Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 miskin. Jika dilihat dari berbagai potensi yang dimiliki seperti diatas, seharusnya kemiskinan di Kabupaten Bogor dapat ditanggulangi dengan baik oleh pemerintah, namun faktanya kemiskinan masih tetap menjadi permasalahan yang belum tuntas diselesaikan. Oleh karenanya, perlu dilakukan sebuah kajian “Bagaimana Strategi Penanggulangan Kemiskinan melalui Pengembangan Pertanian di Kabupaten Bogor?”

1.2 Perumusan Masalah

Pembangunan daerah di Kabupaten Bogor yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sejak masa orde baru hingga sekarang, pada dasarnya telah memberikan perhatian yang cukup besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan. Salah satu program pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan ini adalah program revitalisasi pertanian pada 40 kecamatan. Kecamatan yang dapat dikembangkan untuk pengembangan pertanian diantaranya : untuk pengembangan pertanian padi sawah, palawija dan buah-buahan adalah Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Leuwiliang. Pengembangan wilayah menuju kesejahteraan, pemerintah telah melakukan beberapa langkah strategis sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, baik itu yang diluncurkan oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor. beberpa program yang telah dilaksanakan antara lain : Raskin, Bantuan Langsung Tunai BLT, Program Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP, Gerakan Masyarakat Mandiri GMM, Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan LUEP, Program Ketahanan Pangan PKP dan Kelompok Usaha Bersama Ekonomi KUBE Susda, 2006. Program-program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh pemerintah tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin perdesaan melalui peningkatan dan pemerataan pendapatan. Namun program yang dilaksanakan belum banyak berpengaruh terhadap adanya peningkatan pendapatan masyarakat miskin di perdesaan, hal ini di indikasikan lemahnya ekonomi masyarakat menghadapi gejolak perekonomian. Kondisi yang terjadi ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan yang belum menyelaraskan program yang ada dengan karakteristik dan kondisi sosial rumah tangga miskin, serta potensi wilayah perdesaan sebagai 3 basis penggerak ekonomi rakyat, sehingga pendapatan penduduk miskin masih tetap rendah. Rendahnya pendapatan penduduk miskin semakin menambah permasalahan kemiskinan sehingga menyebabkan lemahnya motivasi masyarakat berperan serta pada program pembangunan ekonomi perdesaan, rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengelola asset yang menyebabkan terbiarnya lahan-lahan yang menjadi potensi sumber ekonomi produktif, dan ketidakberdayaan masyarakat dalam menghadapi krisis ekonomi, sehingga melengkapi kesengsaraan komunitas masyarakat miskin dalam mempertahankan diri untuk tetap hidup. Pertanyaannya adalah Bagaimana karakteristik masyarakat miskin dan kemampuan daya beli masyarakat miskin di Kabupaten Bogor? Dalam upaya mengatasi kemiskinan di perdesaan, diperlukan pemahaman mengenai karakteristik rumah tangga miskin RTM, apa penyebab dan bagaimana hubungannya dengan tingkat kemiskinan, sehingga menjadikan masyarakat menjadi miskin. Apakah lebih kepada kemiskinan secara struktural atau kultural. Berdasarkan pola hidup dan karakteristik masyarakat di Kabupaten Bogor yang sebagian besar bergantung pada sektor pertanian 20,21 maka perlu dilakukan suatu kajian dalam rangka menggali informasi mengenai karakteristik kemiskinan yang terjadi yang menimpa 24,02 penduduk di Kabupaten Bogor BPS Kabupaten Bogor, 2008. Pertanyaannya adalah bagaimana hubungan antara tingkat kemiskinan dengan beberapa karakteristik rumah tangga miskin RTM di Kabupaten Bogor? Kabupaten Bogor merupakan daerah yang kaya akan komoditas pertanian. Banyak ragam mulai dari tanaman pangan, perkebunan, hortikultura dan buah- buahan. Bahan komoditas ini harus dijadikan sebagai bentuk usaha rakyat yang dikelola dengan baik dan profesional. Pemerintah perlu mengembangkan ragam komoditas yang ada pada masyarakat menjadi usaha komoditas unggulan untuk di kembangkan. Pengembangan usaha komoditas tersebut dikelola secara terintegrasi dan berkelanjutan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar petimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan sebagai upaya penanggulangan 4 kemiskinan yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pertanyaannya adalah Komoditas unggulan pertanian apa yang dapat dikembangkan guna meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin tersebut? Penanggulangan kemiskinan memerlukan pendekatan yang integral baik secara sosial, ekonomi dan budaya. Berbagai program pembangunan yang dikaitkan dengan kemiskinan, dianggap masih bersifat parsial dan tidak terintegrasi dengan baik di lintas sektoral, sehingga masih belum dapat meningkatkan kualitas dan taraf hidup rumah tangga secara signifikan. Pendekatan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan masih bersifat sentralistik, karena pemerintah daerah hanya diikutsertakan pada tahap pelaksanaan dilapangan. Pendekatan lainnya tidak melihat kemiskinan dari indikator keluaran output indicator, artinya kemiskinan dilihat dari gejala atau hasil outcome yang ditimbulkannya. Bentuk program yang dilakukan oleh pemerintah belum mencerminkan aspirasi masyarakat miskin seutuhnya, lemahnya pengendalian pelaksanaan program dan mekanisme pelaksanaan kurang transparan, sehingga menyebabkan program tidak efektif dan efisien, sehingga perlunya evaluasi program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan oleh pemerintah di Kabupaten Bogor, menjadi pertanyaan yang perlu di jawab dalam kajian ini.

1.3 Tujuan