Saran KESIMPULAN DAN SARAN

112 Tahun Periode Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Bulan 28 23.981.768 9.938.644 33.920.413 791.398.357 767.416.588 Bulan 29 23.981.768 9.637.473 33.619.242 767.416.588 743.434.820 Bulan 30 23.981.768 9.336.302 33.318.071 743.434.820 719.453.052 Bulan 31 23.981.768 9.035.131 33.016.900 719.453.052 695.471.283 Bulan 32 23.981.768 8.733.960 32.715.729 695.471.283 671.489.515 Bulan 33 23.981.768 8.432.789 32.414.558 671.489.515 647.507.746 Bulan 34 23.981.768 8.131.618 32.113.387 647.507.746 623.525.978 Bulan 35 23.981.768 7.830.447 31.812.215 623.525.978 599.544.210 Bulan 36 23.981.768 7.529.276 31.511.044 599.544.210 575.562.441 Bulan 37 23.981.768 7.228.105 31.209.873 575.562.441 551.580.673 Bulan 38 23.981.768 6.926.934 30.908.702 551.580.673 527.598.905 Bulan 39 23.981.768 6.625.763 30.607.531 527.598.905 503.617.136 Bulan 40 23.981.768 6.324.592 30.306.360 503.617.136 479.635.368 Bulan 41 23.981.768 6.023.421 30.005.189 479.635.368 455.653.599 Bulan 42 23.981.768 5.722.250 29.704.018 455.653.599 431.671.831 Bulan 43 23.981.768 5.421.079 29.402.847 431.671.831 407.690.063 Bulan 44 23.981.768 5.119.908 29.101.676 407.690.063 383.708.294 Bulan 45 23.981.768 4.818.737 28.800.505 383.708.294 359.726.526 Bulan 46 23.981.768 4.517.566 28.499.334 359.726.526 335.744.757 Bulan 47 23.981.768 4.216.395 28.198.163 335.744.757 311.762.989 Bulan 48 23.981.768 3.915.224 27.896.992 311.762.989 287.781.221 Bulan 49 23.981.768 3.614.052 27.595.821 287.781.221 263.799.452 Bulan 50 23.981.768 3.312.881 27.294.650 263.799.452 239.817.684 Bulan 51 23.981.768 3.011.710 26.993.479 239.817.684 215.835.915 Bulan 52 23.981.768 2.710.539 26.692.308 215.835.915 191.854.147 Bulan 53 23.981.768 2.409.368 26.391.137 191.854.147 167.872.379 Bulan 54 23.981.768 2.108.197 26.089.966 167.872.379 143.890.610 Bulan 55 23.981.768 1.807.026 25.788.795 143.890.610 119.908.842 Bulan 56 23.981.768 1.505.855 25.487.624 119.908.842 95.927.074 Bulan 57 23.981.768 1.204.684 25.186.453 95.927.074 71.945.305 Bulan 58 23.981.768 903.513 24.885.282 71.945.305 47.963.537 Bulan 59 23.981.768 602.342 24.584.110 47.963.537 23.981.768 Bulan 60 23.981.768 301.171 24.282.939 23.981.768

