112
Tahun Periode
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga Total
Angsuran Saldo Awal
Saldo Akhir
Bulan 28
23.981.768 9.938.644
33.920.413 791.398.357
767.416.588 Bulan
29 23.981.768
9.637.473 33.619.242
767.416.588 743.434.820
Bulan 30
23.981.768 9.336.302
33.318.071 743.434.820
719.453.052 Bulan
31 23.981.768
9.035.131 33.016.900
719.453.052 695.471.283
Bulan 32
23.981.768 8.733.960
32.715.729 695.471.283
671.489.515 Bulan
33 23.981.768
8.432.789 32.414.558
671.489.515 647.507.746
Bulan 34
23.981.768 8.131.618
32.113.387 647.507.746
623.525.978 Bulan
35 23.981.768
7.830.447 31.812.215
623.525.978 599.544.210
Bulan 36
23.981.768 7.529.276
31.511.044 599.544.210
575.562.441 Bulan
37 23.981.768
7.228.105 31.209.873
575.562.441 551.580.673
Bulan 38
23.981.768 6.926.934
30.908.702 551.580.673
527.598.905 Bulan
39 23.981.768
6.625.763 30.607.531
527.598.905 503.617.136
Bulan 40
23.981.768 6.324.592
30.306.360 503.617.136
479.635.368 Bulan
41 23.981.768
6.023.421 30.005.189
479.635.368 455.653.599
Bulan 42
23.981.768 5.722.250
29.704.018 455.653.599
431.671.831 Bulan
43 23.981.768
5.421.079 29.402.847
431.671.831 407.690.063
Bulan 44
23.981.768 5.119.908
29.101.676 407.690.063
383.708.294 Bulan
45 23.981.768
4.818.737 28.800.505
383.708.294 359.726.526
Bulan 46
23.981.768 4.517.566
28.499.334 359.726.526
335.744.757 Bulan
47 23.981.768
4.216.395 28.198.163
335.744.757 311.762.989
Bulan 48
23.981.768 3.915.224
27.896.992 311.762.989
287.781.221 Bulan
49 23.981.768
3.614.052 27.595.821
287.781.221 263.799.452
Bulan 50
23.981.768 3.312.881
27.294.650 263.799.452
239.817.684 Bulan
51 23.981.768
3.011.710 26.993.479
239.817.684 215.835.915
Bulan 52
23.981.768 2.710.539
26.692.308 215.835.915
191.854.147 Bulan
53 23.981.768
2.409.368 26.391.137
191.854.147 167.872.379
Bulan 54
23.981.768 2.108.197
26.089.966 167.872.379
143.890.610 Bulan
55 23.981.768
1.807.026 25.788.795
143.890.610 119.908.842
Bulan 56
23.981.768 1.505.855
25.487.624 119.908.842
95.927.074 Bulan
57 23.981.768
1.204.684 25.186.453
95.927.074 71.945.305
Bulan 58
23.981.768 903.513
24.885.282 71.945.305
47.963.537 Bulan
59 23.981.768
602.342 24.584.110
47.963.537 23.981.768
Bulan 60
23.981.768 301.171
24.282.939 23.981.768
C. Jumlah Pembayaran Angsuran Kredit Investasi dan Modal Kerja Periode
Tahun Angsuran
Pokok Angsuran
Bunga Total
Angsuran Saldo Awal
Saldo Akhir
Tahun 2.398.712.994
2.398.712.994 Tahun
1 479.742.599
321.026.501 800.769.099
2.398.712.994 1.918.970.395
Tahun 2
479.742.599 250.341.767
730.084.365 1.918.970.395
1.439.227.797 Tahun
3 479.742.599
179.657.032 659.399.631
1.439.227.797 959.485.198
Tahun 4
479.742.599 108.972.298
588.714.897 959.485.198
479.742.599 Tahun
5 479.742.599
38.287.564 518.030.163
479.742.599
113
Lampiran 7 : Proyeksi Laba Rugi Tahunan Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO
No
Uraian Tahun 2010
Tahun 2011 Tahun 2012
Tahun 2013 Tahun 2014
Tahun 2015 Tahun 2016
Tahun 2017
1 Penerimaan a. Penjualan
52.636.155.000 55.736.424.530
59.019.299.934 62.495.536.700
66.176.523.812 70.074.321.065
74.201.698.575 78.572.178.621
b. Nilai sisa 1.074.373.915
Total Penerimaan 52.636.155.000
55.736.424.530 59.019.299.934
62.495.536.700 66.176.523.812
70.074.321.065 74.201.698.575
79.646.552.536
2 Pengeluaran a. Biaya Operasional
50.282.562.795 53.244.205.744
56.380.289.462 59.701.088.511
63.217.482.625 66.940.992.351
70.883.816.801 75.058.873.610
b. Penyusutan 215.513.260
215.513.260 215.513.260
215.513.260 215.513.260
