tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Berdasarkan jumlah rumah tangga miskin, maka Kecamatan Leuwiliang dan Kecamatan Pamijahan merupakan dua
kecamatan dengan jumlah rumah tangga miskin paling banyak yaitu masing- masing 13.849 KK 53,76 dan 13.382 KK 43,42 dibandingkan dengan
kecamatan lainnya. Sementara secara umum di Kabupaten Bogor, kecamatan dengan jumlah rumah tangga miskin terbesar terdapat di Kecamatan Leuwiliang
sebesar 53,76 sedangkan kecamatan dengan jumlah rumah tangga miskin terkecil yaitu Kecamatan Gunung putri sebesar 5,13. Dari data ini dapat dilihat
bahwa Kabupaten Bogor bagian barat lebih miskin jika dibandingkan dengan Kabupaten Bogor dibagian timur.
4.2.2 Persebaran dan Kepadatan Penduduk
Besarnya jumlah penduduk akan membawa implikasi tertentu pada sebuah wilayah utamanya terhadap persebaran dan densitas kepadatan penduduknya.
pada tahun 2006 kepadatan penduduk yang tinggi berada di Kecamatan Ciomas, Bojong Gede dan Cibinong. Sedangkan kepadatan terendah adalah Kecamatan
Tanjungsari dan Kecamatan Sukamakmur. Salah satu upaya dalam mengurangi tingginya densitas penduduk dan tingkat persebaran telah dilakukan pemerintah
Kabupaten Bogor melalui program transmigrasi, baik itu transmigrasi umum, PIR, dan Non P1R. sebagai salah satu program yang telah berjalan adalah pada tahun
2005 telah diberangkatkan lebih dari 80 Kepala Keluarga 792 jiwa ke wilayah lain di Indonesia.
4.2.3 Struktur Penduduk Menurut Pekerjaan
Partisipasi angkatan kerja merupakan perbandingan antara jumlah angkatan kerja dengan penduduk berumur 10 tahun lebih. Tahun 2005 tingkat
partisipasi angkatan kerja TPAK Kabupaten Bogor untuk laki-laki 75,13 persen, perempuan 32,92 persen, dan secara total 54,67 persen. Jumlah penduduk yang
bekerja sebanyak 991.634 orang untuk laki-laki, 339.680 orang untuk perempuan dan 1.331.314 orang untuk total Kabupaten Bogor. Sedangkan jumlah
pengangguran sebanyak 152.424 untuk laki-laki dan 131.618 untuk perempuan dari 284.042 untuk total Kabupaten Bogor.
Penduduk di Kabupaten Bogor banyak yang bekerja pada sektor pertanian. Hal ini sesuai dengan potensi alam yang dimiliki oleh Kabupaten Bogor, bahwa
sektor pertanian masih menjadi sektor yang paling banyak dalam menyerap tenaga kerja setelah sektor perdagangan. jika dibandingkan dengan sektor lain yang
terdapat di Kabupaten Bogor, sektor pertanian memiliki urutan ke dua dalam menyerap tenaga kerja. Secara umum dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel. 9
Persentase Serapan Tenaga Kerja per Sektor
Dari Tabel. 9 terlihat bahwa jumlah lapangan kerja yang ada di Kabupaten Bogor, sebesar 20,21 tenaga kerja bekerja pada sektor pertanian. Sektor
pertanian masih mampu menyerap tenaga kerja diatas sektor industri dan sektor jasa yang selama ini menjadi mata pencaharian banyak orang di wilayah lain.
Walaupun secara kontribusi pada PDRB Kabupaten Bogor hanya 4,81 pada tahun 2007, tetapi serapan terhadap tenaga kerja masih sangat mempengaruhi
penduduk untuk bekerja pada sektor pertanian.
4.3 Perekonomian Kabupaten Bogor