C. Jumlah Pembayaran Angsuran Kredit Investasi dan Modal Kerja Periode

Tahun Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Tahun 2.398.712.994 2.398.712.994 Tahun 1 479.742.599 321.026.501 800.769.099 2.398.712.994 1.918.970.395 Tahun 2 479.742.599 250.341.767 730.084.365 1.918.970.395 1.439.227.797 Tahun 3 479.742.599 179.657.032 659.399.631 1.439.227.797 959.485.198 Tahun 4 479.742.599 108.972.298 588.714.897 959.485.198 479.742.599 Tahun 5 479.742.599 38.287.564 518.030.163 479.742.599 113 Lampiran 7 : Proyeksi Laba Rugi Tahunan Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 1 Penerimaan a. Penjualan 52.636.155.000 55.736.424.530 59.019.299.934 62.495.536.700 66.176.523.812 70.074.321.065 74.201.698.575 78.572.178.621 b. Nilai sisa 1.074.373.915 Total Penerimaan 52.636.155.000 55.736.424.530 59.019.299.934 62.495.536.700 66.176.523.812 70.074.321.065 74.201.698.575 79.646.552.536 2 Pengeluaran a. Biaya Operasional 50.282.562.795 53.244.205.744 56.380.289.462 59.701.088.511 63.217.482.625 66.940.992.351 70.883.816.801 75.058.873.610 b. Penyusutan 215.513.260 215.513.260 215.513.260 215.513.260 215.513.260 215.513.260 215.513.260 215.513.260 Total Pengeluaran 50.498.076.055 53.459.719.004 56.595.802.722 59.916.601.772 63.432.995.885 67.156.505.611 71.099.330.061 75.274.386.870 3 Laba rugi Sebelum Pajak 2.138.078.945 2.276.705.526 2.423.497.212 2.578.934.929 2.743.527.927 2.917.815.453 3.102.368.514 4.372.165.666 4 Pajak Penghasilan a. PPh Pasal 25 15 320.711.842 341.505.829 363.524.582 386.840.239 411.529.189 437.672.318 465.355.277 655.824.850 b. PPh Pasal 21 2 42.761.579 45.534.111 48.469.944 51.578.699 54.870.559 58.356.309 62.047.370 87.443.313 c. PPh Pasal 22 Impor Barang 10 213.807.894 227.670.553 242.349.721 257.893.493 274.352.793 291.781.545 310.236.851 437.216.567 d. PPh Final Pasal 4 Ayat 2 1 21.380.789 22.767.055 24.234.972 25.789.349 27.435.279 29.178.155 31.023.685 43.721.657 Total Pajak 598.662.105 637.477.547 678.579.219 722.101.780 768.187.820 816.988.327 868.663.184 1.224.206.386 5 Laba Setelah Pajak 1.539.416.840 1.639.227.978 1.744.917.993 1.856.833.149 1.975.340.108 2.100.827.126 2.233.705.330 3.147.959.280 6 Bunga Bank 321.026.501 250.341.767 179.657.032 108.972.298 38.287.564 7 Laba Bersih 1.218.390.340 1.388.886.212 1.565.260.960 1.747.860.850 1.937.052.543 2.100.827.126 2.233.705.330 3.147.959.280 114 Lampiran 8: Studi Kelayakan Arus Kas Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO No Uraian Tahun 0 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 I Inflow 1 Penjualan 0 52.636.155.000 55.736.424.530 59.019.299.934 62.495.536.700 66.176.523.812 70.074.321.065 74.201.698.575 78.572.178.621 Nilai sisa 1.074.373.915 2 Kredit Investasi 959.806.891 3 Kredit Modal Kerja 1.438.906.103 4 Dana Sendiri 4.454.752.704 Jumlah Inflow 6.853.465.698 52.636.155.000 55.736.424.530 59.019.299.934 62.495.536.700 66.176.523.812 70.074.321.065 74.201.698.575 79.646.552.536 II Outflow 1 Biaya Investasi 2.742.305.403 2 Biaya Modal Kerja 4.111.160.295 3 Biaya Operasional 0 50.282.562.795 53.244.205.744 56.380.289.462 59.701.088.511 63.217.482.625 66.940.992.351 70.883.816.801 75.058.873.610 4 Pajak Penghasilan 598.662.105 637.477.547 678.579.219 722.101.780 768.187.820 816.988.327 868.663.184 1.224.206.386 Jumlah Otflow 6.853.465.698 50.881.224.900 53.881.683.291 57.058.868.681 60.423.190.291 63.985.670.444 67.757.980.678 71.752.479.985 76.283.079.997 III Total Cashflow 1.754.930.100 1.854.741.239 1.960.431.253 2.072.346.409 2.190.853.368 2.316.340.387 2.449.218.591 3.363.472.540 IV Kumulatif cashflow 0 1.754.930.100 3.609.671.339 5.570.102.592 7.642.449.001 9.833.302.369 12.149.642.756 14.598.861.346 17.962.333.886 kumulatif cashflow-nilai sisa 0 1.754.930.100 3.609.671.339 5.570.102.592 7.642.449.001 9.833.302.369 12.149.642.756 14.598.861.346 16.887.959.971 VI Perhitungan NPV. Net BC Ratio. IRR. dan PBP Discount Factor 14,65 PV Benefit 283.082.722.654 PV Cost 280.301.068.805 1 NPV DF14.65 2.781.653.850 Discount Factor NPV = 0 24,9664146 NPV 2 BC ratio DF 14.65 1.01 3 Net BC ratio DF 14.65 1,406 Cash Flow + 9.635.119.548 4 IRR 24,96641456 Cash Flow - -6.853.465.698 5 Payback Period usaha Thn.Bln 3,7 115 Lampiran 9. Analisa Sensitivitas Perubahan Harga Penjualan dan Bahan Baku Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO No Uraian Perubahan Harga NPV Rp Net BC IRR PBP Thn, bln Nilai Rp 14,46 1 Harga Dasar CCO 11.500 2.781.653.850 1,41 24,97 3,7 2 Harga CCO - 1,50 11.328 53.026.892 1,01 14,86 4,11 3 Harga CCO - 1,60 11.316 -128.881.572 0,98 14,14 5,05 Harga Dasar Kopra 4.750 4 Harga Kopra + 1,60 4.826 50.948.705 1,007 14,85 4,11 5 Harga Kopra + 1,70 4.831 -119.720.367 0,98 14,18 5,04 116 Lampiran 10: Dasar Perhitungan Kelayakan Industri Tepung Tempurung No Asumsi Satuan Jumlah Keterangan nilai 1 Periode Proyek tahun 8 umur ekonomis proyek 2 Luas Tanah + bangunan m2 300 3 Hari Produksi per Bulan hari 25 4 Bulan Produksi per Tahun bulan 12 5 Hari Produksi per Tahun hari 300 6 Harga-harga a. Tempurung Rpkg 500 b. Tepung Tempurung Rpkg 2.000 dijual sbg bahan baku obat nyamuk 7 Kapasitas Input Per Produksi kghari 3.125 8 Rendemen Ouput Per hari Arang Tempurung 80 Output perhari 2.500 9 Discount Rate 14,65 10 Rata-rata pertumbuhan inflasitahun 5,89 117 Lampiran 11: Biaya Investasi Industri Tepung Tempurung No Jenis Biaya Satuan Juml ah Harga Satuan Nilai Umur Eko PenyusutanT ahun Nilai Sisa Setelah 8 Tahun 1 Persiapan a. Perijinan. Studi kelayakan paket 1 300.000 300.000 8 37.500 b. Sewa Lahan 300 M2 Tahun 8 500.000 4.000.000 8 500.000 Biaya Persiapan 4.300.000 537.500 2 Investasi Kantor A. Bangunan a. Gedung Kantor Permanen 20 M2 Unit 1 35.000.000 35.000.000 8 2.625.000 14.000.000 b. Pabrik 100 M2 Unit 1 20.000.000 20.000.000 8 1.500.000 8.000.000 c. Gudang 50 M2 Unit 1 15.000.000 15.000.000 8 1.125.000 6.000.000 Sub Total 70.000.000 5.250.000 28.000.000 B. Peralatanperlengkapan Kantor a. Alat Tulis Kantor ATK paket 1 500.000 500.000 1 300.000 200.000 d. Komputer paket 1 7.500.000 7.500.000 8 562.500 3.000.000 d. Meja dan Kursi Unit 1 450.000 450.000 8 33.750 180.000 e. Mesin Hitung Unit 1 200.000 200.000 8 15.000 80.000 Sub Total 8.650.000 911.250 3.460.000 Biaya Investasi Kantor 78.650.000 6.161.250 31.460.000 3 Mesin dan Peralatan Produksi A. Mesin Hamarmil H40 a. Penghancur tempurung unit 1 5.000.000 5.000.000 8 500.000 1.000.000 b. Pengolah tepung tempurung unit 1 75.000.000 75.000.000 8 7.500.000 15.000.000 c. mesin penggerak 22 tenaga kuda unit 1 30.000.000 30.000.000 8 3.000.000 6.000.000 Sub Total 110.000.000 11.000.000 22.000.000 B. Peralatan pendukung a. Timbangan 500 kg unit 1 1.550.000 1.550.000 8 155.000 310.000 b. Lori unit 2 350.000 700.000 3 186.667 140.000 Sub Total 2.250.000 341.667 450.000 Biaya Mesin Peralatan Produksi 112.250.000 11.341.667 22.450.000 5 Biaya instalasi pabrik unit 1 5.000.000 5.000.000 8 625.000 Jumlah Investasi 200.200.000 18.665.417 53.910.000 118 Lampiran 12. Biaya Operasional Usaha Pengolahan Tepung Tempurung No Input Satuan Jumlah Harga Rp NilaiBulan Rp NilaiTahun Rp a b c d cd II Biaya Tetap 1 Tenaga kerja tetap a. Manajer orang 1 2.125.000 2.125.000 25.500.000 b. Administrasi orang 1 1.250.000 1.250.000 15.000.000 Sub Total 2 3.375.000 40.500.000 2 Biaya Kantor a. Alat Tulis Kantor ATK bulan 1 100.000 100.000 1.200.000 b. TelephonFax bulan 1 150.000 150.000 1.800.000 Sub Total 250.000 3.000.000 3 Pemeliharaan mesinperalatan bulan 1 640.000 640.000 7.680.000 Total Biaya Tetap 4.265.000 51.180.000 II Biaya Variabel 1 Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Operator orang 1 2.125.000 2.125.000 25.500.000 b. Pengadaan Bahan Baku orang 1 750.000 750.000 9.000.000 c. Penggilingan Tempurung orang 3 750.000 2.250.000 27.000.000 d. Pembungkusan Tepung tempurung orang 2 750.000 1.500.000 18.000.000 Sub Total 6.625.000 79.500.000 2 Bahan Baku a. Tempurung kg 40.625 500 20.312.500 243.750.000 b. Karung plastik lembar 650 2.500 1.625.000 19.500.000 Sub Total 21.937.500 263.250.000 3 Biaya Bahan Bakar Minyak a. solar liter 325 6.000 1.950.000 23.400.000 b. oli liter 10 25.000 250.000 3.000.000 Sub Total 2.200.000 36.900.000 4 Transportasi a. pengadaan bahan baku Truk 10 300.000 3.000.000 36.000.000 b. penjualan output Truk 4 2.500.000 10.000.000 120.000.000 Sub Total 13.000.000 156.000.000 Biaya Variabel 43.762.500 535.650.000 Jumlah Total Biaya 48.027.500 586.830.000 119 Lampiran 13: Sumber Modal Investasi dan Modal Kerja Sebulan Usaha Pengolahan Tepung Tempurung No Rincian Biaya Proyek Total Biaya I 1. Kebutuhan Modal Investasi 200.200.000 2. Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit 65 90.090.000 b. Dana sendiri 35 110.110.000 II 1. Kebutuhan Modal Kerja 48.027.500 2. Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit 65 21.612.375 b. Dana sendiri 35 26.415.125 III Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit 111.702.375 b. Dana sendiri 136.525.125 Jumlah dana proyek 248.227.500 120 Lampiran 14. Pendapatan Operasional Usaha Pengolahan tepung Tempurung No Uraian Satuan Jumlahhari Jmlbln Jmlthn A Jenis produk Tepung Tempurung kg 2.500 32.500 390.000 B Penjualan a. Harga Rpkg 2.000 2.000 2.000 b. Nilai penjualan Rp 5.000.000 65.000.000 780.000.000 121 Lampiran 15. Perhitungan Angsuran Kredit dan Modal Kerja Usaha Pengolahan Tepung Tempurung A. Perhitungan Angsuran Kredit Investasi Jumlah Kredit 90.090.000 Jangka waktu kredit 5 tahun Bunga per tahun 14,23 Bunga per 5 tahun 71,15 Jumlah angsuran 60 bulan Sistem Perhit. Bunga 2 = 1 = Flat. 2 = Menurun. Tahun Periode Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Tahun 0 90.090.000 90.090.000 Bulan 1 1.501.500 1.068.317 2.569.817 90.090.000 88.588.500 Bulan 2 1.501.500 1.050.512 2.552.012 88.588.500 87.087.000 Bulan 3 1.501.500 1.032.707 2.534.207 87.087.000 85.585.500 Bulan 4 1.501.500 1.014.901 2.516.401 85.585.500 84.084.000 Bulan 5 1.501.500 997.096 2.498.596 84.084.000 82.582.500 Bulan 6 1.501.500 979.291 2.480.791 82.582.500 81.081.000 Bulan 7 1.501.500 961.486 2.462.986 81.081.000 79.579.500 Bulan 8 1.501.500 943.680 2.445.180 79.579.500 78.078.000 Bulan 9 1.501.500 925.875 2.427.375 78.078.000 76.576.500 Bulan 10 1.501.500 908.070 2.409.570 76.576.500 75.075.000 Bulan 11 1.501.500 890.264 2.391.764 75.075.000 73.573.500 Bulan 12 1.501.500 872.459 2.373.959 73.573.500 72.072.000 Bulan 13 1.501.500 854.654 2.356.154 72.072.000 70.570.500 Bulan 14 1.501.500 836.849 2.338.349 70.570.500 69.069.000 Bulan 15 1.501.500 819.043 2.320.543 69.069.000 67.567.500 Bulan 16 1.501.500 801.238 2.302.738 67.567.500 66.066.000 Bulan 17 1.501.500 783.433 2.284.933 66.066.000 64.564.500 Bulan 18 1.501.500 765.627 2.267.127 64.564.500 63.063.000 Bulan 19 1.501.500 747.822 2.249.322 63.063.000 61.561.500 Bulan 20 1.501.500 730.017 2.231.517 61.561.500 60.060.000 Bulan 21 1.501.500 712.212 2.213.712 60.060.000 58.558.500 Bulan 22 1.501.500 694.406 2.195.906 58.558.500 57.057.000 Bulan 23 1.501.500 676.601 2.178.101 57.057.000 55.555.500 Bulan 24 1.501.500 658.796 2.160.296 55.555.500 54.054.000 Bulan 25 1.501.500 640.990 2.142.490 54.054.000 52.552.500 Bulan 26 1.501.500 623.185 2.124.685 52.552.500 51.051.000 Bulan 27 1.501.500 605.380 2.106.880 51.051.000 49.549.500 Bulan 28 1.501.500 587.574 2.089.074 49.549.500 48.048.000 Bulan 29 1.501.500 569.769 2.071.269 48.048.000 46.546.500 Bulan 30 1.501.500 551.964 2.053.464 46.546.500 45.045.000 Bulan 31 1.501.500 534.159 2.035.659 45.045.000 43.543.500 Bulan 32 1.501.500 516.353 2.017.853 43.543.500 42.042.000 Bulan 33 1.501.500 498.548 2.000.048 42.042.000 40.540.500 Bulan 34 1.501.500 480.743 1.982.243 40.540.500 39.039.000 Bulan 35 1.501.500 462.937 1.964.437 39.039.000 37.537.500 Bulan 36 1.501.500 445.132 1.946.632 37.537.500 36.036.000 Bulan 37 1.501.500 427.327 1.928.827 36.036.000 34.534.500 Bulan 38 1.501.500 409.522 1.911.022 34.534.500 33.033.000 Bulan 39 1.501.500 391.716 1.893.216 33.033.000 31.531.500 Bulan 40 1.501.500 373.911 1.875.411 31.531.500 30.030.000 Bulan 41 1.501.500 356.106 1.857.606 30.030.000 28.528.500 Bulan 42 1.501.500 338.300 1.839.800 28.528.500 27.027.000 Bulan 43 1.501.500 320.495 1.821.995 27.027.000 25.525.500 Bulan 44 1.501.500 302.690 1.804.190 25.525.500 24.024.000 122 Tahun Periode Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Bulan 45 1.501.500 284.885 1.786.385 24.024.000 22.522.500 Bulan 46 1.501.500 267.079 1.768.579 22.522.500 21.021.000 Bulan 47 1.501.500 249.274 1.750.774 21.021.000 19.519.500 Bulan 48 1.501.500 231.469 1.732.969 19.519.500 18.018.000 Bulan 49 1.501.500 213.663 1.715.163 18.018.000 16.516.500 Bulan 50 1.501.500 195.858 1.697.358 16.516.500 15.015.000 Bulan 51 1.501.500 178.053 1.679.553 15.015.000 13.513.500 Bulan 52 1.501.500 160.248 1.661.748 13.513.500 12.012.000 Bulan 53 1.501.500 142.442 1.643.942 12.012.000 10.510.500 Bulan 54 1.501.500 124.637 1.626.137 10.510.500 9.009.000 Bulan 55 1.501.500 106.832 1.608.332 9.009.000 7.507.500 Bulan 56 1.501.500 89.026 1.590.526 7.507.500 6.006.000 Bulan 57 1.501.500 71.221 1.572.721 6.006.000 4.504.500 Bulan 58 1.501.500 53.416 1.554.916 4.504.500 3.003.000 Bulan 59 1.501.500 35.611 1.537.111 3.003.000 1.501.500 Bulan 60 1.501.500 17.805 1.519.305 1.501.500

