada tahun 2006 Kabupaten Bogor memiliki areal persawahan kurang lebih seluas 65.000 ha. Hal ini menandakan bahwa Kabupaten Bogor masih mengandalkan sektor pertanian sebagai penopang perekonomian yang ada di wilayahnya. Berkembangnya sektor pertanian ini disebabkan karena karakteristik lahan dan kondisi geobiofisik wilayah yang sesuai untuk pengembangan pertanian. Tabel. 20 Luasan Penggunaan Lahan di Kabupaten Bogor tahun 2006 Jenis Penggunaan Lahan Luas ha Persentase Pemukiman 26.025,70 8,73 Jasa 524,20 0,18 Tegal 27.045,60 9,07 Industri 1.590,00 0,53 Sawah Irigasi 53.499,30 17,94 Sawah Tadah Hujan 11.805,90 3,96 Kebun Campuran 85.001,70 28,50 Perkebunan 19.001,80 6,37 Hutan 62.306,40 20,89 Perairan 43,10 0,01 TambakKolam 17,00 0,01 Tanah Rusak KosongPasir Galian 1.217,90 0,41 Semak alang-alang 4.396,10 1,65 Lain-lain 5.263,20 1,76 Total 298.277,90 100,00 Sumber : Badan Pertanahan Nasional BPN, 2007 Masyarakat Kabupaten Bogor menggantungkan hidupnya pada komoditas pertanian seperti padi sawah, padi gogo, jagung, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar, wortel, bawang daun, ketimun, kacang panjang dan cabe. Tanaman padi sawah hampir menyebar di semua kecamatan, dengan variasi luasan yang berbeda. Umumnya tanaman padi sawah menyebar di Kecamatan Pamijahan, Leuwiliang, Rumpin, Sukajaya, Cigudeg, Ciampea, Caringin dan Cariu. Produktivitasnya mencapai kisaran 4-5 ton per hektar. Produktivitas ini sebenarnya masih bisa meningkat tetapi kelemahan dari petani di Kabupaten Bogor adalah luasnya lahan pertanian yang dimiliki sangat kecil yaitu 0,25 ha per keluarga tani Bappeda Kabupaten Bogor, 2006. Tingkat kepemilikan tanah masyarakat petani di Kabupaten Bogor tergolong rendah. Petani kesulitan untuk meningkatkan produktivitas pertaniaanya, karena banyak lahan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat petani di jual kepada penduduk luar desa, seperti dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Mereka membeli lahan pertanian yang dimiliki oleh petani desa kemudian diserahkan kembali kepada petani untuk diolah dengan sistem paro. Kepemilikan lahan pertanian dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel. 21 Status Kepemilikan Lahan Petani Status Kepemilikan Lahan keluarga No Kecamatan Rata-rata Luas Lahan Garapan Ha Pemilik Penggarap Buruh Sakapsewa 1 Pamijahan 0.10 7.365 1.097 1.326 75 2 Leuwiliang 0.10 2.559 296 236 16 Sumber : BP3K Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, 2009 Rata-rata luas lahan garapan yang dimiliki oleh petani di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang sangat rendah hanya mencapai 0,10 ha per keluarga tani. Lahan garapan ini lebih kecil dari rata-rata lahan garapan yang terdapat di Kabupaten Bogor yang mencapai 0,25 ha. Petani di Kabupaten Bogor, terutama di Kecamatan pamijahan dan Leuwiliang banyak yang bekerja sebagai buruh tani dan petani penggarap, mereka sedikit sekali yang mampu memiliki lahan apalagi menyewa untuk hidup bertani.

4.10 Ikhtisar