3.3.2.2 Analisis Korelasi
Analisis Korelasi digunakan untuk menguji adanya hubungan antara tingkat kemiskinan persentase jumlah keluarga miskin di Kabupaten Bogor
dengan beberapa karakteristik rumah tangga miskin di Kabupaten Bogor. Korelasi yang digunakan untuk menguji kedua variabel tersebut adalah korelasi Spearman
yang diolah dengan menggunakan Microsoft Excel. Koefisien korelasi r berkisar antara -1 sampai dengan +1. Tanda minus - menyatakan hubungan negatif antar
kedua variabel. Tanda positif + menyatakan ada hubungan positif antar variabel. Tinggi rendahnya koefisien korelasi mencerminkan tinggi rendahnya hubungan
antar kedua variabel. Uji hubungan antara tingkat kemiskinan dengan beberapa karakteristik RTM tersebut dilakukan pada tingkat signifikansi 5 persen. Hipotesis
yang akan diuji dalam analisis korelasi ini adalah : H0 : r = 0, artinya tidak ada hubungan antara tingkat kemiskinan dengan
beberapa karakteristik RTM di Kabupaten Bogor H1 : r = 1, artinya ada hubungan antara tingkat kemiskinan dengan beberapa
karakteristik RTM di Kabupaten Bogor
3.3.2.3 Analisis Location Quotient LQ
Analisis Location Quotient
LQ merupakan metode analisis yang umum digunakan dalam ekonomi geografi terutama di tingkat kecamatan. Analisis ini
digunakan untuk menunjukkan lokasi pemusatan atau basis aktivitas dan mengetahui kapasitas ekspor perekonomian wilayah serta tingkat kecukupan
barang atau jasa dari produksi lokal suatu wilayah. Nilai LQ merupakan indeks untuk membandingkan pangsa sub wilayah dalam aktivitas tertentu dengan pangsa
total aktivitas tersebut dalam total aktivitas wilayah atau dapat dikatakan bahwa LQ didefinisikan sebagai rasio persentase dari total aktivitas pada sub wilayah ke i
terhadap persentase aktivitas total terhadap wilayah yang diamati Budiharsono, 2001. Asumsi yang digunakan dalam analisis LQ adalah : 1 kondisi geografis
relatif seragam; 2 pola aktivitas bersifat seragam; 3 setiap aktivitas menghasilkan produk yang seragam.
Dalam teknik ini kegiatan ekonomi suatu daerah di bagi menjadi 2 golongan, yaitu :
a. Kegiatan industri yang melayani pasar di daerah itu sendiri maupun diluar
daerah yang bersangkutan. Industri seperti ini dinamakan industry basic. Nilai LQ lebih besar dari satu LQ 1
b. Kegiatan ekonomi atau industri yang melayani pasar di daerah tersebut,
jenis ini dinamakan industry non basic atau industri lokal. Nilai LQ kurang dari satu LQ 1
Analisis LQ dalam kajian ini digunakan untuk mencari komoditas unggulan pertanian di Kabupaten Bogor. Adapun rumus LQ adalah :
Koefisien LQ = eiet
Dimana : ei = Jumlah produksi komoditas i di kecamatan tertentu
et = Jumlah produksi total komoditas di kecamatan tertentu Ei = Jumlah produksi komoditas i di Kabupaten Bogor
Et = Jumlah produksi total komoditas di Kabupaten Bogor Interpretasi hasil analisis LQ adalah sebagai berikut :
1. Apabila nilai LQ 1, komoditas tersebut merupakan komoditas unggulan.
2. Apabila nilai LQ 1, komoditas tersebut bukan merupakan komoditas
unggulan.
3.3.2.4 Matriks IFE dan EFE