B. Perhitungan Angsuran Kredit Modal Kerja

Jumlah Kredit 21.612.375 Jangka waktu kredit 5 tahun Bunga per tahun 15,07 Bunga per 5 tahun 75,35 Jumlah angsuran 60 bulan Sistem Perhit. Bunga 2 = 1 = Flat. 2 = Menurun. Tahun Periode Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Tahun 0 21.612.375 21.612.375 Bulan 1 360.206 271.415 631.622 21.612.375 21.252.169 Bulan 2 360.206 266.892 627.098 21.252.169 20.891.963 Bulan 3 360.206 262.368 622.574 20.891.963 20.531.756 Bulan 4 360.206 257.845 618.051 20.531.756 20.171.550 Bulan 5 360.206 253.321 613.527 20.171.550 19.811.344 Bulan 6 360.206 248.797 609.004 19.811.344 19.451.138 Bulan 7 360.206 244.274 604.480 19.451.138 19.090.931 Bulan 8 360.206 239.750 599.957 19.090.931 18.730.725 Bulan 9 360.206 235.227 595.433 18.730.725 18.370.519 Bulan 10 360.206 230.703 590.909 18.370.519 18.010.313 Bulan 11 360.206 226.180 586.386 18.010.313 17.650.106 Bulan 12 360.206 221.656 581.862 17.650.106 17.289.900 Bulan 13 360.206 217.132 577.339 17.289.900 16.929.694 Bulan 14 360.206 212.609 572.815 16.929.694 16.569.488 Bulan 15 360.206 208.085 568.291 16.569.488 16.209.281 Bulan 16 360.206 203.562 563.768 16.209.281 15.849.075 Bulan 17 360.206 199.038 559.244 15.849.075 15.488.869 Bulan 18 360.206 194.514 554.721 15.488.869 15.128.663 Bulan 19 360.206 189.991 550.197 15.128.663 14.768.456 Bulan 20 360.206 185.467 545.673 14.768.456 14.408.250 Bulan 21 360.206 180.944 541.150 14.408.250 14.048.044 Bulan 22 360.206 176.420 536.626 14.048.044 13.687.838 Bulan 23 360.206 171.896 532.103 13.687.838 13.327.631 Bulan 24 360.206 167.373 527.579 13.327.631 12.967.425 Bulan 25 360.206 162.849 523.055 12.967.425 12.607.219 Bulan 26 360.206 158.326 518.532 12.607.219 12.247.013 Bulan 27 360.206 153.802 514.008 12.247.013 11.886.806 123 Tahun Periode Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Bulan 28 21.612.375 21.612.375 Bulan 29 360.206 271.415 631.622 21.612.375 21.252.169 Bulan 30 360.206 266.892 627.098 21.252.169 20.891.963 Bulan 31 360.206 262.368 622.574 20.891.963 20.531.756 Bulan 32 360.206 257.845 618.051 20.531.756 20.171.550 Bulan 33 360.206 253.321 613.527 20.171.550 19.811.344 Bulan 34 360.206 248.797 609.004 19.811.344 19.451.138 Bulan 35 360.206 244.274 604.480 19.451.138 19.090.931 Bulan 36 360.206 239.750 599.957 19.090.931 18.730.725 Bulan 37 360.206 235.227 595.433 18.730.725 18.370.519 Bulan 38 360.206 230.703 590.909 18.370.519 18.010.313 Bulan 39 360.206 226.180 586.386 18.010.313 17.650.106 Bulan 40 360.206 221.656 581.862 17.650.106 17.289.900 Bulan 41 360.206 217.132 577.339 17.289.900 16.929.694 Bulan 42 360.206 85.948 446.154 6.843.919 6.483.713 Bulan 43 360.206 81.425 441.631 6.483.713 6.123.506 Bulan 44 360.206 76.901 437.107 6.123.506 5.763.300 Bulan 45 360.206 72.377 432.584 5.763.300 5.403.094 Bulan 46 360.206 67.854 428.060 5.403.094 5.042.888 Bulan 47 360.206 63.330 423.537 5.042.888 4.682.681 Bulan 48 360.206 58.807 419.013 4.682.681 4.322.475 Bulan 49 360.206 54.283 414.489 4.322.475 3.962.269 Bulan 50 360.206 49.759 409.966 3.962.269 3.602.063 Bulan 51 360.206 45.236 405.442 3.602.063 3.241.856 Bulan 52 360.206 40.712 400.919 3.241.856 2.881.650 Bulan 53 360.206 36.189 396.395 2.881.650 2.521.444 Bulan 54 360.206 31.665 391.871 2.521.444 2.161.238 Bulan 55 360.206 27.142 387.348 2.161.238 1.801.031 Bulan 56 360.206 22.618 382.824 1.801.031 1.440.825 Bulan 57 360.206 18.094 378.301 1.440.825 1.080.619 Bulan 58 360.206 13.571 373.777 1.080.619 720.413 Bulan 59 360.206 9.047 369.253 720.413 360.206 Bulan 60 360.206 4.524 364.730 360.206

C. Jumlah Pembayaran Angsuran Kredit Investasi dan Modal Kerja Periode

Tahun Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Tahun 111.702.375 111.702.375 Tahun 1 22.340.475 14.603.086 36.943.561 111.702.375 89.361.900 Tahun 2 22.340.475 11.387.728 33.728.203 89.361.900 67.021.425 Tahun 3 22.340.475 8.172.369 30.512.844 67.021.425 44.680.950 Tahun 4 22.340.475 4.957.011 27.297.486 44.680.950 22.340.475 Tahun 5 22.340.475 1.741.652 24.082.127 22.340.475 124 Lampiran 16. Proyeksi Laba Rugi Tahunan Usaha Pengolahan Tepung Tempurung No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 1 Penerimaan a. Penjualan 780.000.000 825.942.000 874.589.984 926.103.334 980.650.820 1.038.411.154 1.099.573.570 1.218.248.454 b. Nilai Sisa 53.910.000 Total Penerimaan 780.000.000 825.942.000 874.589.984 926.103.334 980.650.820 1.038.411.154 1.099.573.570 1.272.158.454 2 Pengeluaran a. Biaya Operasional 586.830.000 621.394.287 657.994.411 696.750.281 737.788.873 781.244.637 827.259.947 875.985.557 b. Penyusutan 18.665.417 18.665.417 18.665.417 18.665.417 18.665.417 18.665.417 18.665.417 18.665.417 Total Pengeluaran 605.495.417 640.059.704 676.659.827 715.415.698 756.454.290 799.910.054 845.925.363 894.650.974 3 Laba rugi Sebelum Pajak 174.504.583 185.882.296 197.930.157 210.687.636 224.196.531 238.501.099 253.648.207 377.507.480 4 Pajak 15 26.175.688 27.882.344 29.689.523 31.603.145 33.629.480 35.775.165 38.047.231 56.626.122 5 Laba Setelah Pajak 148.328.896 157.999.952 168.240.633 179.084.491 190.567.051 202.725.934 215.600.976 320.881.358 6 Bunga Bank 14.603.086 11.387.728 8.172.369 4.957.011 1.741.652 7 Laba Bersih 133.725.810 146.612.224 160.068.264 174.127.480 188.825.399 202.725.934 215.600.976 320.881.358 125 Lampiran 17. Studi Kelayakan Arus Kas Usaha Pengolahan Tepung Tempurung No Uraian Tahun 0 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 I Inflow 1 Penjualan 780.000.000 825.942.000 874.589.984 926.103.334 980.650.820 1.038.411.154 1.099.573.570 1.218.248.454 2 Kredit Investasi 90.090.000 3 Kredit Modal Kerja 21.612.375 4 Dana Sendiri 136.525.125 5 Nilai Sisa 53.910.000 Total Inflow 248.227.500 780.000.000 825.942.000 874.589.984 926.103.334 980.650.820 1.038.411.154 1.099.573.570 1.272.158.454 II Outflow 1 Biaya Investasi 200.200.000 2 Biaya Modal Kerja 48.027.500 3 Biaya Operasional 586.830.000 621.394.287 657.994.411 696.750.281 737.788.873 781.244.637 827.259.947 875.985.557 5 Pajak 15 26.175.688 27.882.344 29.689.523 31.603.145 33.629.480 35.775.165 38.047.231 56.626.122 Total Outflow 248.227.500 613.005.688 649.276.631 687.683.934 728.353.427 771.418.352 817.019.802 865.307.178 932.611.679 III Total Cashflow 166.994.313 176.665.369 186.906.050 197.749.907 209.232.468 221.391.351 234.266.393 339.546.774 IV Kumulatif cashflow 166.994.313 343.659.681 530.565.731 728.315.638 937.548.106 1.158.939.457 1.393.205.850 1.732.752.624 kumulatif cashflow-nilai sisa 166.994.313 343.659.681 530.565.731 728.315.638 937.548.106 1.158.939.457 1.393.205.850 1.678.842.624 VI Perhitungan NPV. Net BC Ratio. IRR. dan PBP DF 14,65 PV Benefit 4.225.704.799 Net BC Ratio PV Cost 3.548.591.107 Cash Flow + 925.341.192 1 NPV DF 14.65 677.113.692 Cash Flow - -248.227.500 Discount Factor NPV = 0 72,0133334 NPV 2 BC ratio DF 14.65 1,19 3 Net BC ratio DF 14.65 3,73 4 IRR 72,0133334 5 Payback Period usaha thn. bln 1,6 126 Lampiran 18. Analisa Sensitivitas Perubahan Pendapatan dan Biaya Usaha Pengolahan tepung tempurung No Uraian Perubahan Harga NPV Rp Net BC IRR PBP Thn, bln Nilai Rp 14,46 1 Harga Dasar Tepung Tempurung 2.000 677.113.692 3,73 72,01 1,6 2 Harga Tepung Tempurung - 18,00 1.640 36.106.698 1,15 18,24 4,7 3 Harga Tepung Tempurung - 19,05 1.619 -1.285.377 0,99 14,52 5,5 Harga Dasar Tempurung 500 4 Harga Tempurung + 36,31 785 15.856.174 1,06 16,26 4,7 5 Harga Tempurung + 37,50 800 -2.789.427 0,99 14,38 5,5 127 Lampiran 19. Dasar Perhitungan Analisis Finansial Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi No Asumsi Satuan Industri

