Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan

47 Keberadaan industri tersebut sebagai pengolah hasil usahatani kelapa belum memberikan kontribusi yang nyata terhadap peningkatan pendapatan petani. Harga kelapa perbutir yang diterima petani hanya berkisar antara Rp 1.250-1.750 BPS Jambi 2009. Salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah kelapa adalah dengan melakukan pengolahan produk turunan kelapa, seperti minyak goreng, sabut kelapa, arang tempurung dan nata de coco Mahmud dan Ferry 2005. Namun usaha tersebut membutuhkan biaya investasi dan ketersediaan bahan baku yang cukup besar, sehingga dibutuhkan lembaga usaha yang dapat memfasilitasi petani dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk itu, bentuk usaha yang akan dikembangkan harus didasarkan pada ekonomi kerakyatan, yaitu suatu badan usaha yang dijalankan oleh dan untuk rakyat yang dalam hal ini adalah koperasi. Dengan demikian usaha yang dijalankan akan efektif dan efisien serta menguntungkan bagi petani. Pengolahan produk turunan kelapa melalui koperasi di Kabupaten Tanjung Jabung Barat memiliki prospek untuk dikembangkan karena hampir di setiap sentra perkebunan kelapa terdapat lembaga tersebut. Pemberdayaan koperasi sebagai lembaga usaha petani akan menguatkan posisinya sebagai pelaku usaha karena ditopang dengan kerjasama anggota baik dalam pembiayaan usaha, penyediaan bahan baku maupun pemasaran hasil produksi. Dengan pemberdayaan koperasi tersebut, selain akan meningkatkan nilai tambah kelapa juga akan meningkatkan pendapatan petani melalui bagian SHU yang diperoleh berdasarkan partisipasinya terhadap usaha yang dijalankan oleh koperasi.

1. Pembiayaan Modal Usaha

Pembiayaan usaha koperasi dilakukan oleh anggota melalui simpanan pokok yang dibayar pada saat menjadi anggota koperasi dan simpanan wajib yang dibayar setiap bulan. Besarnya pembentukan modal melalui simpanan anggota didasarkan pada hasil rapat anggota yang termuat dalam ADART koperasi. Selain simpanan anggota, modal koperasi dapat diperoleh dari pinjaman bank yang kebutuhannya disesuaikan dengan prioritas usaha. Disamping itu sebagai ekonomi rakyat yang berperan efektif dalam menunjang pembangunan daerah, koperasi memiliki hak pembinaan dari pemerintah baik pengolahan usaha, pemasaran hasil produksi maupun permodalan. 48 Keterangan: Alur Transaksi --- Pendapatan Usahatani Gambar 6 Hubungan antara Anggota Petani dengan Badan Usaha Koperasi sebagai Pengolah Produk Turunan Kelapa.

2. Penyedia Bahan Baku dan Pengguna Hasil Produksi

Disamping sebagai sumber permodalan bagi koperasi, keberadaan anggota akan menjaga eksistensi ketersediaan bahan baku dan pemasaran hasil produksi sehingga menjamin keberlangsungan usaha. Harga pembelianpenjualan ditentukan berdasarkan tujuan usaha yang dijalankan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan anggota sehingga harga yang berlaku tetap menguntungkan bagi petani, baik secara langsung melalui potongan hargapenambahan harga maupun tidak langsung dengan memperoleh bagian SHU dari partisipasinya terhadap usaha koperasi. Dengan demikian, keberadaan koperasi akan menjamin stabilitas harga yang menguntungkan. Pola usaha seperti ini diharapkan mampu memperbaiki dan menguatkan perekonomian petani kelapa di Provinsi Jambi. PETANI Sumber Bahan Baku Sumber Modal Kopra Tempurung Sabut Simp. Wajib Simp. Pokok KOPERASI Industri Minyak Goreng Industri Sabut Kelapa Industri Arang Tempurung M. Goreng Bungkil Coco Fiber Coco Peat Arang Tempurung Pemasaran Produk Laba UsahaSHU