adanya bantuan pemerintah kepada petani Ubi Jalar dan rangsangan prospek pasar Ubi Jalar dari tahun ke tahun cukup baik. Hasil produksi Ubi Jalar di Kecamatan
Pamijahan sebagian besar di jual ke pasar non lokal untuk memenuhi permintaan. Hal ini sesuai dengan BP3K Kecamatan Pamijahan bahwa prospek pasar
komoditas Ubi Jalar sebesar 25 lokal dan 75 luar lokal. Produksi Ubi Jalar terbesar di Kecamatan Pamijahan terdapat di Desa Gunung Bunder 1 dan 2 yaitu
sebanyak 600 ton. Produksi di Desa Cibening sebanyak 300 ton, Cimayang dan Gunung Menyan sebanyak 252 ton, Pasarean sebanyak 234 ton, Gunung Picung
225 ton, Pamijahan 195 ton, Cibitung Wetan 180 ton, Cibitung Wetan 120 ton. Sementara di Desa Cibunian, purwabakti, Ciasihan, Ciasmara dan Gunung Sari
tidak di memproduksi Ubi Jalar. Produksi Ubi Jalar di Kecamatan Leuwiliang tidak seperti di Kecamatan
Pamijahan yang setiap desa dapat menghasilkan ratusan ton per tahun. Di Kecamatan Leuwiliang, Produksi Ubi Jalar tidak terlalu besar. Produksi terbesar
Ubi Jalar di Kecamatan Leuwiliang terdapat di tiga desa yaitu Desa Leuwimekar sebesar 85,5 ton, Desa Leuwiliang sebesar 81,4 ton dan Desa Karyasari sebesar
74,4 ton. Sehingga Ubi Jalar di Kecamatan Leuwiliang bukan merupakan komoditas unggulan karena produktsi pertahunnya sedikit.
7.3.2 Perkembangan Padi Sawah
Tanaman Padi Sawah merupakan komoditas unggulan di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang dengan nilai LQ 1. Produksi Padi Sawah pada dua
kecamatan tersebut dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena sebagian besar kelompok tani yang terdapat pada dua kecamatan
tersebut memiliki basis menanam padi sawah dalam mengembangkan usaha pertaniannya. Seperti terlihat pada Tabel 42.
Tabel. 42
Perkembangan Padi Sawah di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang tahun 2007.
Luas Panen Ha Produksi Ton
Produktivitas TonHa
Kecamatan 2005
2006 2007
2005 2006
2007 2005
2006 2007
Pamijahan
6.254 6.424 7.280 34.139 36.007 43.029 5,46 5,61 5,91
Leuwiliang
1.981 2.304 3.360 10.779 12.856 19.598 5,44 5,58 5,83 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 2008
Dari Tabel 42 dapat dilihat bahwa di Kecamatan Pamijahan produksi Padi Sawah sejak tahun 2005 sampai tahun 2007 selalu meningkat, hal ini disebabkan
oleh terjadinya peningkatan luas panen dari tahun ke tahun. Produksi Padi Sawah terbesar di Kecamatan Pamijahan yaitu terdapat di Desa Ciasihan sebesar 6000
ton, Ciasmara sebesar 5.727 ton, Gunung Sari 4.371 ton. Sementara desa dengan produksi Padi Sawah terendah yaitu Desa Gunung Menyan, Cimayang dan
Gunung Bunder 1 dengan masing-masing produksi sebesar 1.363 ton, 1.555 ton dan 1.669 ton. Sementara di Kecamatan Leuwiliang Produksi terbesar di Desa
Pabangbon, Barengkok dan Karyasari dengan produksi masing-masing sebesar 2.501 ton, 1.255 ton dan 1.192 ton. Desa yang paling sedikit produksinya yaitu
Desa Leuwimekar, Puraseda dan Leuwiliang dengan produksi masing-masing sebesar 152 ton, 267 ton dan 439 ton.
Tanaman Padi Sawah ini memiliki prospek yang besar untuk dikembangkan dan dapat menjadi basis utama pertanian di dua kecamatan
tersebut. Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, masyarakatnya sudah dapat memenuhi kebutuhan akan beras bahkan sebagian besar beras yang dihasilkan di
jual ke pasar non lokal daerah lain untuk memenuhi kebutuhan beras di daerah lain. Berdasarkan BP3K Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, bahwa prospek
pasar beras ini sebesar 75 lokal dan 25 luar lokal. Artinya, sebesar 25 beras yang merupakan hasil produksi di ekspor keluar daerah.
7.3.3 Perkembangan Manggis