M. Goreng Sabut

Arang 1 Periode Proyek tahun 8 8 8 2 Jam Kerja per Hari Jam 8 8 8 3 Hari Produksi per Bulan hari 25 25 25 4 Bulan Produksi per Tahun bulan 12 12 12 5 Hari Produksi per Tahun hari 300 300 300 6 Tenaga Kerja orang 11 22 9 a. Tenaga Kerja Tetap orang 2 2 2 b. Tenaga Kerja Langsung orang 9 20 7 10 Lama Tahun ke 0 bulan 6 6 6 11 Discount Rate 14,65 14,65 14,65 12 Rata-rata pertumbuhan Harga inflasitahun 5,89 5,89 5,89 13. Bahan Baku dan Produksi No Industri Bahan Baku Produksi Jenis Jumlah Kg Harga Rp Produk Rendemen Jumlah Kg Harga Rp A Minyak Goreng Kopra 2.000 5.000 a. M. Goreng 45 900 11.800 Minyak 25 225 11.800 b. Bungkil 35 700 2.000 B Sabut Kelapa Sabut 6.000 300 a. Coco Fiber 20 1.200 2.700 b. Coco Peat 60 3.600 1.000 C Arang Tempurung Tempurung 3.000 500 Arang 40 1.200 2.800 Minyak pancingan dibutuhkan pada awal produksi 128 Lampiran 20. Biaya Modal Kerja dan Operasional Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi A. Biaya Variabel Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi 1. Pengolahan Minyak Goreng No Input Satuan Jlh Harga Unit Nilai RpBulan Nilai RpTahun a b c d e=cd f=ex12 1 Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Operator orang 1 1.875.000 1.875.000 22.500.000 b. Bag. Penggilingan orang 2 750.000 1.500.000 18.000.000 c. Bag. Penggorengan orang 3 750.000 2.250.000 27.000.000 d. Bag. Pengepresan orang 1 750.000 750.000 9.000.000 e. Bag. Pengemasan orang 2 750.000 1.500.000 18.000.000 Sub Total 9 7.875.000 94.500.000 2 Bahan Baku a. daging kelapakopra kg 50.000 5.000 250.000.000 3.000.000.000 b. minyak kelapa kg 225 11.800 2.655.000 2.655.000 c. Karung plastik lbr 150 2.500 375.000 4.500.000 Sub Total 253.030.000 3.007.155.000 3 Biaya Bahan Bakar a. solar liter 1.000 6.000 6.000.000 72.000.000 b. oli liter 30 20.000 600.000 7.200.000 c. kayu truk 6 400.000 2.400.000 28.800.000 Sub Total 9.000.000 108.000.000 4 Transportasi a. pengadaan bahan baku hari 7 150.000 1.050.000 12.600.000 b. penjualan minyak hari 5 300.000 1.500.000 18.000.000 c. Penjualan bungkil trip 1 2.500.000 2.500.000 30.000.000 Sub Total 5.050.000 60.600.000 Biaya Variabel 274.955.000 3.270.255.000 2. Pengolahan Sabut Kelapa No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Rp NilaiBulan Rp NilaiTahun Rp 1 Bahan Baku Sabut Kelapa kg 150.000 300 45.000.000 540.000.000 2 Bahan Baku Pendukung a. Tali Plastik ball 10 30.000 300.000 3.600.000 b. Karung ukuran 50 kg lembar 150 2.500 375.000 4.500.000 Sub Total 675.000 8.100.000 3 Bahan Bakar Minyak a. Solar liter 1.200 6.000 7.200.000 86.400.000 b. Oli liter 120 18.000 2.160.000 25.920.000 Sub Total 9.360.000 112.320.000 4 Tenaga Kerja Langsung 1. Operator bulan 1 1.875.000 1.875.000 22.500.000 2. Pengayakan Pit bulan 2 750.000 1.500.000 18.000.000 3. Sortasi bulan 7 750.000 5.250.000 63.000.000 4. Penjemuran bulan 6 750.000 4.500.000 54.000.000 5. Pengeprasan bulan 4 750.000 3.000.000 36.000.000 Sub Total 20 16.125.000 193.500.000 5 Transportasi a. Pengadaan bahan baku Trip 25 150.000 3.750.000 45.000.000 b. Pengangkutan Produk Kepelabuhan Trip 14 300.000 4.200.000 50.400.000 b. PenjualanEkspor produk Coco Fiber Kontener 2 4.072.500 8.145.000 97.740.000 Coco Pit Kontener 5 4.072.500 20.362.500 244.350.000 Sub Total 36.457.500 437.490.000 Total Biaya Variabel 107.617.500 1.291.410.000 129 3. Pengolahan Arang Tempurung No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Nilai Bulan Nilai Tahun 1 Bahan Baku A. Bahan Baku Utama a. Tempurung Kelapa kg 75.000 500 37.500.000 450.000.000 b. Minyak Tanah liter 70 3.500 245.000 2.940.000 Sub Total 37.745.000 452.940.000 B. Bahan Baku Pendukung a. Tali Plastik ball 10 15.000 150.000 1.800.000 b. Karung ukuran 50 kg lembar 600 2.600 1.560.000 18.720.000 Sub Total 1.710.000 20.520.000 Biaya Bahan Baku 39.455.000 473.460.000 2 Tenaga Kerja Langsung a. Pengadaan Bahan Baku orang 2 750.000 1.500.000 18.000.000 b. Pembakar Tempurung orang 2 750.000 1.500.000 18.000.000 c. Pengemas orang 2 750.000 1.500.000 18.000.000 d. Operator orang 1 1.875.000 1.875.000 22.500.000 Biaya TK Langsung 7 6.375.000 76.500.000 3 Transportasi a. Pengadaan bahan baku Trip 9 150.000 1.350.000 16.200.000 b. Penjualan produk Trip 4 300.000 1.200.000 14.400.000 c. Jasa Pelayaran Kontener 2 4.072.500 8.145.000 97.740.000 Biaya Transportasi 10.695.000 128.340.000 Total Biaya Variabel 56.525.000 678.300.000 B. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi No Uraian Satuan Jumlah Harga Satuan Nilai Bulan Nilai Tahun A Biaya Tetap 1 Tenaga Kerja Tidak langsung a. Ketua Koperasi Orang 1 2.500.000 2.500.000 30.000.000 b. Sekretaris Orang 1 1.875.000 1.875.000 22.500.000 c. Bendahara Orang 1 1.875.000 1.875.000 22.500.000 d. Manajer Orang 1 2.125.000 2.125.000 25.500.000 e. Administrasi Orang 2 1.250.000 2.500.000 30.000.000 Sub total 6 10.875.000 130.500.000 2 Pemeliharaan Mesin a. Mesin pengolah minyak Bulan 1 300.000 300.000 3.600.000 b. Mesin pengolah sabut Bulan 1 200.000 200.000 2.400.000 c. Tanur pengarangan arang Bulan 1 100.000 100.000 1.200.000 Sub total 600.000 7.200.000 3 Biaya Kantor a. Alat Tulis Kantor ATK Bulan 1 100.000 100.000 1.200.000 b. Biaya listrik Bulan 1 200.000 200.000 2.400.000 c. Biaya air Bulan 1 150.000 150.000 1.800.000 d. Biaya TelephonFax Bulan 1 300.000 300.000 3.600.000 Sub total 750.000 9.000.000 Total Biaya Tetap 12.225.000 146.700.000 B Biaya Variabel a. Pengolahan minyak goreng Bulan 1 274.955.000 274.955.000 3.270.255.000 b. Pengolahan sabut Bulan 1 107.617.500 107.617.500 1.291.410.000 c. pengolahan arang Bulan 1 56.525.000 56.525.000 678.300.000 Total Biaya Variabel 439.097.500 5.239.965.000 Total Biaya Operasional 451.322.500 5.386.665.000 130 Lampiran 21. Biaya Investasi Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi No Jenis Biaya Nilai Umur Eko Penyusutan Rp Nilai Sisa Setelah 8 Tahun I Persiapan 22.000.000 8 2.750.000 II Investasi Bangunan dan Peralatan Kantor A. Bangunan 210.000.000 8 15.750.000 84.000.000 B. Peralatanperlengkapan Kantor 13.150.000 8 986.250 5.260.000 Sub Total 223.150.000 8 16.736.250 89.260.000 III Mesin dan Peralatan Produksi 1 Mesin Peralatan Produksi Minyak A. Mesin 75.000.000 8 7.500.000 15.000.000 B. Peralatan Utama 16.000.000 8 1.600.000 3.200.000 C. Peralatan pendukung 18.670.000 8 2.009.200 3.734.000 Sub Total 109.670.000 8 11.109.200 21.934.000 2 Mesin Peralatan Produksi Sabut A. Mesin 175.000.000 8 17.500.000 35.000.000 B. Peralatan pendukung 4.150.000 8 590.000 830.000 Sub Total 179.150.000 18.090.000 35.830.000 3 Mesin Peralatan Produksi Arang A. Peralatan Utama 15.000.000 8 1.500.000 3.000.000 B. Peralatan pendukung 2.330.000 8 279.800 466.000 Sub Total 17.330.000 1.779.800 3.466.000 Total Biaya Mesin Peralatan Produksi 306.150.000 30.979.000 61.230.000 IV Instalasi pabrik 10.000.000 8 1.250.000 V Kendaraan 50.000.001 8 5.000.000 10.000.000 Total Biaya Investasi 611.300.001 56.715.250 160.490.000 131 Lampiran 22: Sumber Modal Investasi dan Modal Kerja Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi No Rincian Biaya Proyek Total Biaya I 1. Kebutuhan Modal Investasi 611.300.001 2. Dana investasi yang bersumber dari a. Kredit 65 397.345.001 b. Dana sendiri 35 213.955.000 II 1. Kebutuhan Modal Kerja 451.322.500 2. Dana modal kerja yang bersumber dari a. Kredit 65 293.359.625 b. Dana sendiri 35 157.962.875 III Total dana proyek yang bersumber dari a. Kredit 690.704.626 b. Dana sendiri 371.917.875 Jumlah dana proyek 1.062.622.501 132 Lampiran 23. Proyeksi Produksi dan Penerimaan Usaha Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi No Industri Pruduksi Harga Penerimaan Produk Hari Bulan Tahun Hari Bulan Tahun 1 Minyak Goreng M. Goreng 900 22.500 270.000 11.800 10.620.000 265.500.000 3.186.000.000 Bungkil 700 17.500 210.000 2.000 1.400.000 35.000.000 420.000.000 2 Sabut Kelapa Coco Fiber 1.200 30.000 360.000 2.700 3.240.000 81.000.000 972.000.000 Coco Peat 3.600 90.000 1.080.000 1.000 3.600.000 90.000.000 1.080.000.000 3 Arang Tempurung Arang 1.200 30.000 360.000 2.800 3.360.000 84.000.000 1.008.000.000 Total Penerimaan 22.220.000 555.500.000 6.666.000.000 133 Lampiran 24. Perhitungan Angsuran Kredit dan Modal Kerja Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi

A. Perhitungan Angsuran Kredit Investasi

Jumlah Kredit 397.345.001 Jangka waktu kredit 5 tahun Bunga per tahun 14,23 Bunga per 5 tahun 71,15 Jumlah angsuran 60 bulan Sistem Perhit. Bunga 2 = 1 = Flat. 2 = Menurun. Tahun Periode Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Tahun 0 397.345.001 397.345.001 Bulan 1 6.622.417 4.711.849 11.334.266 397.345.001 390.722.584 Bulan 2 6.622.417 4.633.319 11.255.735 390.722.584 384.100.167 Bulan 3 6.622.417 4.554.788 11.177.204 384.100.167 377.477.751 Bulan 4 6.622.417 4.476.257 11.098.674 377.477.751 370.855.334 Bulan 5 6.622.417 4.397.726 11.020.143 370.855.334 364.232.917 Bulan 6 6.622.417 4.319.195 10.941.612 364.232.917 357.610.501 Bulan 7 6.622.417 4.240.665 10.863.081 357.610.501 350.988.084 Bulan 8 6.622.417 4.162.134 10.784.550 350.988.084 344.365.667 Bulan 9 6.622.417 4.083.603 10.706.020 344.365.667 337.743.251 Bulan 10 6.622.417 4.005.072 10.627.489 337.743.251 331.120.834 Bulan 11 6.622.417 3.926.541 10.548.958 331.120.834 324.498.417 Bulan 12 6.622.417 3.848.010 10.470.427 324.498.417 317.876.001 Bulan 13 6.622.417 3.769.480 10.391.896 317.876.001 311.253.584 Bulan 14 6.622.417 3.690.949 10.313.365 311.253.584 304.631.167 Bulan 15 6.622.417 3.612.418 10.234.835 304.631.167 298.008.750 Bulan 16 6.622.417 3.533.887 10.156.304 298.008.750 291.386.334 Bulan 17 6.622.417 3.455.356 10.077.773 291.386.334 284.763.917 Bulan 18 6.622.417 3.376.825 9.999.242 284.763.917 278.141.500 Bulan 19 6.622.417 3.298.295 9.920.711 278.141.500 271.519.084 Bulan 20 6.622.417 3.219.764 9.842.180 271.519.084 264.896.667 Bulan 21 6.622.417 3.141.233 9.763.650 264.896.667 258.274.250 Bulan 22 6.622.417 3.062.702 9.685.119 258.274.250 251.651.834 Bulan 23 6.622.417 2.984.171 9.606.588 251.651.834 245.029.417 Bulan 24 6.622.417 2.905.641 9.528.057 245.029.417 238.407.000 Bulan 25 6.622.417 2.827.110 9.449.526 238.407.000 231.784.584 Bulan 26 6.622.417 2.748.579 9.370.996 231.784.584 225.162.167 Bulan 27 6.622.417 2.670.048 9.292.465 225.162.167 218.539.750 Bulan 28 6.622.417 2.591.517 9.213.934 218.539.750 211.917.334 Bulan 29 6.622.417 2.512.986 9.135.403 211.917.334 205.294.917 Bulan 30 6.622.417 2.434.456 9.056.872 205.294.917 198.672.500 Bulan 31 6.622.417 2.355.925 8.978.341 198.672.500 192.050.084 Bulan 32 6.622.417 2.277.394 8.899.811 192.050.084 185.427.667 Bulan 33 6.622.417 2.198.863 8.821.280 185.427.667 178.805.250 Bulan 34 6.622.417 2.120.332 8.742.749 178.805.250 172.182.834 Bulan 35 6.622.417 2.041.801 8.664.218 172.182.834 165.560.417 Bulan 36 6.622.417 1.963.271 8.585.687 165.560.417 158.938.000 Bulan 37 6.622.417 1.884.740 8.507.156 158.938.000 152.315.584 Bulan 38 6.622.417 1.806.209 8.428.626 152.315.584 145.693.167 Bulan 39 6.622.417 1.727.678 8.350.095 145.693.167 139.070.750 Bulan 40 6.622.417 1.649.147 8.271.564 139.070.750 132.448.334 Bulan 41 6.622.417 1.570.616 8.193.033 132.448.334 125.825.917 Bulan 42 6.622.417 1.492.086 8.114.502 125.825.917 119.203.500 Bulan 43 6.622.417 1.413.555 8.035.972 119.203.500 112.581.084 134 Tahun Periode Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Bulan 44 6.622.417 1.335.024 7.957.441 112.581.084 105.958.667 Bulan 45 6.622.417 1.256.493 7.878.910 105.958.667 99.336.250 Bulan 46 6.622.417 1.177.962 7.800.379 99.336.250 92.713.833 Bulan 47 6.622.417 1.099.432 7.721.848 92.713.833 86.091.417 Bulan 48 6.622.417 1.020.901 7.643.317 86.091.417 79.469.000 Bulan 49 6.622.417 942.370 7.564.787 79.469.000 72.846.583 Bulan 50 6.622.417 863.839 7.486.256 72.846.583 66.224.167 Bulan 51 6.622.417 785.308 7.407.725 66.224.167 59.601.750 Bulan 52 6.622.417 706.777 7.329.194 59.601.750 52.979.333 Bulan 53 6.622.417 628.247 7.250.663 52.979.333 46.356.917 Bulan 54 6.622.417 549.716 7.172.132 46.356.917 39.734.500 Bulan 55 6.622.417 471.185 7.093.602 39.734.500 33.112.083 Bulan 56 6.622.417 392.654 7.015.071 33.112.083 26.489.667 Bulan 57 6.622.417 314.123 6.936.540 26.489.667 19.867.250 Bulan 58 6.622.417 235.592 6.858.009 19.867.250 13.244.833 Bulan 59 6.622.417 157.062 6.779.478 13.244.833 6.622.417 Bulan 60 6.622.417 78.531 6.700.948 6.622.417

