60
2. Biaya Modal Kerja Usaha Pengolahan Sabut Kelapa
Modal kerja dipergunakan untuk pembiayaan operasional usaha pada bulan pertama produksi dijalankan. Untuk menjalankan usaha pengolahan sabut dengan
kapasitas input perproduksi sebesar 6 tonhari dibutuhkan modal kerja sebesar Rp 111.942.500. Pembiayaan operasional usaha pengolahan sabut kelapa sebagian
besar dilakukan untuk pembelian bahan baku 40,20. Penjualan hasil olahan sabut kelapa sebagian besar dilakukan keluar negeri sehingga membutuhkan biaya
transportasi yang cukup besar 32,57. Untuk mengoperasikan usaha tersebut dibutuhkan tenaga kerja baik yang berhubungan secara langsung dengan produksi
maupun tenaga administrasi dan manajer sebanyak 22 orang. Upahgaji untuk tenaga kerja langsung sebesar Rp 30.000perhari, operator sebesar Rp 75.000hari,
administrasi sebesar Rp 50.000hari dan manajer sebesar Rp 85.000hari. Pembiayaan bahan bakar dipergunakan untuk mengoperasikan mesin penggerak
peralatan pengolah sabut kelapa yang besarnya mencapai 8,36 persen dari modal kerja. Penggunaan modal kerja juga dilakukan untuk pembiayaan administrasi
kantor sebagai penunjang operasional usaha. Disamping itu, pemeliharaan mesin dilakukan agar penggunaannya tetap maksimal dalam pengolahan sabut kelapa.
Tabel 22 Biaya Modal Kerja Usaha Pengolahan Sabut Kelapa No
Uraian NilaiBulan
Rp NilaiTahun
Rp 1.
Biaya Langsung per tahun a. Bahan Baku Sabut Kelapa
45.000.000 540.000.000
b. Bahan Baku Pendukung 675.000
8.100.000 c. Bahan Bakar Minyak
9.360.000 112.320.000
d. Tenaga Kerja Langsung 16.125.000
193.500.000 e. Transportasi
36.457.500 437.490.000
Total Biaya Variabel 107.617.500
1.291.410.000 2.
Biaya Tetap per tahun a. Tenaga kerja tetap
3.375.000 40.500.000
b. Biaya Kantor 750.000
9.000.000 c. Pemeliharaan Mesin
200.000 2.400.000
Total biaya tetap 4.325.000
51.900.000 Total Operasional
111.942.500 1.343.310.000
Sumber: Data Primer Diolah Untuk memenuhi kebutuhan modal usaha tersebut, baik modal investasi
maupun modal kerja dibutuhkan pembiayan yang efektif agar ketersediaannya dapat terpenuhi dengan baik. Menurut pola pembiayaan usaha kecil dan menengah
61 BI 2005, pembiayaan terhadap usaha berskala menengah akan sangat efektif
apabila sebagian modal usahanya dibiayai oleh bank. Besarnya porsi pembiayaan modal usaha melalui pijaman bank adalah 65 persen dari modal usaha yang
dibutuhkan dan 35 persennya merupakan modal sendiri Bank Mandiri 2011. Modal usaha yang dibutuhkan untuk menjalankan usaha pengolahan sabut kelapa
adalah sebesar Rp 452.242.500 yang terdiri dari modal investasi sebesar Rp 340.300.000 dan modal kerja sebesar Rp 111.942.500. Dengan menggunakan pola
pembiayaan melalui pinjaman bank, maka besarnya modal yang bersumber dari kredit sebesar Rp 293.957.625 dan modal yang bersumber dari modal sendiri
sebesar Rp 158.284.875. Tabel 23 Pembiayaan Modal Investasi dan Modal Kerja Usaha Pengolahan Sabut
Kelapa. No
Rincian Biaya Proyek Total Biaya
Rp I
1. Kebutuhan Modal Investasi 340.300.000
2. Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit 65
221.195.000 b. Dana sendiri 35
119.105.000 II
1. Kebutuhan Modal Kerja 111.942.500
2. Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit 65
72.762.625 b. Dana sendiri 35
39.179.875 III
Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit
293.957.625 b. Dana sendiri
158.284.875 Jumlah dana proyek
452.242.500
Pembiayaan modal usaha melalui pinjaman bank sebagaimana terdapat pada tabel diatas, memberikan konsekuensi kepada perusahaan untuk membayar bunga
atas pinjaman modal sebagaimana diatur dalam sistem perbankan, baik besarnya suku bunga maupun masa pengembalian pinjaman. Besarnya suku bunga yang
dipergunakan dalam perhitungan angsuran kredit modal tersebut didasarkan pada perkembangan suku bunga bank persero selama 9 tahun terakhir dari tahun 2002
hingga tahun 2010, yaitu sebesar 14,23 persen untuk modal investasi dan 15,07 persen untuk modal kerja dengan jangka waktu kredit selama 5 tahun.