kemiskinan di Kabupaten Bogor adalah 1 Terdapatnya komoditas unggulan, dan 2 Adanya kelompok tani sampai ketingkat desa. Sementara faktor kelemahan
yang relatif mempengaruhi yaitu 1 Minimnya sarana dan prasarana pertanian, 2 Terbatasnya modal dan, 2 Rendahnya kualitas SDM petani.
Hasil peringkat dari evaluasi faktor internal menunjukkan bahwa keseluruhan faktor kekuatan mendapatkan penilaian peringkat tertinggi dengan
nilai peringkat rata-rata 4, artinya bahwa lahan pertanian yang masih luas, adanya kelompok tani sampai ketingkat desa, terdapatnya komoditas unggulan dan
adanya program pemberdayaan ekonomi pemerintah pengaruhnya sangat kuat dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor. Penilaian peringkat
pada faktor internal yang menjadi kelemahan adalah minimnya sarana dan prasarana pertanian dengan skor 3, terbatasnya modal, rendahnya kualitas SDM
petani dan terbatasnya aparatur pemerintah dengan mendapatkan nilai peringkat 2. Hal ini artinya bahwa ketiga hal tersebut merupakan faktor yang lemah tingkat
pengaruh sedang dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor. Skor tertimbang yang dihasilkan dari matrik ini adalah sebesar 3.218 yang
menunjukkan bahwa secara internal respon yang tinggi terhadap penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor dan membutuhkan strategi penanggulangan
kemiskinan yang baik.
9.1.4 Evaluasi Faktor Eksternal EFE
Evaluasi faktor eksternal atau Eksternal Factor Evaluation EFE merupakan hasil dari identifikasi faktor – faktor strategi eksternal berupa peluang
dan ancaman yang berpengaruh terhadap penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor. Hasil evaluasi faktor eksternal berdasarkan jawaban dari
responden dan diperoleh nilai dan bobot serta rating di masing-masing faktor peluang dan ancaman. Dari hasil analisis EFE terlihat bahwa faktor peluang yang
mempunyai pengaruh atau tingkat kepentingan yang relatif tinggi dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor adalah 1 Adanya komitmen
pemerintah daerah dalam menanggulangi kemiskinan, 2 Besarnya Potensi Sumberdaya Alam pertanian, dan 3 Otonomi daerah. Sementara faktor ancaman
yang memiliki kepentingan relatif tinggi adalah 1 Adanya alih fungsi lahan.
Secara umum dapat terlihat pada matriks evaluasi faktor eksternal seperti terlihat pada Tabel 46.
Tabel. 46 Matriks EFE dari Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Kabupaten Bogor.
NO VARIABEL
BOBOT RATING
SKOR PELUANG
1 Adanya komitmen pemerintah daerah
dalam menanggulangi kemiskinan 0,130 4 0,521
2 Besarnya potensi sumberdaya alam
pertanian 0,109 3 0,327
3 Adanya program pemerintah dalam
pengentasan kemiskinan 0,113 3 0,338
4 Otonomi daerah
0,123 4 0,493 ANCAMAN
1 Adanya Krisis ekonomi
0,107 2 0,214 2
Adanya Alih fungsi lahan 0,146 3 0,439
3 Rendahnya kepercayaan kepada
perbankan 0,129 2 0,257
4 Adanya Kesalahan Persepsi dalam
mengartikan bantuan pemerintah 0,143 2 0,286
JUMLAH 1,000
2,875
Hasil peringkat dari evaluasi faktor eksternal diatas menunjukkan bahwa faktor peluang yaitu Komitmen pemerintah dalam menanggulangi kemiskinan,
besarnya potensi sumberdaya alam dan otonomi daerah mendapat peringkat dengan nilai rata-rata 4. Hal ini menunjukkan bahwa faktor peluang tersebut
pengaruhnya sangat kuat terhadap penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor. Penilaian peringkat pada faktor eksternal yang menjadi ancaman adalah
adanya alih fungsi lahan yang mendapatkan nilai peringkat 3. Hal ini menunjukkan bahwa adanya alih fungsi lahan merupakan faktor ancaman yang
kuat pengaruhnya dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor. Skor tertimbang yang dihasilkan dari matrik ini adalah sebesar 2.875 yang
menunjukkan bahwa secara eksternal faktor peluang dan ancaman dalam penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Bogor direspon dengan sedang,
sebagaimana dalam Gambar 9.
TOTAL FAKTOR STRATEGI INTERNAL
KUAT RATA-RATA LEMAH 4,0 3,0 2,0 1,0
TOTAL SKOR FAKTOR
STRATEGI EKSTERNAL
Gambar. 9 Analisis Internal- Eksternal dari Strategi Penanggulangan
Kemiskinan di Kabupaten Bogor
9.2 Perumusan Strategi Penanggulangan Kemiskinan