B. Perhitungan Angsuran Kredit Modal Kerja

Jumlah Kredit 293.359.625 Jangka waktu kredit 5 tahun Bunga per tahun 15,07 Bunga per 5 tahun 75,35 Jumlah angsuran 60 bulan Sistem Perhit. Bunga 2 = 1 = Flat. 2 = Menurun. Tahun Periode Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Tahun 0 293.359.625 293.359.625 Bulan 1 4.889.327 3.684.108 8.573.435 293.359.625 288.470.298 Bulan 2 4.889.327 3.622.706 8.512.033 288.470.298 283.580.971 Bulan 3 4.889.327 3.561.304 8.450.631 283.580.971 278.691.644 Bulan 4 4.889.327 3.499.903 8.389.230 278.691.644 273.802.317 Bulan 5 4.889.327 3.438.501 8.327.828 273.802.317 268.912.990 Bulan 6 4.889.327 3.377.099 8.266.426 268.912.990 264.023.663 Bulan 7 4.889.327 3.315.697 8.205.024 264.023.663 259.134.335 Bulan 8 4.889.327 3.254.295 8.143.622 259.134.335 254.245.008 Bulan 9 4.889.327 3.192.894 8.082.221 254.245.008 249.355.681 Bulan 10 4.889.327 3.131.492 8.020.819 249.355.681 244.466.354 Bulan 11 4.889.327 3.070.090 7.959.417 244.466.354 239.577.027 Bulan 12 4.889.327 3.008.688 7.898.015 239.577.027 234.687.700 Bulan 13 4.889.327 2.947.286 7.836.613 234.687.700 229.798.373 Bulan 14 4.889.327 2.885.885 7.775.212 229.798.373 224.909.046 Bulan 15 4.889.327 2.824.483 7.713.810 224.909.046 220.019.719 Bulan 16 4.889.327 2.763.081 7.652.408 220.019.719 215.130.392 Bulan 17 4.889.327 2.701.679 7.591.006 215.130.392 210.241.065 Bulan 18 4.889.327 2.640.277 7.529.604 210.241.065 205.351.738 Bulan 19 4.889.327 2.578.876 7.468.203 205.351.738 200.462.410 Bulan 20 4.889.327 2.517.474 7.406.801 200.462.410 195.573.083 Bulan 21 4.889.327 2.456.072 7.345.399 195.573.083 190.683.756 Bulan 22 4.889.327 2.394.670 7.283.997 190.683.756 185.794.429 Bulan 23 4.889.327 2.333.268 7.222.595 185.794.429 180.905.102 Bulan 24 4.889.327 2.271.867 7.161.194 180.905.102 176.015.775 Bulan 25 4.889.327 2.210.465 7.099.792 176.015.775 171.126.448 Bulan 26 4.889.327 2.149.063 7.038.390 171.126.448 166.237.121 135 Tahun Periode Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Bulan 27 4.889.327 2.087.661 6.976.988 166.237.121 161.347.794 Bulan 28 4.889.327 2.026.259 6.915.586 161.347.794 156.458.467 Bulan 29 4.889.327 1.964.858 6.854.185 156.458.467 151.569.140 Bulan 30 4.889.327 1.903.456 6.792.783 151.569.140 146.679.813 Bulan 31 4.889.327 1.842.054 6.731.381 146.679.813 141.790.485 Bulan 32 4.889.327 1.780.652 6.669.979 141.790.485 136.901.158 Bulan 33 4.889.327 1.719.250 6.608.577 136.901.158 132.011.831 Bulan 34 4.889.327 1.657.849 6.547.176 132.011.831 127.122.504 Bulan 35 4.889.327 1.596.447 6.485.774 127.122.504 122.233.177 Bulan 36 4.889.327 1.535.045 6.424.372 122.233.177 117.343.850 Bulan 37 4.889.327 1.473.643 6.362.970 117.343.850 112.454.523 Bulan 38 4.889.327 1.412.241 6.301.568 112.454.523 107.565.196 Bulan 39 4.889.327 1.350.840 6.240.167 107.565.196 102.675.869 Bulan 40 4.889.327 1.289.438 6.178.765 102.675.869 97.786.542 Bulan 41 4.889.327 1.228.036 6.117.363 97.786.542 92.897.215 Bulan 42 4.889.327 1.166.634 6.055.961 92.897.215 88.007.887 Bulan 43 4.889.327 1.105.232 5.994.559 88.007.887 83.118.560 Bulan 44 4.889.327 1.043.831 5.933.158 83.118.560 78.229.233 Bulan 45 4.889.327 982.429 5.871.756 78.229.233 73.339.906 Bulan 46 4.889.327 921.027 5.810.354 73.339.906 68.450.579 Bulan 47 4.889.327 859.625 5.748.952 68.450.579 63.561.252 Bulan 48 4.889.327 798.223 5.687.550 63.561.252 58.671.925 Bulan 49 4.889.327 736.822 5.626.149 58.671.925 53.782.598 Bulan 50 4.889.327 675.420 5.564.747 53.782.598 48.893.271 Bulan 51 4.889.327 614.018 5.503.345 48.893.271 44.003.944 Bulan 52 4.889.327 552.616 5.441.943 44.003.944 39.114.617 Bulan 53 4.889.327 491.214 5.380.541 39.114.617 34.225.290 Bulan 54 4.889.327 429.813 5.319.140 34.225.290 29.335.962 Bulan 55 4.889.327 368.411 5.257.738 29.335.962 24.446.635 Bulan 56 4.889.327 307.009 5.196.336 24.446.635 19.557.308 Bulan 57 4.889.327 245.607 5.134.934 19.557.308 14.667.981 Bulan 58 4.889.327 184.205 5.073.532 14.667.981 9.778.654 Bulan 59 4.889.327 122.804 5.012.131 9.778.654 4.889.327 Bulan 60 4.889.327 61.402 4.950.729 4.889.327

C. Jumlah Pembayaran Angsuran Kredit Investasi dan Modal Kerja Periode

Tahun Angsuran Pokok Angsuran Bunga Total Angsuran Saldo Awal Saldo Akhir Tahun 690.704.626 690.704.626 Tahun 1 138.140.925 91.515.936 229.656.861 690.704.626 552.563.701 Tahun 2 138.140.925 71.365.638 209.506.563 552.563.701 414.422.775 Tahun 3 138.140.925 51.215.340 189.356.265 414.422.775 276.281.850 Tahun 4 138.140.925 31.065.042 169.205.968 276.281.850 138.140.925 Tahun 5 138.140.925 10.914.745 149.055.670 138.140.925 136 Lampiran 25. Proyeksi Laba Rugi Tahunan Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 1 Penerimaan a. Penjualan 6.666.000.000 7.058.627.400 7.474.380.554 7.914.621.568 8.380.792.779 8.874.421.474 9.397.124.898 9.950.615.555 b. Nilai Sisa 163.145.000 Total Penerimaan 6.666.000.000 7.058.627.400 7.474.380.554 7.914.621.568 8.380.792.779 8.874.421.474 9.397.124.898 10.113.760.555 2 Biaya a. Biaya Operasional 5.239.965.000 5.548.598.939 5.875.411.416 6.221.473.148 6.587.917.917 6.975.946.282 7.386.829.518 7.821.913.777 b. Penyusutan 56.715.250 56.715.250 56.715.250 56.715.250 56.715.250 56.715.250 56.715.250 56.715.250 Total Biaya 5.296.680.250 5.605.314.189 5.932.126.666 6.278.188.398 6.644.633.167 7.032.661.532 7.443.544.768 7.878.629.027 3 Penerimaan Sebelum Pajak 1.369.319.750 1.453.313.211 1.542.253.888 1.636.433.170 1.736.159.612 1.841.759.941 1.953.580.130 2.235.131.528 4 Pajak 15 205.397.962 217.996.982 231.338.083 245.464.976 260.423.942 276.263.991 293.037.020 335.269.729 5 Penerimaan Setelah Pajak 1.163.921.787 1.235.316.230 1.310.915.805 1.390.968.195 1.475.735.670 1.565.495.950 1.660.543.111 1.899.861.799 6 Bunga Bank 91.515.936 71.365.638 51.215.340 31.065.042 10.914.745 7 Laba Bersih 1.072.405.852 1.163.950.592 1.259.700.464 1.359.903.152 1.464.820.926 1.565.495.950 1.660.543.111 1.899.861.799 137 Lampiran 26. Studi Kelayakan Arus Kas Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi No Uraian Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7 Tahun 8 I Inflow 1 Penjualan 6.666.000.000 7.058.627.400 7.474.380.554 7.914.621.568 8.380.792.779 8.874.421.474 9.397.124.898 9.950.615.555 2 Kredit Investasi 397.345.001 3 Kredit Modal Kerja 293.359.625 4 Dana Sendiri 371.917.875 5 Nilai Sisa 163.145.000 Total Inflow 1.062.622.501 6.666.000.000 7.058.627.400 7.474.380.554 7.914.621.568 8.380.792.779 8.874.421.474 9.397.124.898 10.113.760.555 II Outflow 1 Biaya Investasi 611.300.001 2 Biaya Modal Kerja 451.322.500 3 Biaya Operasional 5.239.965.000 5.548.598.939 5.875.411.416 6.221.473.148 6.587.917.917 6.975.946.282 7.386.829.518 7.821.913.777 4 Pajak 15 205.397.962 217.996.982 231.338.083 245.464.976 260.423.942 276.263.991 293.037.020 335.269.729 Total Outflow 1.062.622.501 5.445.362.962 5.766.595.920 6.106.749.499 6.466.938.124 6.848.341.859 7.252.210.273 7.679.866.538 8.157.183.506 III Total Cashflow 1.220.637.038 1.292.031.480 1.367.631.055 1.447.683.445 1.532.450.920 1.622.211.200 1.717.258.361 1.956.577.049 IV Kumulatif cashflow 1.220.637.038 2.512.668.517 3.880.299.572 5.327.983.017 6.860.433.937 8.482.645.137 10.199.903.498 12.156.480.547 kumulatif cashflow-nilai sisa 1.220.637.038 2.512.668.517 3.880.299.572 5.327.983.017 6.860.433.937 8.482.645.137 10.199.903.498 11.993.335.547 VI Perhitungan NPV. Net BC Ratio. IRR. dan PBP Discount Factor 14,65 PV Benefit 35.859.514.190 PV Cost 30.326.394.340 1 NPV DF14.6 5.533.119.850 Discount Factor NPV = 0 120,4229797 NPV 2 BC ratio DF 14.6 1,18 3 Net BC ratio DF 14.65 6,21 Cash Flow + 6.595.742.351 4 IRR 120,42297969 Cash Flow - -1.062.622.501 5 Payback Period usaha Thn, Bln 0,10 ABSTRACT Kuswanto. Analysis of Business Development Derivative Products Coconut Processing in Jambi Province. Under direction of M. Parulian Hutagaol and Muhammad Firdaus. This study analyzes the business development of coconut derivative products processing, i.e. processing of cooking oil, coconut husk and coconut shell charcoal. It is an effort to increase value-added commodities and to increase the coconut farmers’ income. The business will be run through a cooperative business entity in order to achieve the effectiveness and efficiency of business. Feasibility analysis results indicate that the three businesses are feasible to be developed in the district of Tanjung Jabung West, where the Net Present Value is positive, are the Net Benefit Cost Ratio greater than 1. The Internal Rate of Return is greater than interest actual interest and Payback Period of business is faster than a predetermined project period. Development of coconut derivative products processing business based agency cooperative efforts to increase farmers income up to 17,48 percent per year. It also increases the absorption of human resources and can enhance regional development through the allocation of SHU by 15 percent to fund education, social and environmental development. In addition, its existence is able to absorb the labor of up to 42 people in each area.

