Ikhtisar KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif

di jual kepada penduduk luar desa, seperti dari Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Mereka membeli lahan pertanian yang dimiliki oleh petani desa kemudian diserahkan kembali kepada petani untuk diolah dengan sistem paro. Kepemilikan lahan pertanian dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel. 21 Status Kepemilikan Lahan Petani Status Kepemilikan Lahan keluarga No Kecamatan Rata-rata Luas Lahan Garapan Ha Pemilik Penggarap Buruh Sakapsewa 1 Pamijahan 0.10 7.365 1.097 1.326 75 2 Leuwiliang 0.10 2.559 296 236 16 Sumber : BP3K Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang, 2009 Rata-rata luas lahan garapan yang dimiliki oleh petani di Kecamatan Pamijahan dan Leuwiliang sangat rendah hanya mencapai 0,10 ha per keluarga tani. Lahan garapan ini lebih kecil dari rata-rata lahan garapan yang terdapat di Kabupaten Bogor yang mencapai 0,25 ha. Petani di Kabupaten Bogor, terutama di Kecamatan pamijahan dan Leuwiliang banyak yang bekerja sebagai buruh tani dan petani penggarap, mereka sedikit sekali yang mampu memiliki lahan apalagi menyewa untuk hidup bertani.

4.10 Ikhtisar

Daerah Kabupaten Bogor khususnya wilayah zona 2 merupakan wilayah pengembangan pertanian dan perdesaan. Wilayah ini terdiri dari 6 kecamatan yaitu : Sukajaya, Nanggung, Leuwisadeng, Cibungbulang, Leuwiliang dan pamijahan. Secara umum ke enam kecamatan ini merupakan basis wilayah pertanian di bagian Bogor Barat dengan memiliki potensi alam pertanian yang masih luas. Kabupaten Bogor memiliki berbagai potensi yang dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. Potensi-potensi tersebut antara lain yaitu: Jumlah penduduk di Kabupaten Bogor mencapai 4,2 juta jiwa dengan jumlah penduduk miskin mencapai 1,1 juta jiwa pada tahun 2006, ini merupakan jumlah penduduk yang besar untuk sebuah kabupaten. Di Kecamatan Pamijahan memiliki jumlah penduduk sebesar 134.865 jiwa dengan jumlah penduduk miskin mencapai 64.651 jiwa. Di Kecamatan leuwiliang jumlah penduduknya mencapai 111.705 jiwa dengan jumlah penduduk miskin sebesar 54.719 jiwa. Pekerjaan masyarakat di Kabupaten Bogor sebesar 326.260 jiwa atau sekitar 20,21 merupakan masyarakat yang bekerja pada sektor pertanian, jumlahnya terbesar kedua setelah sektor perdagangan. Sektor pertanian di Kabupaten Bogor memiliki kontribusi sebesar 4,81 terhadap PDRB dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,04. Hal ini belum terlalu besar jika dibandingkan dengan kontribusi dari sektor lain terhadap PDRB, tetapi serapan terhadap tenaga kerja sektor pertanian cukup besar dibandingkan dengan sektor lainnya. Potensi lain yang dimiliki oleh Kabupaten Bogor yaitu berupa potensi sumberdaya alam yang masih luas. Hal ini dapat dilihat dari kondisi keadaan umum wilayah Kabupaten Bogor yang identik dengan pertanian. Potensi yang dimiliki berupa luas lahan pertanian, perkebunan, kehutanan, dan sebagian produksi peternakan dan perikanan masih perlu dikembangkan. Namun yang menjadi salah satu permasalahannya adalah masih besarnya tingkat kemiskinan yang terjadi di Kabupaten Bogor. Kemiskinan di Kabupaten Bogor banyak terjadi pada wilayah zona 2 pengembangan pertanian dan perdesaan. Hal ini terjadi karena secara kondisi alam, wilayah zona 2 ini jauh dari pusat pemerintahan sehingga akses untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat juga sangat terbatas.

V. KARAKTERISTIK DAN KEMAMPUAN DAYA BELI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN BOGOR

5.1 Zona Pengembangan Pertanian dan Perdesaan di Kabupaten Bogor

Kabupaten Bogor berdasarkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW tahun 2005-2025 di bagi menjadi tiga wilayah: yaitu wilayah Bogor Barat, Bogor Tengah dan Bogor Timur. Pembagian perwilayahan seperti ini terlihat masih cukup luas cakupannya, sehingga perlu diubah kepada suatu sistem perwilayahan berdasarkan jumlah desa, luas area dan kondisi agroklimat wilayah Kabupaten Bogor, oleh karenanya Kabupaten Bogor di bagi menjadi 8 zona pengembangan wilayah. Seperti terlihat pada Tabel 22. Tabel. 22 Dasar Perwilayahan di Kabupaten Bogor Sumber : PSP3 IPB; Bappeda Kabupaten Bogor 2009 Kedelapan zona pengembangan wilayah pertanian dan perdesaan ini terdiri dari kecamatan-kecamatan yang lokasinya saling berdekatan antara satu dengan yang lainnya, sehingga diharapkan dapat mencerminkan kondisi agroekosistem yang sama. Pengelompokkan berdasarkan agroekosistem tersebut penting, hal ini berkaitan dengan kecocokkan bagi pengembangan komoditas pertanian tertentu. Dengan demikian, pada zona tersebut dapat dikembangkan suatu kluster industri bagi komoditas yang ada pada zona tertentu pula. Zona pengembangan pertanian dan perdesaan yang terdiri dari enam kecamatan tersebut merupakan wilayah pengembangan Kabupaten Bogor yang bertujuan untuk meningkatkan masing- masing potensi yang terdapat di masing-masing zona. Kedelapan zona tersebut dapat dilihat pada Tabel 23. RTRW Kabupaten Bogor 2005-2025 Kondisi Geografis Bogor Barat Bogor Tengah Bogor Timur Utara Barat Utara Tengah Utara Timur Utara Selatan Barat Selatan Tengah Selatan Timur Selatan