Tabel. 43
Produksi Manggis di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang tahun 2009.
Kecamatan Produksi Ton
Produktivitas TonHa
Luas Tanaman
Ha
Pamijahan 15 375
50 Leuwiliang 35.124
878 50.944
Sumber : BP3K Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang 2009
Dari Tabel 43 terlihat bahwa Kecamatan Leuwiliang memiliki jumlah produksi manggis jauh lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Pamijahan.
Jumlah produksi manggis yang terdapat di Kecamatan Leuwiliang mencapai 35.124 ton, sementara di Kecamatan Pamijahan sebesar 15 ton. Hal ini
dikarenakan Kecamatan Leuwiliang memiliki luas tanam dan produktivitas buah yang lebih besar dibandingkan dengan Kecamatan Pamijahan. Sehingga tepat jika
Kecamatan Leuwiliang dijadikan sebagai sentra produksi manggis di Kabupaten Bogor. Manggis ini, merupakan buah yang memiliki biji 6-7 dengan rasa yang
manis. Pemasaran manggis banyak dilakukan oleh para petani ke pasar leuwiliang dan ke pasar bogor. bahkan ada juga yang membawanya ke Jakarta untuk di
pasarkan lebih luas lagi.
7.3.4 Perkembangan Jeruk Siam
Jeruk Siam merupakan komoditas unggulan yang berada di Kecamatan Pamijahan dengan nilai LQ 5,56. Jeruk ini memiliki tingkat produksi yang cukup
baik untuk di kembangkan di Kecamatan Pamijahan. Seperti terlihat pada Tabel
44. Tabel. 44
Produksi Jeruk di Kecamatan Pamijahan tahuun 2008.
No Kecamatan
Produksi Ku Tambah Tanam
pohon
1 Pamijahan 400
232 2 Leuwiliang
- -
Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2008
Dari Tabel 44 terlihat bahwa produksi komoditas Jeruk Siam di Kecamatan Pamijahan mencapai 400 Kwintal dengan tambah tanam 232 pohon.
Desa yang paling banyak memproduksi Jeruk Siam yaitu Desa Gunung Picung,
Cibitung Kulon dan Cibitung Wetan dengan produksi masing-masing 10 Kwintal. Sementara Desa yang tidak memproduksi Jeruk Siam antara lain Desa Pamijahan,
Pasarean, Gunung Menyan dan Cimayang karena di Desa tersebut lebih banyak memproduksi Ubi Jalar. Jeruk Siam oleh masyarakat dijadikan sebagai komoditas
buah yang sampai sekarang dikembangkan dan prospeknya cukup baik. Komoditas ini sangat potensial dan masyarakat memasarkan hasilnya tidak hanya
di pasar tradsional di sekitar kecamatan tetapi sudah mulai masuk ke pasar modern seperti Swalayan dan Pasar buah yang ada di Kota Bogor.
7.4 Ikhtisar
Berdasarkan pada hasil analisis LQ terhadap komoditas pertanian yang terdapat di Kabupaten Bogor, maka komoditas ubi jalar, padi sawah, jeruk siam
dan manggis merupakan komoditas unggulan yang terdapat di Kabupaten Bogor khususnya di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang. Komoditas tersebut menjadi
komoditas unggulan karena memiliki nilai LQ 1, sehingga komoditas tersebut menjadi sektor basis perekonomian masyarakat di Kecamatan Pamijahan dan
Leuwiliang. Nilai LQ ubi jalar sebesar 2,24, nilai LQ padi sawah sebesar 1,17 dan 1,09,
nilai LQ jeruk siam sebesar 5,56 dan nilai LQ manggis sebesar 8,03. Berdasarkan nilai LQ tertinggi, manggis memang menjadi komoditas unggulan yang terdapat
di Kabupaten Bogor, namun dalam kenyataan dilapangan tanaman ini mengalami kegagalan disebabkan oleh penebangan pohon yang dilakukan oleh masyarakat
sehingga manggis perlu di budidayakan kembali. Pengembangan komoditas unggulan berupa ubi jalar terdapat di
Kecamatan Pamijahan tepatnya terletak di Desa Gunung Bunder 1 dan 2 dengan produksi terbesar sebanyak 600 ton, produksi padi sawah terbesar terdapat di Desa
Ciasihan sebesar 6000 ton, produksi jeruk siam terbesar terdapat di Desa Gunung Picung, Cibitung Kulon dan Cibitung Wetan sebanyak 10 kwintal. Sementara itu,
pengembangan komoditas unggulan padi sawah di Kecamatan Leuwiliang yaitu di Desa Pabangbon, Barengkok dan Karyasari dengan produksi terbesar masing-
masing 2.501 ton, 1.255 ton, dan 1.192 ton. Produksi manggis terbesar di