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelapa merupakan komoditas yang stategis dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena peranannya yang besar meliputi sosial, budaya, sumber pendapatan, penyedia lapangan kerja dan mampu menyumbangkan devisa bagi negara. Hal ini sebagaimana banyaknya manfaat yang terdapat pada buah kelapa bagi kehidupan yang meliputi daging kelapa, tempurung, sabut, air dan bungkil kelapa bahkan bagian batang kelapa telah banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan furniture. Demikian besar manfaat tanaman kelapa sehingga ada yang menamakannya sebagai pohon kehidupan the tree of life atau pohon yang menyenangkan a heaven tree. Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah penghasil kelapa yang memiliki potensi pengembangan cukup besar. Luas perkebunan kelapa Jambi menempati urutan sembilan besar setelah Sulawesi Tengah, yaitu 119.030 hektar atau 3,15 persen dari total luas areal kelapa Indonesia dengan produksi sebanyak 110.305 ton pertahun BPS 2009. Dari luas perkebunan kelapa tersebut, 95 persennya terkosentrasi di dua Kabupaten, yaitu Tanjung Jabung Timur dengan luas 59.370 hektar atau 49,88 persen dari total luas areal kelapa Jambi dan Tanjung Jabung Barat dengan luas 53.484 hektar atau sekitar 44,93 persen dari total luas areal kelapa Jambi. Tabel 1 Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Kelapa Provinsi Jambi menurut Kabupaten Tahun 2008 No Kabupaten TBM ha TM ha TTM ha Jumlah ha Produksi Ton Produktivitas KgHa Jlh. Petani KK 1 Batanghari 46 623 174 843 625 1.003 2.185 2 Muaro Jambi 149 650 129 928 629 968 6.144 3 Bungo 83 558 37 678 444 796 13.423 4 Tebo 115 865 44 1.024 593 686 1.504 5 Merangin 570 1.170 277 2.017 853 729 14.169 6 Sarolangun 115 366 85 566 310 847 16.046 7 Tanjung Jabung Barat 4.255 37.969 11.260 53.484 54.942 1.447 19.842 8 Tanjung Jabung Timur 6.999 44.897 7.474 59.370 51.871 1.155 23.260 9 Kerinci 12 94 14 120 38 404 1.367 JUMLAH 12.344 87.192 19.494 119.030 110.305 8.035 97.940 Sumber: Statistik Perkebunan BPS Jambi Tahun 2009. 2 Berdasarkan data statistik perkebunan BPS Jambi 2009, usahatani kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat telah melibatkan sekitar 43.102 kepala keluarga, dengan kepemilikan lahan antara 1,5 – 2 hektar per kepala keluarga. Bagi masyarakat daerah tersebut, perkebunan kelapa merupakan sumber penghasilan utama yang dikelolah secara intensif, sehingga ketergantungan petani terhadap perkebunan kelapa sangat tinggi. Dengan rata-rata produksi yang dihasilkan pertahun sebanyak 1.301 kilogram kopra perhektar, pada tingkat harga Rp 4.750 perkilogram BPS 2009, petani hanya memperoleh penghasilan antara Rp 9.269.625 – Rp 12.359.500 pertahun atau sekitar Rp 772.500 – Rp 1.020.000 perbulan. Menurut Kasryno et. al. 1998 pendapatan petani kelapa lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan fisik minimum petani dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang perkelapa keluarga. Sehingga menurutnya, dengan pendapatan petani kelapa tersebut belum mampu mendukung kehidupan keluarga secara layak. Berdasarkan luas perkebunan kelapa dan kondisi geografis yang dimiliki oleh Kabupaten Tanjung Jabung, peningkatan produktivitas kelapa sangat mungkin untuk dilakukan. Namun dari data yang ada, produktivitas tersebut masih tergolong rendah, yaitu rata-rata pertahun sebanyak 1.301 kilogram kopra perhektar. Hal ini disebabkan karena pola usahatani kelapa yang dikembangkan masih bersifat tradisional. Padahal menurut Damanik 2007, apabila usahatani kelapa dilakukan secara terpadu, produktivitas kelapa pertahun dapat mencapai 4 ton kopra perhektar. Dengan demikian kondisi ini akan berimplikasi pada rendahnya tingkat pendapatan petani kelapa. Disamping itu, pada umumnya produk yang dihasilkan masih dalam bentuk kelapa butiran dan kopra berkualitas rendah. Pada pemanfaatan hasil samping pun belum banyak dilakukan oleh petani, sehingga nilai tambah dari usahatani belum diperoleh secara optimal. Hanya sebagian kecil petani yang telah memanfaatkan hasil samping seperti, sabut dan tempurung kelapa Brotosunaryo 2003; Jamaludin 2003; Nogoseno 2003. Di tingkat industri, produk turunan kelapa yang telah dikembangkan, meliputi minyak kelapa, arang tempurung, sementara bungkil kelapa, serat kelapa, coconut fiber dan RBD coconut oil baru berkembang pada tahun 2007 BPS Jambi 2009. Berbagai produk kelapa tersebut sebagian besar telah menjangkau pasar ekspor, 3 hanya saja untuk bungkil kelapa, serat kelapa, coconut fiber dan coconut oil volumenya masih sedikit. Walaupun demikian, dengan bertambahnya jenis produk kelapa yang dihasilkan telah mengurangi ekspor kelapa butiran dan kopra dan telah meningkatkan nilai ekspor kelapa sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 2 Volume Ekspor Industri Komoditas Perkebunan Kelapa di Provinsi Jambi Tahun 2000-2008 Tahun Ekspor Komoditi Hasil Perkebunan Kelapa Minyak Kelapa Kopra Arang Tempurung Kelapa Biji Bungkil Kelapa Serat Kelapa Coconut Fiber RBD Coconut Oil 2000 Volume kg 19.875.000 435.000 424.702 - - - - - Nilai US 6.568.988 143.931 50.802 - - - - - 2001 Volume kg 20.155.000 1.784.182 115.000 8.750 - - - - Nilai US 5.054.000 260.208 13.498 4.539 - - - - 2002 Volume kg 14.480.000 - 568.045 228.700 - - - - Nilai US 5.256.800 - 30.286 17.040 - - - - 2003 Volume kg - - 506.640 321.000 - - - - Nilai US - - 700.823 24.709 - - - - 2004 Volume kg - 1.980.260 1.608.150 262.899 - - - - Nilai US - 217.706 156.332 48.327 - - - - 2005 Volume kg - - 1.720.000 241.468 - - - - Nilai US - - 126.230 49.869 - - - - 2006 Volume kg - - - 1.753.500 - - - - Nilai US - - - 251.301 - - - - 2007 Volume kg 50.950.800 1.707.500 4.787.178 350.000 600.000 100.000 21.780 1.200.000 Nilai US 42.699.580 225.510 492.407 30.999 55.650 20.000 7.617 840.000 2008 Volume kg 47.220.000 380.000 2.611.000 170.000 - - 47.340 - Nilai US 52.977.141 59.182 248.140 9.520 - - 38.064 - Sumber : BPS Provinsi Jambi 2009 Bila dibandingkan dengan pengembangan produk turunan kelapa nasional, industri perkelapaan Jambi masih jauh tertinggal. Pada tingkat nasional, produk turunan kelapa yang telah berhasil dikembangkan meliputi tepung kelapa, kelapa parut, santan dalam kemasan, VCO, nata de coco, konsentrat air kelapa, arang tempurung, carbon active, sabut dan berbagai produk yang lainnya, dengan industri sebanyak 564 yang tersebar di seluruh Indonesia. Terbatasnya jenis dan jumlah produk turunan kelapa yang dihasilkan tidak terlepas dari keberadaan industri pengolah produk tersebut. Hingga tahun 2005, jumlah industri pengolah produk kelapa di Provinsi Jambi baru mencapai 26 perusahaan dengan kapasitas 29.276 ton pertahun. Jumlah ini masih tergolong sedikit bila dibandingkan dengan daerah lain seperti Riau, yaitu sebanyak 78 perusahaan dengan kapasitas 85.155 ton pertahun, Sulawesi Utara walau jumlah perusahaan lebih sedikit 24, namun kapasitas produksinya jauh lebih besar, yaitu 197.636 ton pertahun Deperindag 4 2009. Rendahnya kapasitas produksi industri perkelapaan Jambi disebabkan karena pada umumnya industri yang ada berskala menengah kebawah, dan sebagian besarnya merupakan industri kecil. Peningkatan pengembangan produk-produk turunan kelapa, selain akan meningkatkan nilai tambah, menambah lapangan pekerjaan baru dan juga terbukti mampu meningkatkan devisa. Pada tahun 2007, dengan bertambahnya jenis produk kelapa yang diekspor telah meningkatkan nilai ekspor dari rata-rata tahun sebelumnya sebesar US 2.710.770 menjadi US 44.371.763. Namun pada tingkat petani, pemasaran kelapa masih belum menguntungkan. Adanya praktek pasar monopsoni dari pihak pabrik kelapa dan pedagang kopra yang menentukan harga sepihak. Disamping itu, tingginya harga pupuk dan rendahnya harga kopra serta berfluktuasinya harga yang tidak menentu mengakibatkan rendahnya minat petani dalam meningkatkan produktivitas kelapa Brotosunaryo 2003.

