Dari Tabel 42 dapat dilihat bahwa di Kecamatan Pamijahan produksi Padi Sawah sejak tahun 2005 sampai tahun 2007 selalu meningkat, hal ini disebabkan
oleh terjadinya peningkatan luas panen dari tahun ke tahun. Produksi Padi Sawah terbesar di Kecamatan Pamijahan yaitu terdapat di Desa Ciasihan sebesar 6000
ton, Ciasmara sebesar 5.727 ton, Gunung Sari 4.371 ton. Sementara desa dengan produksi Padi Sawah terendah yaitu Desa Gunung Menyan, Cimayang dan
Gunung Bunder 1 dengan masing-masing produksi sebesar 1.363 ton, 1.555 ton dan 1.669 ton. Sementara di Kecamatan Leuwiliang Produksi terbesar di Desa
Pabangbon, Barengkok dan Karyasari dengan produksi masing-masing sebesar 2.501 ton, 1.255 ton dan 1.192 ton. Desa yang paling sedikit produksinya yaitu
Desa Leuwimekar, Puraseda dan Leuwiliang dengan produksi masing-masing sebesar 152 ton, 267 ton dan 439 ton.
Tanaman Padi Sawah ini memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan dan dapat menjadi basis utama pertanian di dua kecamatan
tersebut. Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, masyarakatnya sudah dapat memenuhi kebutuhan akan beras bahkan sebagian besar beras yang dihasilkan di
jual ke pasar non lokal daerah lain untuk memenuhi kebutuhan beras di daerah lain. Berdasarkan BP3K Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, bahwa prospek
pasar beras ini sebesar 75 lokal dan 25 luar lokal. Artinya, sebesar 25 beras yang merupakan hasil produksi di ekspor keluar daerah.
7.3.3 Perkembangan Manggis
Manggis merupakan tanaman eksotis dunia yang juga tumbuh di Kabupaten Bogor Khususnya di Kecamatan Leuwiliang. Manggis banyak tumbuh
di Indonesia termasuk di Kabupaten Bogor. pohon manggis banyak ditemukan di Kecamatan Leuwiliang tepatnya dikampung citeureup tumbuh varietas manggis
baru yang disebut sebagai manggis “Bogor Raya” yang baru di resmikan baru- barui ini oleh Bupati Bogor yaitu Rahmat Yasin. Hampir setiap orang mengenal
buah manggis dan menyukai rasanya. Tetapi, belum banyak yang mengenal bahwa daerah yang banyak menghasilkan tanaman ini adalah Kabupaten Bogor,
Kecamatan Leuwiliang. Seperti terlihat pada Tabel 43.
Tabel. 43
Produksi Manggis di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang tahun 2009.
Kecamatan Produksi Ton
Produktivitas TonHa
Luas Tanaman
Ha
Pamijahan 15 375
50 Leuwiliang 35.124
878 50.944
Sumber : BP3K Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang 2009
Dari Tabel 43 terlihat bahwa Kecamatan Leuwiliang memiliki jumlah produksi manggis jauh lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Pamijahan.
Jumlah produksi manggis yang terdapat di Kecamatan Leuwiliang mencapai 35.124 ton, sementara di Kecamatan Pamijahan sebesar 15 ton. Hal ini
dikarenakan Kecamatan Leuwiliang memiliki luas tanam dan produktivitas buah yang lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Pamijahan. Sehingga tepat jika
Kecamatan Leuwiliang dijadikan sebagai sentra produksi manggis di Kabupaten Bogor. Manggis ini, merupakan buah yang memiliki biji 6-7 dengan rasa yang
manis. Pemasaran manggis banyak dilakukan oleh para petani ke pasar leuwiliang dan ke pasar bogor. bahkan ada juga yang membawanya ke Jakarta untuk di
pasarkan lebih luas lagi.
7.3.4 Perkembangan Jeruk Siam
Jeruk Siam merupakan komoditas unggulan yang berada di Kecamatan Pamijahan dengan nilai LQ 5,56. Jeruk ini memiliki tingkat produksi yang cukup
baik untuk di kembangkan di Kecamatan Pamijahan. Seperti terlihat pada Tabel
44. Tabel. 44
Produksi Jeruk di Kecamatan Pamijahan tahuun 2008.
No Kecamatan
Produksi Ku Tambah Tanam
pohon
1 Pamijahan 400
232 2 Leuwiliang
- -
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2008
Dari Tabel 44 terlihat bahwa produksi komoditas Jeruk Siam di Kecamatan Pamijahan mencapai 400 Kwintal dengan tambah tanam 232 pohon.
Desa yang paling banyak memproduksi Jeruk Siam yaitu Desa Gunung Picung,
Cibitung Kulon dan Cibitung Wetan dengan produksi masing-masing 10 Kwintal. Sementara Desa yang tidak memproduksi Jeruk Siam antara lain Desa Pamijahan,
Pasarean, Gunung Menyan dan Cimayang karena di Desa tersebut lebih banyak memproduksi Ubi Jalar. Jeruk Siam oleh masyarakat dijadikan sebagai komoditas
buah yang sampai sekarang dikembangkan dan prospeknya cukup baik. Komoditas ini sangat potensial dan masyarakat memasarkan hasilnya tidak hanya
di pasar tradsional di sekitar kecamatan tetapi sudah mulai masuk ke pasar modern seperti Swalayan dan Pasar buah yang ada di Kota Bogor.
7.4 Ikhtisar