Hal ini terjadi karena masyarakat di Kecamatan Pamijahan sebagian besar tidak memiliki usaha sampingan lain selain bertani. Berdasarkan data dari BP3K
Kecamatan Pamijahan, hanya 36,4 masyarakat petani yang memiliki usaha sampingan dan 59,6 masyarakat tidak memiliki usaha sampingan, sehingga
usaha masyarakat terfokus pada usaha pertanian khususnya pada pengembangan tanaman padi sawah, ubi jalar dan jeruk siam.
6.4 Hubungan Kemiskinan dengan Karakteristik RTM di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor
Tingkat kemiskinan yang terjadi di masyarakat Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor berkaitan erat dengan karakteristik RTM seperti Jumlah
pendapatan masyarakat, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga, jumlah kepala keluarga yang tidak tamat SD dan Usaha sampingan. Hubungan antara
kemiskinan dengan karakteristik tersebut dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi dari hasil analisis korelasi spearman seperti pada Tabel 35.
Tabel. 35
Koefisien Korelasi hubungan antara Kemiskinan dengan Karakteristik Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Leuwiliang.
Karakteristik RTM Koefisien Korelasi r
r tabel r pada α
= 5
Pendapatan - 0,569
Luas Lahan -0,355
Jumlah Tanggungan 0,497
Jumlah Tamat SD 0,029
Usaha Sampingan -0,579
0,523
Sumber : Data diolah Ket : Signifikan pada
α = 5
Dari Tabel 35 terlihat bahwa di Kecamatan Leuwiliang terdapat korelasi linier negatif antara tingkat kemiskinan dengan pendapatan masyarakat, luas lahan
dan usaha sampingan. Artinya, semakin besar tingkat kemiskinan yang terjadi pada masyarakat maka semakin kecil pendapatan, luas lahan dan usaha sampingan
yang diperoleh masyarakat tersebut. Sementara terjadi Korelasi positif antara tingkat kemiskinan dengan jumlah tanggungan kepala keluarga dan jumlah kepala
keluarga yang tidak tamat SD. Artinya, semakin besar tingkat kemiskinan di Kecamatan Leuwiliang maka semakin besar pula jumlah tanggungan kepala
keluarga dan jumlah kepala keluarga yang tidak tamat SD. Dari hasil analisis korelasi terdapat tingkat signifikansi yang kuat antara
tingkat kemiskinan dengan pendapatan masyarakat dan usaha sampingan, hal ini disebabkan sumber pendapatan masyarakat di Kecamatan Leuwiliang tidak hanya
bergantung pada sektor pertanian dan banyak masyarakat petani yang memiliki usaha sampingan. Berdasarkan data dari BP3K Kecamatan Leuwiliang,
masyarakat petani yang memiliki usaha sampingan di Kecamatan Leuwiliang sebanyak 60,5 , sementara yang tidak memiliki usaha sampingan sebanyak
35,5, sehingga besarnya pendapatan petani di Kecamatan Leuwiliang disebabkan oleh banyaknya usaha sampingan masyarakat. Terdapat korelasi yang
signifikan lemah antara kemiskinan dengan luas lahan, jumlah tanggungan dan jumlah kepala keluarga yang tidak tamat SD, hal ini karena tidak banyak luas
lahan yang dimiliki oleh petani, jumlah tanggungan dikalangan masyarakat yang besarnya hampir merata dan tingkat pendidikan sangat rendah yang dimiliki oleh
sebagian besar kepala keluarga di Kecamatan Leuwiliang.
6.5 Ikhtisar