1.2 Perumusan Masalah

Sebagai komoditi unggulan, peranan komoditi kelapa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi secara nasional relatif masih belum optimal, namun pada daerah tertentu dukungan komoditi ini untuk pertumbuhan ekonomi sangat signifikan, terutama pada daerah sentra usahatani kelapa. Seperti halnya di Provinsi Jambi, pada tahun 2008 kontribusi ekspor kelapa terhadap total ekspor daerah mencapai 4,48 persen atau senilai US 53,33 juta BPS Jambi 2009. Dengan demikian pengembangan komoditi kelapa harus dipandang sebagai kepentingan nasional sebagaimana pengembangan komoditas unggulan lainnya, mengingat komoditi ini memiliki pangsa pasar yang besar, baik ditingkat domestik maupun internasional dan juga merupakan sumber pendapatan bagi masyarakat. Terabaikannya pengembangan usahatani kelapa dewasa ini menjadikan rendahnya nilai tambah komoditi kelapa sehingga tidak mampu berkontribusi pada peningkatan pendapatan petani. Sebagaimana hasil studi yang dilaksanakan di sentra-sentra produksi kelapa di Indonesia oleh Tarigans 2002, bahwa kehidupan keluarga petani kelapa secara umum sampai saat ini masih berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini sebagaimana terjadi pada daerah sentra usahatani kelapa di Propinsi Jambi, yaitu Kabupan Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur yang 48,98 persen daerahnya merupakan perkebunan 5 kelapa tingkat kemiskinannya tertinggi di Provinsi Jambi, yaitu 11,80 persen dan 12,35 persen BPS Jambi 2010. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tingkat pendapatan petani pada daerah tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan petani di daerah lain yang mayoritas sumber penghasilannya perkebunan karet dan sawit. Upaya peningkatan pendapatan petani kelapa dapat dilakukan dengan adanya perubahan pola usahatani tradional kearah yang lebih efisien dan produktif serta berorientasi pasar, yaitu dengan menerapkan diversifikasi usahatani kelapa baik secara horizontal maupun vertikal Tarigans 2005. Diversifikasi usahatani secara horizontal selain akan menambah sumber pendapatan bagi petani juga akan semakin mengefisienkan tenaga kerja dan biaya sehingga keuntungan yang diperoleh akan semakin meningkat. Diversifikasi vertikal dapat mendorong petani memperoleh nilai tambah melalui terbentuknya produk alternatif dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Alternatif produk yang dapat dikembangkan antara lain Virgin Coconut Oil VCO, Oleo chemical OC, Desiccated Coconut DC, Coconut MilkCrem CMCC, Coconut Charcoal CCL, Activated Carbon AC, Brown Sugar BS, Coconut Fiber CF dan Cochin Wood CW, yang diusahakan secara parsial maupun terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan pendapatannya 5 – 10 kali dibandingkan dengan bila hanya menjual kelap butiran Deptan 2009. Keberhasilan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa menurut Ulrich dan Eppinger 2001 sangat ditentukan oleh kualitas produk, biaya produk, waktu pengembangan, biaya pengembangan, dan kapabilitas pengembangan. Kualitas produk menentukan pangsa pasar dan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu. Waktu pengembangan menentukan kemampuan dalam berkompetisi, perubahan teknologi, dan kecepatan pengembalian ekonomis. Biaya pengembangan merupakan komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit. Kapasitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan datang. Dengan 6 demikian produk yang dikembangkan mampu berdaya saing baik di pasar domestik maupun internasional, sebagaimana yang diharapkan dalam arah kebijakan pengembangan agribisnis kelapa dalam jangka panjang, yaitu mewujudkan agribisnis kelapa yang berdaya saing dan berkeadilan yang dapat memberikan tingkat kesejahteraan secara berkelanjutan bagi pelaku usahanya. Implikasi yang diharapkan dari pengembanga usaha pengolahan produk turunan kelapa adalah adanya peningkatan pendapatan petani secara signifikan. Untuk itu keberadaan petani dalam agribisnis kelapa harus berperan sebagai pelaku usaha itu sendiri. Dengan demikian dibutuhkan kemampuan baik secara finansial maupun manajerial dalam menjalankan usaha tersebut. Menurut Darwanto dalam PERHEPI 2011, Peningkatan kemampuan petani dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan ditingkat kelompok tani yang selanjutnya dapat dilakukan dengan membina lembaga koperasi atau Lembaga Usaha Milik Petani LUMP yang pada prakteknya tidak hanya mengolah cadangan pangan, tetapi juga dapat melakukan kegiatan yang mendukung usaha petani, seperti pengadaan saprotan maupun usaha pengolahan hasil. Dengan demikian perlu dilakukan analisis secara mendalam terhadap ketangguhan usaha pengolahan produk turunan kelapa dalam lingkup produksi dan dalam menghadapi persaingan pasar serta tingkat kemampuannya pada kondisi yang dinamis atas nilai investasi yang ditanamkannya dalam menghasilkan keuntungan usaha atau memiliki manfaat yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkannya sehingga usaha tersebut layak untuk dikembangkan. Sebagaimana dikatakan oleh Rustiadi et al. 2009, bahwa pemilihan pengembangan suatu komoditi atau aktivitas ekonomi proyek harus didasarkan pada analisis biaya dan manfaat. Apabila suatu proyek manfaatnya melebihi biayanya maka proyek tersebut bisa diterima, jika tidak maka proyek tersebut harus ditolak. Berdasarkan latar belakang di atas maka berbagai permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah usaha pengolahan produk turunan kelapa layak dikembangkan secara finansial di Provinsi Jambi?. 7 2. Bagaimana pembiayaan modal usaha pengolahan produk turunan kelapa yang akan dikembangkan melalui badan usaha koperasi di Provinsi Jambi?. 3. Apakah pengembangan usaha pengolahan produk turunan kelapa dapat memperbaiki perekonomian petani kelapa di Provinsi Jambi?. 4. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan usaha pengolahan produk turunan kelapa di Provinsi Jambi?.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, ada pun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menganalisis kelayakan finansial usaha pengolahan produk turunan kelapa sebagai dasar pengembangan usaha tersebut di Provinsi Jambi. 2. Mengestimasi pembiayaan modal usaha pengolahan produk turunan kelapa berdasarkan badan usaha koperasi 3. Menganalisis dampak pengembangan usaha pengolahan produk turunan kelapa terhadap perekonomian petani kelapa di Provinsi Jambi. 4. Mengindentifikasi hambatan yang dihadapi dalam pengembangan usaha pengolahan produk turunan kelapa di Provinsi Jambi.

1.4 Kegunaan Penelitian

Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai acuan bagi petani, pengusaha maupun pemerintah dalam mengembangkan usaha pengolahan produk turunan kelapa di Provinsi Jambi sebagai upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Usaha pengolahan produk turunan kelapa yang menjadi objek pada penelitian atau yang akan dikembangkan melalui Lembaga Usaha Milik Petani LUMP ini adalah industri minyak goreng, industri sabut kelapa dan arang tempurung. Mengingat keterbatasan waktu dan dana, maka penelitian difokuskan pada daerah Tanjung Jabung Barat. Pengembangan usaha didasarkan pada kelayakan usaha secara finansial berdasarkan kriteria-kriteria seperti Pay Back Period PBP, Net Presen Value NPV, Internal Rate Of Return IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Net BC Ratio.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan

Sebagaimana analisis klasik Kuznets, pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki kontribusi sangat besar bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, yaitu sebagai penyedia bahan baku, perluasan pasar, penyerapan tenaga kerja dan sebagai sumber modal untuk investasi, serta sebagai penyumbang devisa Tambunan 2003. Disamping itu, sektor pertanian juga dapat dipandang sebagai salah satu penggerak pertumbuhan output dan diversifikasi produksi di sektor- sektor ekonomi yang lainnya atau dapat disebut sebagai sektor pemimpin bagi sektor yang lainnya. Artinya, semakin besar ketergantungan pertumbuhan output di sektor-sektor yang ada terhadap pertumbuhan output di sektor pertanian, semakin besar peran pertanian sebagai sektor pemimpin. Petingnya sektor pertanian sebagai penggerak pembangunan didasarkan pada asumsi bahwa pasar lokal akan berkembang apabila pendapatan masyarakat mengalami peningkatan. Hal ini terjadi apabila ada peningkatan terhadap produktivitas di sektor pertanian. Dengan demikian, menurut Tambunan 2003 fokus lebih baik diberikan kepada perkembangan pertanian skala kecil dan menengah, karena ini lebih sesuai bagi daerah yang pembangunannya masih terbelakang. Asumsi lain yang juga melandasi pentingnya pertanian sebagai sektor pemimpin di dalam pembangunan sebagaimana yang diungkapkan oleh Tambunan 2003, yaitu memiliki ketangguhan dan kemampuan tinggi yang merupakan tulang punggung backbone dan mesin penggerak perekonomian engine of grouth atau yang disebut sebagai sektor kunci atau sektor pemimpin leading sector perekonomian nasional. Untuk itu, beberapa kriteria yang disyaratkan agar sektor pertanian dapat dipandang sebagai sektor kunci dalam pembangunan nasional adalah: 1 Strategis; memiliki kontribusi yang besar dan esensial dalam mewujudkan sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan pembangunan ekonomi nasional. 2 Tangguh; unggul dalam persaingan, baik di dalam maupun di pasar global dan mampu menghadapi gejolak ekonomi, politik, maupun alam. Pertanian sebagai sektor andalan harus memiliki keungulan komparatif dan kompetitif 10 atau memiliki daya saing, berbasis pada kemampuan sendiri domestik atau kemandirian dan dapat menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan strategis. 3 Artukulatif; harus memiliki kemampuan dinamisator dan fasilitator bagi pertumbuhan output di sektor-sektor perekonomian lainnya dalam spektrum yang luas. 4 Progresif; dapat tumbuh secara berkelanjutan tanpa menimbulkan efek-efek negatif terhadap kualitas lingkungan hidup. 5 Responsif; mampu memberi respon yang cepat dan besar terhadap setiap kebijakan pemerintah.

