100
6.2 Saran
1. Pengembangan usaha pengolahan produk turunan kelapa melalui badan usaha koperasi merupakan paradigma baru bagi masyarakat Tanjung Jabung Barat,
sehingga petani dan pemerintah harus memahami nilai tambah komoditi kelapa dan eksistensi perkebunan kelapa sebagai sektor unggulan daerah.
2. Pengolahan usaha berdasarkan koperasi membutuhkan kesadaran petani untuk terlibat secara aktif baik secara langsung maupun tidak langsung dalam usaha
yang dijalankan serta dibutuhkan pengolahan usaha secara profesional sehingga penyuluhan dan pembinaan terhadap petani dan pengurus perlu
dilakukan secara continue. Disamping itu dibutuhkan dukungan pemerintah
secara material berupa bantuan modal usaha.
3. Keberhasilan usaha pengolahan produk turunan kelapa sangat ditentukan dengan kesinambungan produksi dan kelancaran pemasaran produk yang
dihasilkan, dengan demikian berbagai saranafasilitas baik fisik maupun non fisik yang menunjang usaha tersebut harus memadai terutama sarana
transportasi jalan, pelabuhan dan akses pasar serta kebijakan pemerintah. 4. Penelitian ini masih terbatas pada wacana pengembangan industri yang
didasarkan pada kelayakan finansial, sehingga diperlukan penelitian lebih mendalam terutama pada aspek ekonomi dan kesiapan petani dalam
mengembangkan industri tersebut.
ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PENGOLAHAN PRODUK TURUNAN KELAPA DI PROVINSI JAMBI
KUSWANTO
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011
DAFTAR PUSTAKA
[APPC] Asian Pacific Coconut Community. 2010. Coconut Statistical Year book.
[terhubung berkala]. http:www.apccsec.org. [06 April 2011] [BI] Bank Indonesia. 2005. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Industri Pengolahan
Minyak Kelapa. Jakarta: BI
[BPS] Badan Pusat Statistik Provins Jambi. 2009 . Jambi dalam Angka. Jambi: BPS Provinsi Jambi.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 2010. Tanjung Jabung Barat Dalam Angka.
Tanjab: BPS Kabupaten Tanjab. [DEPTAN] Departemen Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan. 2009. Pedoman
Umum Pengembangan Kelapa Terpadu Tahun 2010. Jakarta: Deptan.
[DEPTAN] Departemen Pertanian Direktorat Jendral Perkebunan. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Kelapa.
Jakarta: Deptan. [DISBUN] Dinas Perkebunan Provinsi Jambi. 2009. Statistik Perkebunan
Provinsi Jambi . [terhubung berkala].
http:disbun.jambiprov.go.id . [01
November 2010] [PERHEPI] Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia. 2011. Format Baru
Strategi dan Kebijakan Pembangunan Pertanian Indonesia 2010-2014 .
IPB Press. Bogor. Allorerung D., Mahmud Z., Prastowo B. 2008. Peluang Kelapa untuk
Pengembagan Produk Kesehatan. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian
14: 302-305. Arsyad L. 2004. Ekonomi Pembangunan. BPSTIE YKPN. Yogyakarta.
Bank Mandiri Persero tbk. 2011. Pembiayaan Modal Investasi dan Modal Kerja. [terhubung berkala].
http:www.bankmandiri.co.id . [05 April 2011].
Barlina R., Karouw S., Hutapea R.T.P. 2005. Minyak Kelapa Murni Virgin Coconut Oil Pengolahan, Pemanfaatan dan Peluang Pengembangannya.
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain. Bogor. hlm 19 Brotosunaryo O.A.S. 2003. Pemberdayaan petani kelapa dalam kelembagaan
perkelapaan di era otonomi daerah . Prosiding Konferensi Nasional
Kelapa V. Tembilahan, 22−24 Oktober 2002. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. hlm. 10−16
.
Damanik S. 2007. Strategi Pengembangan Agribisnis Kelapa Cocos Nucfera untuk Meningkatkan Pendapatan Petani di Kabupaten Indragiri Hilir Riau.
Perspektif 62: 94-102.
Hadi R. 2009. Teknik Optimalisasi Pemanfaatan Lahan di antara Tanaman Kelapa di Daerah Pasang Surut Jambi. Jurnal Teknik Pertanian 141:40-41.
Hutapea R.T.P., Tenda E.T. 2009. Dampak Ekonomi dan Keberlanjutan Penerapan Pengelolaan Kelapa Terpadu Di Kabupaten Minahasa Utara.
Jurnal Litri 152:91-92.
102 Kasryno F., Mahmud Z., Wahid P. 1998. Sistem Pertanian Berbasis Kelapa.
Proseding Konferensi Nasional Kelapa IV. Bandar Lampung, 21-23 April 1998. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Hlm. 57-76
Kuncoro M. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Eknomi. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Limbong B. 2010. Pengusaha Koperasi. Margareta Pustaka. Jakarta Mahmud D, Ferry Y. Prospek Pengembangan Hasil Sampingan Buah Kelapa.
Perspektif 42:55-58.
Mahmud Z. 2008. Modernisasi Usahatani Kelapa rakyat. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian
14:274-275. Mangoensoekarjo S. 2007. Manajemen Tanah dan Pemupukan Budidaya
Perkebunan. UGM Press. Yogyakarta.
Pearson S., Gotsch C., Bahri S. 2005. Aplikasi Policy Analysis Matrix pada Pertanian Indonesia.
Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Rustiadi E, Saefulhakim, Panuju D.R. 2009. Perencanaan dan Pembangunan
Wilayah. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Soebiarpraja R. 1991. Kebijaksanaan dan Peranan Pemerintah dalam Pengembangan Industri Pertanian.
Ditjenbun Departemen Pertanian. Jakarta.
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Andi. Yogyakarta Sukamto. 2001. Upaya Meningkatkan produksi Kelapa. PT. Penebar Swadaya.
Jakarta Supadi, Nurmanaf A.R. 2006. Pemberdayaan Petani Kelapa dalam Upaya
Peningkatan Pendapatan. Litbang Pertanian 251:32-33.. Suryana A. 1981. Keuntungan Komparatif dalam Produksi Ubi Kayu dan Jagung
di Jawa Timur dan Lampung dengan Analisis Penghematan Biaya Sumberdaya Domestik.
[TESIS]. IPB. Bogor. Suyata, Yaman. 1998. Peluang Pasar dan Diversifikasi Produk Kelapa.
Prossiding Konverensi Nasional Kelapa IV. Bandar Lampung. Tambunan T. 2003. Perkembangan Sektor Pertanian di Indonesia. Ghalia
Indonesia. Jakarta. Tarigan R. 2005. Ekonomi Regional Teori dan aplikasi. Bumi Aksara. Jakarta.
Tarigans D.D. 2005. Diversifikasi Usahatani Kelapa Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Pendapatan Patani. Perspektif 42:73-75.
Tarigans D.D., Sumanto. 1995. Penelitian Pola Usahatani Berbasis Kelapa Hibrida di Cimerak. Jurnal Penelitian Tanaman Industri 84: 109-116
Ulrich K.T., Eppinger S.D. 2001. Product Design and Development Perencanaan dan Pengembangan Produk.
Salemba Teknika. Jakarta.