Potensi Sektor Tanaman Pangan Tabel. 15 Potensi Sektor Peternakan

4.8.3 Potensi Sektor Tanaman Pangan Tabel. 15

Luas Penanaman dan Produksi Palawija 2008 dan Harapan Peningkatan Produktivitas Tanaman dengan Intensifikasi. Kondisi Existing 2008 Harapan Program Intensifikasi No. Jenis Tanaman Luas ha Prodha ton Total prod ton Prodha ton 1. Ubi kayu 9.101 19,69 179.222 25 2. Ubi jalar 3.916 13,92 60.832 20 3. Jagung 959 3,57 3.216 5 4. Kacang tanah 1.758 1,27 2.234 1,5 5. Kacang hijau 276 1,01 278 1,5 6. Kedelai 55 1,13 62 1,25 7. Talas 424 13,98 5.932 20 Sumber : Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2008 Dari Tabel 15 terlihat bahwa tanaman palawija pada tahun 2008 kondisi existing pada tanaman pangan belum optimal antara harapan dengan kondisi sebenarnya dilapangan. Produksi yang diinginkan belum sesuai dengan ketersediaan lahan yang ada. Oleh karenanya pola peningkatan produksi yang tepat untuk meningkatkan hasil produksi tanaman palawija. Pada kondisi yang terjadi tersebut perlunya upaya peningkatan hasil produksi dengan memanfaatkan potensi lahan yang terbatas tersebut.

4.8.4 Potensi Sektor Peternakan

Peternakan merupakan salah satu sub sektor pertanian yang tidak dapat dilupakan, karena peternakan merupakan sumber protein hewani yang sangat berguna bagi kehidupan manusia terutama bagi anak-anak yang akan mempengaruhi tingkat kecerdasan. Di Kabupaten Bogor terdapat beberapa hasil yang didapat dari sub sektor peternakan ini. Diantaranya adalah daging, telur, susu, kulit ini merupakan produk hasil ternak yang bermanfaat bagi manusia. Secara umum dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel. 16 Potensi Hasil Ternak di Kabupaten Bogor Produksi Satuan Daging 47.519.115 Kg Telur 29.796.837 Kg Susu 11.279.736 Liter Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2006 Ada juga hasil ternak yang dapat bermanfaat bagi mahluk lainnya yaitu kotoran ternak dapat dibuat kompos sebagai pupuk organik baik pupuk padat maupun pupuk cair. Banyaknya peran sub sektor peternakan ini, maka sangat penting bagi para peternak, pemerintah dan masyarakat untuk mempertahankan dan mengembangkan jumlah populasi ternak yang ada dan terdapat pada daerah lingkungan masing-masing. Pada tahun 2004-2008 populasi ternak unggas secara umum meningkat, hanya pada ayam ras dan itik yang mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan masih ada kesulitan dalam mengembangkan ayam ras dan itik di Kabupaten Bogor. Seperti terlihat pada Tabel 17. Tabel. 17 Perkembangan Populasi Ternak Unggas di Kabupaten Bogor Tahun 2004-2008 JENIS TERNAK 2004 2005 2006 2007 2008 Ayam Ras Petelur 3.055.300 3.045.200 3.533.007 3.791.836 3.933.002 Ayam Ras Pedaging 8.294.000 8.257.900 11.864.000 12.7556.300 13.775.475 Ayam Ras 1.417.800 1.233.467 1.201.644 1.007.202 986.348 Itik 128.846 136.018 241.299 150.986 128.197 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2009 Peternakan ruminansia besar di Kabupaten Bogor, dari tahun 2004-2008 populasi ternak sapi potong, sapi perah dan kerbau meningkat. Hal ini dikarenakan adanya program pemerintah yang menargetkan untuk swasembada daging pada lima tahun mendatang. Program pengembangan ternak ruminansia besar di Kabupaten Bogor lebih berkembang. Seperti terlihat pada Tabel 18. Tabel. 18 Perkembangan Populasi Ternak Ruminansia Besar di Kabupaten Bogor Tahun 2004-2008 JENIS TERNAK 2004 2005 2006 2007 2008 Sapi potong 16.594 16.622 14.831 17.502 18.196 Sapi perah 5.356 5.435 5.123 5.268 5.907 Kerbau 21.172 21.434 21.228 16.662 17.710 Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor 2009

4.8.5 Potensi Sektor Kehutanan