215.513.260 215.513.260
215.513.260
Total Pengeluaran 50.498.076.055
53.459.719.004 56.595.802.722
59.916.601.772 63.432.995.885
67.156.505.611 71.099.330.061
75.274.386.870 3 Laba rugi Sebelum Pajak
2.138.078.945 2.276.705.526
2.423.497.212 2.578.934.929
2.743.527.927 2.917.815.453
3.102.368.514 4.372.165.666
4 Pajak Penghasilan a. PPh Pasal 25 15
320.711.842 341.505.829
363.524.582 386.840.239
411.529.189 437.672.318
465.355.277 655.824.850
b. PPh Pasal 21 2 42.761.579
45.534.111 48.469.944
51.578.699 54.870.559
58.356.309 62.047.370
87.443.313 c. PPh Pasal 22 Impor Barang 10
213.807.894 227.670.553
242.349.721 257.893.493
274.352.793 291.781.545
310.236.851 437.216.567
d. PPh Final Pasal 4 Ayat 2 1 21.380.789
22.767.055 24.234.972
25.789.349 27.435.279
29.178.155 31.023.685
43.721.657 Total Pajak
598.662.105 637.477.547
678.579.219 722.101.780
768.187.820 816.988.327
868.663.184 1.224.206.386
5 Laba Setelah Pajak 1.539.416.840
1.639.227.978 1.744.917.993
1.856.833.149 1.975.340.108
2.100.827.126 2.233.705.330
3.147.959.280 6 Bunga Bank
321.026.501 250.341.767
179.657.032 108.972.298
38.287.564
7 Laba Bersih 1.218.390.340
1.388.886.212 1.565.260.960
1.747.860.850 1.937.052.543
2.100.827.126 2.233.705.330
3.147.959.280
114
Lampiran 8: Studi Kelayakan Arus Kas Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO No
Uraian Tahun 0
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 Tahun 2017
I Inflow 1 Penjualan
0 52.636.155.000 55.736.424.530 59.019.299.934 62.495.536.700 66.176.523.812 70.074.321.065 74.201.698.575 78.572.178.621 Nilai sisa
1.074.373.915 2 Kredit Investasi
959.806.891 3 Kredit Modal Kerja
1.438.906.103 4 Dana Sendiri
4.454.752.704
Jumlah Inflow 6.853.465.698 52.636.155.000 55.736.424.530 59.019.299.934 62.495.536.700 66.176.523.812 70.074.321.065 74.201.698.575 79.646.552.536
II Outflow 1 Biaya Investasi
2.742.305.403 2 Biaya Modal Kerja
4.111.160.295 3 Biaya Operasional
0 50.282.562.795 53.244.205.744 56.380.289.462 59.701.088.511 63.217.482.625 66.940.992.351 70.883.816.801 75.058.873.610 4 Pajak Penghasilan
598.662.105 637.477.547
678.579.219 722.101.780
768.187.820 816.988.327
868.663.184 1.224.206.386
Jumlah Otflow 6.853.465.698 50.881.224.900 53.881.683.291 57.058.868.681 60.423.190.291 63.985.670.444 67.757.980.678 71.752.479.985 76.283.079.997
III Total Cashflow 1.754.930.100
1.854.741.239 1.960.431.253
2.072.346.409 2.190.853.368
2.316.340.387 2.449.218.591
3.363.472.540
IV Kumulatif cashflow 0 1.754.930.100 3.609.671.339 5.570.102.592 7.642.449.001 9.833.302.369 12.149.642.756 14.598.861.346 17.962.333.886
kumulatif cashflow-nilai sisa 0 1.754.930.100 3.609.671.339 5.570.102.592 7.642.449.001 9.833.302.369 12.149.642.756 14.598.861.346 16.887.959.971
VI Perhitungan NPV. Net BC Ratio. IRR. dan PBP
Discount Factor 14,65
PV Benefit 283.082.722.654
PV Cost 280.301.068.805
1 NPV DF14.65 2.781.653.850
Discount Factor NPV = 0 24,9664146
NPV 2 BC ratio DF 14.65
1.01 3 Net BC ratio DF 14.65
1,406 Cash Flow + 9.635.119.548
4 IRR 24,96641456 Cash Flow -
-6.853.465.698 5 Payback Period usaha Thn.Bln
3,7
115
Lampiran 9. Analisa Sensitivitas Perubahan Harga Penjualan dan Bahan Baku Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO
No Uraian
Perubahan Harga NPV Rp
Net BC IRR
PBP Thn, bln
Nilai Rp 14,46
1 Harga Dasar CCO
11.500 2.781.653.850 1,41
24,97 3,7
2 Harga CCO -
1,50 11.328
53.026.892 1,01
14,86 4,11
3 Harga CCO -
1,60 11.316
-128.881.572 0,98
14,14 5,05
Harga Dasar Kopra 4.750
