2 miskin. Jika dilihat dari berbagai potensi yang dimiliki seperti diatas, seharusnya
kemiskinan di Kabupaten Bogor dapat ditanggulangi dengan baik oleh pemerintah, namun faktanya kemiskinan masih tetap menjadi permasalahan yang
belum tuntas diselesaikan. Oleh karenanya, perlu dilakukan sebuah kajian “Bagaimana Strategi Penanggulangan Kemiskinan melalui Pengembangan
Pertanian di Kabupaten Bogor?”
1.2 Perumusan Masalah
Pembangunan daerah di Kabupaten Bogor yang telah dilaksanakan oleh pemerintah daerah sejak masa orde baru hingga sekarang, pada dasarnya telah
memberikan perhatian yang cukup besar terhadap upaya pengentasan kemiskinan. Salah satu program pemerintah dalam upaya penanggulangan kemiskinan ini
adalah program revitalisasi pertanian pada 40 kecamatan. Kecamatan yang dapat dikembangkan untuk pengembangan pertanian diantaranya : untuk pengembangan
pertanian padi sawah, palawija dan buah-buahan adalah Kecamatan Pamijahan dan Kecamatan Leuwiliang. Pengembangan wilayah menuju kesejahteraan,
pemerintah telah melakukan beberapa langkah strategis sebagai upaya penanggulangan kemiskinan, baik itu yang diluncurkan oleh pemerintah pusat
maupun oleh pemerintah daerah Kabupaten Bogor. beberpa program yang telah dilaksanakan antara lain : Raskin, Bantuan Langsung Tunai BLT, Program
Usaha Agribisnis Perdesaan PUAP, Gerakan Masyarakat Mandiri GMM, Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan LUEP, Program Ketahanan Pangan PKP
dan Kelompok Usaha Bersama Ekonomi KUBE Susda, 2006. Program-program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan oleh
pemerintah tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin perdesaan melalui peningkatan dan pemerataan pendapatan. Namun
program yang dilaksanakan belum banyak berpengaruh terhadap adanya peningkatan pendapatan masyarakat miskin di perdesaan, hal ini di indikasikan
lemahnya ekonomi masyarakat menghadapi gejolak perekonomian. Kondisi yang terjadi ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam penanggulangan
kemiskinan yang belum menyelaraskan program yang ada dengan karakteristik dan kondisi sosial rumah tangga miskin, serta potensi wilayah perdesaan sebagai
3 basis penggerak ekonomi rakyat, sehingga pendapatan penduduk miskin masih
tetap rendah. Rendahnya pendapatan penduduk miskin semakin menambah
permasalahan kemiskinan sehingga menyebabkan lemahnya motivasi masyarakat berperan serta pada program pembangunan ekonomi perdesaan, rendahnya
kemampuan masyarakat dalam mengelola asset yang menyebabkan terbiarnya lahan-lahan yang menjadi potensi sumber ekonomi produktif, dan
ketidakberdayaan masyarakat dalam menghadapi krisis ekonomi, sehingga melengkapi kesengsaraan komunitas masyarakat miskin dalam mempertahankan
diri untuk tetap hidup. Pertanyaannya adalah Bagaimana karakteristik masyarakat miskin dan kemampuan daya beli masyarakat miskin di
Kabupaten Bogor?
Dalam upaya mengatasi kemiskinan di perdesaan, diperlukan pemahaman mengenai karakteristik rumah tangga miskin RTM, apa penyebab dan
bagaimana hubungannya dengan tingkat kemiskinan, sehingga menjadikan masyarakat menjadi miskin. Apakah lebih kepada kemiskinan secara struktural
atau kultural. Berdasarkan pola hidup dan karakteristik masyarakat di Kabupaten Bogor yang sebagian besar bergantung pada sektor pertanian 20,21 maka
perlu dilakukan suatu kajian dalam rangka menggali informasi mengenai karakteristik kemiskinan yang terjadi yang menimpa 24,02 penduduk di
Kabupaten Bogor BPS Kabupaten Bogor, 2008. Pertanyaannya adalah bagaimana hubungan antara tingkat kemiskinan dengan beberapa
karakteristik rumah tangga miskin RTM di Kabupaten Bogor?
Kabupaten Bogor merupakan daerah yang kaya akan komoditas pertanian. Banyak ragam mulai dari tanaman pangan, perkebunan, hortikultura dan buah-
buahan. Bahan komoditas ini harus dijadikan sebagai bentuk usaha rakyat yang dikelola dengan baik dan profesional. Pemerintah perlu mengembangkan ragam
komoditas yang ada pada masyarakat menjadi usaha komoditas unggulan untuk di kembangkan. Pengembangan usaha komoditas tersebut dikelola secara terintegrasi
dan berkelanjutan sehingga dapat dijadikan sebagai dasar petimbangan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan sebagai upaya penanggulangan
4 kemiskinan yang sesuai dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Pertanyaannya adalah Komoditas unggulan pertanian apa yang dapat dikembangkan guna meningkatkan pendapatan rumah tangga miskin
tersebut?
Penanggulangan kemiskinan memerlukan pendekatan yang integral baik secara sosial, ekonomi dan budaya. Berbagai program pembangunan yang
dikaitkan dengan kemiskinan, dianggap masih bersifat parsial dan tidak terintegrasi dengan baik di lintas sektoral, sehingga masih belum dapat
meningkatkan kualitas dan taraf hidup rumah tangga secara signifikan. Pendekatan pelaksanaan program pengentasan kemiskinan masih bersifat
sentralistik, karena pemerintah daerah hanya diikutsertakan pada tahap pelaksanaan dilapangan. Pendekatan lainnya tidak melihat kemiskinan dari
indikator keluaran output indicator, artinya kemiskinan dilihat dari gejala atau hasil outcome yang ditimbulkannya. Bentuk program yang dilakukan oleh
pemerintah belum mencerminkan aspirasi masyarakat miskin seutuhnya, lemahnya pengendalian pelaksanaan program dan mekanisme pelaksanaan kurang
transparan, sehingga menyebabkan program tidak efektif dan efisien, sehingga perlunya evaluasi program penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan
oleh pemerintah di Kabupaten Bogor, menjadi pertanyaan yang perlu di jawab dalam kajian ini.
1.3 Tujuan