2.2 Kontribusi Komoditi Kelapa Terhadap Pembangunan

Kelapa merupakan salah satu komoditi pertanian yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, oleh karena begitu banyaknya kegunaan kelapa maka kelapa dijuluki pohon kehidupan. Kelapa mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan dan perekonomian di Indonesia. Dapat dikatakan peranan sosialnya menempati urutan kedua setelah padi. Meskipun kelapa dihadapkan dengan komoditi subtitusinya, yaitu kelapa sawit sebagai bahan baku minyak goreng namun hasil pemrosesannya seperti oleokimia menjadi asam lemak, alcohol berlemak dan gliserin masih lebih unggul bila dibandingkan dengan kelapa sawit. Misalnya pada pembuatan alcohol berlemak, kandungan rantai hidrokarbon pada CCO berupa C-12 dan C-14 mencapai 54 persen sedangkan pada CPO hanya 1 persen Sukamto 2005. Di samping itu, berbagai produk makanan dari kelapa yang tidak dihasilkan dari kelapa sawit seperti minuman air kelapa, santan kelapa, kelapa parut kering, kecap, gula kelapa dan berbagai produk non-makanan seperti sabut kelapa, arang aktif, oleokimia serta kayu kelapa, menjadikan komoditi kelapa memiliki prospek yang cukup besar untuk dikembangkan. Pengembangan usaha pengolahan produk kelapa melalui industrialisasi, selain akan meningkatkan produktivitas maupun kualitas produk juga akan semakin memperbaiki nilai jual kelapa yang diterima oleh petani dengan semakin banyaknya penggunaan kelapa sebagai bahan baku industri, sehingga motivasi petani untuk mengembangkan usahatani kelapa akan semakin meningat. Dengan 11 demikian berkembangnya usahatani kelapa baik di sektor hulu maupun hilirnya akan semakin meningkatkan ketersediaan bahan baku, perluasan pasar, penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan devisa melalui perdagangan ekspor- impor serta akan mendorong perkembangan sektor-sektor yang lainnya.

2.3 Pengembangan Usahatani Kelapa

Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang pada umumnya diusahakan pada lahan mineral dan lahan gambut. Hal ini sesuai dengan kondisi lahan yang memungkinkan tanaman kelapa tumbuh dengan baik pada lahan tersebut, yaitu lahan dengan ketinggian 0-450 m di atas permukaan laut dpl Sukamto 2005; Mangoensoekarjo 2007. Pada lahan di atas ketinggian tersebut, tanaman kelapa berbuah lambat, produksi lebih sedikit, dan kadar minyak lebih rendah. Menurut Mangoensoekarjo 2007, kelapa Cocos nucifera termasuk familia Palmae dibagi tiga: 1 Kelapa dalam dengan varietas viridis kelapa hijau, rubescens kelapa merah, Macrocorpu kelapa kelabu, Sakarina kelapa manis, 2 Kelapa genjah dengan varietas Eburnea kelapa gading, varietas regia kelapa raja, pumila kelapa puyuh, pretiosa kelapa raja malabar, dan 3 Kelapa hibrida. Kelapa hibrida merupakan hasil persilangan antara kelapa dalam dengan kelapa genjah. Hasil persilangan tersebut merupakan kombinasi sifat-sifat yang baik dari kedua varietas asalnya. Di masyarakat varietas yang masih banyak dibudidayakan adalah kelapa dalam dan hibrida dengan alasan keunggulan pada parietas tersebut sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 3 Keunggulan Varietas Kelapa Varietas Mulai Berbuah tahun Produktivitas butirpohontahun: tonhatahun Keunggulan Dalam 5-6 90:2-3 - Daging buah tebal dan keras - Kadar minyak tinggi - Lebih tahan terhadap hama dan penyakit - Ukuran buah besar Hibrida 3-4 140:6-7 - Daging buah tebal dan keras - Kadar minyak tinggi - Tidak cepat meninggi Sumber: Mangoensoekarjo 2007 12 Produksi buah bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, dan pemeliharaan. Biasanya menghasilakn rata-rata 2-3 ton koprahatahun pada umur 12-25 tahun. Sedangkan untuk kelapa hibrida pada umur 10-25 tahun mampu menghasilkan rata-rata 6-7 tonhatahun. Pemanenan kelapa dilakukan pada saat buah kelapa telah berumur ± 12 bulan dari mulai berkembang, 45 bagian kulit kering, berwarna coklat, kandungn air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring. Menurut Mangoensoekarjo 2005, komposisi pada buah kelapa yang sudah tua terdiri dari 35 persen sabut, 12 persen tempurung, 28 persen daging buah dan 25 persen air kelapa. Sementara menurut Mahmud dan Ferry 2005, pada buah kelapa yang telah berusia 12 bulan proporsi berat kering sabut 42 persen, tempurung 28 persen, daging buah 30 persen. Dengan demikian perkiraan berat kering sabut antara 35-42 persen dan daging buah 28-30 persen. Menurut Tarigans 2005, sistem agribisnis berbasis kelapa secara nasional masih dihadapkan kepada suatu kenyataan dimana peningkatan luas areal dan produksi belum diikuti dengan peningkatan pendapatan petani kelapa. Secara umum, tingkat kehidupan petani kelapa beserta keluarganya masih berada di bawah garis kemiskinan. Upaya pemecahan masalah tersebut dapat dilaksanakan melalui perubahan pola usahatani tradisional kearah pola usahatani yang lebih efisien dan produktif serta berorientasi pasar. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan penerapan diversifikasi usahatani kelapa secara nasional baik horizontal maupun vertikal Tarigans 2005; Mahmud Ferry 2005.

2.3.1 Diversifikasi Usahatani Secara Horizontal

Menurut Sukamto 2005, sistem perakaran yang efektif pada tanaman kelapa secacara horizontal sekitar 2 m dengan kedalaman vertikal 0,3-1,2 m. Apabila kelapa ditanam dengan jarak tanam 6 x 9 m, maka lahan yang tersedia untuk tumbuh kelapa adalah 54 m 2 . Dengan demikian pada luas lahan 1 hektar yang berisi tanaman kelapa sebanyak 185 batang, daerah perakaran efektif hanya berkisar 30 persen, sementara tanah yang tidak termanfaatkan seluas 70 persen. Kondisi ini sangat memungkinkan pengupayaan usahatani kelapa secara polikultur dengan menanam tanaman lain yang sesuai dengan perkebunan kelapa. 13 Diversifikasi usahatani secara hotizontal merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan petani karena dengan mengintroduksi tanaman sela yang prospektif akan menciptakan sumber pendapatan usahatani menjadi lebih banyak dan beragam sehingga total pendapatan usahatani menjadi meningkat Tarigans 2005. Studi yang dilakukan oleh Tarigans dan Sumanto 1995 pada lahan pasang surut bergambut di Propinsi Riau menyebutkan bahwa pola usahatani campuran kelapa + nanas dan kelapa + nanas + pisang secara ekonomis memberikan pendapatan tertinggi berturut-turut sebanyak Rp 3.019.535,- dan Rp 2.726.444,-hatahun. dan terendah dihasilkan dari pola kelapa + pisang yaitu sebanyak Rp 442.230,-hatahun. Sedangkan pendapatan usahatani kelapa monokultur yang dikelola petani secara tradisional hanya mencapai Rp 233.560,- ha tahun. Disamping peningkatan pendapatan, penerapan diversifikasi horizontal memberikan beberapa keuntungan lainnya yaitu 1 pemanfaatan lahan usahatani yang lebih efisien, 2 berwawasan konservasi, 3 pemakaian input usahatani lebih efisien dan 4 pendapatan petani lebih terjamin sehingga resiko usahatani menjadi lebih kecil Tarigans 2005.

2.3.2 Diversifikasi Usahatani Secara Vertikal

Diversifikasi usahatani secara vertikal berarti menganekaragamkan produk usahatani disertai dengan peningkatan mutu dan menghasilkan produk yang memberikan nilai tambah dan lebih kompetitif. Peluang untuk meningkatkan pendapatan petani kelapa melalui pelaksanaan diversifikasi vertikal pada dasarnya sangat terbuka mengingat tersedianya luas areal dan produksi kelapa sebagai bahan baku industri yang cukup mendukung, serta banyaknya industri dalam negeri yang masih memerlukan bahan baku, dan teknologi pengolahan yang tersedia. Dengan demikian komoditi kelapa sebagai bahan baku mempunyai banyak peluang untuk melakukan diversifikasi produk olahannya. Sebagaimana dijelaskan oleh Tarigans 2005, bahwa pemanfaatan kelapa untuk menghasilkan aneka ragam produk olahan dapat dilakukan dari bagian-bagian kelapa seperti daging buah, air kelapa, tempurung, sabut, dan tandan bunga. Bahkan dari batang kelapa telah banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan pembuatan produk rumah tangga furniture. 14

1. Daging Kelapa

Daging kelapa dapat diolah menjadi kopra dengan cara mengeringkan daging kelapa segar dengan dijemur maupun panas buatan ataupun kombinasinya. Selain itu daging kelapa juga dapat diproses menjadi kelapa parut kering desiccated coconut dan santan pekat yang bernilai ekonomis tinggi. Pengolahan produk ini pada tingkat petani sukar diadopsi mengingat, modal, peralatan serta teknologi yang diterapkan dalam proses produksinya sukar dijangkau oleh petani yang masih memiliki keterbatasan. Selain itu kopra atau daging kelapa segar dapat diproses menjadi minyak kelapa crude coconut oil dan minyak kelapa murni virgin coconut oil. Pengolahan kelapa segar menjadi minyak kelapa murni sangat prospektif karena produk ini memiliki banyak kegunaan serta harga yang tinggi. Kegiatan pengolahan produk ini dapat dilakukan pada tingkat petani, tanpa memerlukan modal serta peralatan yang mahal. Hasil kegiatan pengurangan kemiskinan petani kelapa yang disponsori oleh COGENT di Indonesia telah membuktikan bahwa pengolahan daging kelapa segar menjadi minyak kelapa murni mampu meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan petani kelapa setempat Tarigans 2005.

2. Air Kelapa

Air kelapa selain dapat diolah menjadi kecap dan asam cuka, juga dapat diolah menjadi sari kelapa nata de coco. Secara kimiawi nata de coco merupakan selulosa yang mengandung air sekitar 98 persen yang tergolong sebagai makanan berkalori rendah, sehingga cocok untuk keperluan diet, dengan demikian dapat dijadikan konsumsi bagi setiap orang. Pengembangan produk ini di tingkat petani sangat prospektif karena teknologi pengolahannya mudah diadopsi serta pemasarannya cukup mudah dan harga produknya menguntungkan Tarigans 2005.

3. Tempurung Kelapa

Tempurung kelapa dapat dijadikan produk kerajinan dan barang-barang souvenir yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, tempurung dapat pula digunakan sebagai bahan pengisi industri kayu lapis, asbes dan obat nyamuk. Lebih jauh, tempurung kelapa juga bisa diolah menjadi arang tempurung 15 yang dapat digunakan sebagai bahan bakar atau dijadikan arang aktif yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.

4. Sabut Kelapa

Sabut kelapa dapat dijadikan kerajinan rumah tangga seperti sapu, karpet, tambang atau tali. Disamping itu, juga dapat dibuat menjadi sabut kelapa berkaret rubberized coir fibre untuk keperluan jok mobil, kursi, kasur, penyaring udara, peredam panas dan suara untuk konstruksi bangunan. Produk olahan sabut yang memiliki ekonomi tinggi di Vietnam terkenal dengan nama geotextile sedang di Filipina dikenal dengan nama produk ecomat, ecolog dan twine, dipakai untuk mencegah erosi tanah pada konstruksi jalan bertopografi miring biodegradable erosion control products .

5. Tandan Bunga

Salah satu produk yang dapat dihasilkan dalam usahatani kelapa adalah gula merah melalui penyadapan tandan bunga inflorescense dan dilanjutkan pengolahan nira yang dihasilkan. Pengolahan nira menjadi gula kelapa dapat dilakukan petani karena cara pengolahannya sangat sederhana serta tidak memerlukan modal kerja yang besar.