4 Harga Kopra +
1,60 4.826
50.948.705 1,007
14,85 4,11
5 Harga Kopra +
1,70 4.831
-119.720.367 0,98
14,18 5,04
116
Lampiran 10: Dasar Perhitungan Kelayakan Industri Tepung Tempurung
No Asumsi
Satuan Jumlah
Keterangan nilai
1 Periode Proyek
tahun 8
umur ekonomis proyek 2
Luas Tanah + bangunan m2
300 3
Hari Produksi per Bulan hari
25 4
Bulan Produksi per Tahun bulan
12 5
Hari Produksi per Tahun hari
300 6
Harga-harga a. Tempurung
Rpkg 500
b. Tepung Tempurung Rpkg
2.000 dijual sbg bahan baku obat nyamuk
7 Kapasitas Input Per Produksi
kghari 3.125
8 Rendemen Ouput Per hari
Arang Tempurung 80
Output perhari 2.500
9 Discount Rate
14,65 10
Rata-rata pertumbuhan inflasitahun 5,89
117
Lampiran 11: Biaya Investasi Industri Tepung Tempurung No
Jenis Biaya Satuan
Juml ah
Harga Satuan
Nilai Umur
Eko PenyusutanT
ahun Nilai Sisa
Setelah 8 Tahun
1 Persiapan a. Perijinan. Studi kelayakan
paket 1
300.000 300.000
8 37.500
b. Sewa Lahan 300 M2 Tahun
8 500.000
4.000.000 8
500.000
Biaya Persiapan 4.300.000
537.500
2 Investasi Kantor A. Bangunan
a. Gedung Kantor Permanen 20 M2
Unit 1
35.000.000 35.000.000
8 2.625.000
14.000.000 b. Pabrik 100 M2
Unit 1
20.000.000 20.000.000
8 1.500.000
8.000.000 c. Gudang 50 M2
Unit 1
15.000.000 15.000.000
8 1.125.000
6.000.000
Sub Total 70.000.000
5.250.000 28.000.000
B. Peralatanperlengkapan
Kantor a. Alat Tulis Kantor ATK
paket 1
500.000 500.000
1 300.000
200.000 d. Komputer
paket 1
7.500.000 7.500.000
8 562.500
3.000.000 d. Meja dan Kursi
Unit 1
450.000 450.000
8 33.750
180.000 e. Mesin Hitung
Unit 1
200.000 200.000
8 15.000
80.000
Sub Total 8.650.000
911.250 3.460.000
Biaya Investasi Kantor 78.650.000
6.161.250 31.460.000
3 Mesin dan Peralatan Produksi A. Mesin Hamarmil H40
a. Penghancur tempurung unit
1 5.000.000
5.000.000 8
500.000 1.000.000
b. Pengolah tepung tempurung unit
1 75.000.000
75.000.000 8
7.500.000 15.000.000
c. mesin penggerak 22 tenaga kuda
unit 1
30.000.000 30.000.000
8 3.000.000
6.000.000
Sub Total 110.000.000
11.000.000 22.000.000
B. Peralatan pendukung a. Timbangan 500 kg
unit 1
1.550.000 1.550.000
8 155.000
310.000 b. Lori
unit 2
350.000 700.000
3 186.667
140.000
Sub Total 2.250.000
341.667 450.000
Biaya Mesin Peralatan Produksi
112.250.000 11.341.667
22.450.000
5 Biaya instalasi pabrik unit
1 5.000.000
5.000.000 8
625.000
Jumlah Investasi 200.200.000
18.665.417 53.910.000
118
Lampiran 12. Biaya Operasional Usaha Pengolahan Tepung Tempurung No
Input Satuan
Jumlah Harga Rp
NilaiBulan Rp
NilaiTahun Rp
a b
c d
cd II
Biaya Tetap 1 Tenaga kerja tetap
a. Manajer orang
1 2.125.000
2.125.000 25.500.000
b. Administrasi orang
1 1.250.000
1.250.000 15.000.000
Sub Total 2
3.375.000 40.500.000
2 Biaya Kantor a. Alat Tulis Kantor ATK
bulan 1
100.000 100.000
1.200.000 b. TelephonFax
bulan 1
150.000 150.000
1.800.000 Sub Total
250.000 3.000.000
3 Pemeliharaan mesinperalatan bulan
1 640.000
640.000 7.680.000
Total Biaya Tetap 4.265.000
51.180.000 II
Biaya Variabel
1 Biaya Tenaga Kerja Langsung a. Operator
orang 1
2.125.000 2.125.000
25.500.000 b. Pengadaan Bahan Baku
orang 1
750.000 750.000
9.000.000 c. Penggilingan Tempurung
orang 3
750.000 2.250.000
27.000.000 d. Pembungkusan Tepung tempurung
orang 2
750.000 1.500.000
18.000.000 Sub Total
6.625.000 79.500.000
2 Bahan Baku a. Tempurung
kg 40.625
500 20.312.500
243.750.000 b. Karung plastik
lembar 650
2.500 1.625.000
19.500.000 Sub Total
21.937.500 263.250.000
3 Biaya Bahan Bakar Minyak a. solar
liter 325
6.000 1.950.000
23.400.000 b. oli
liter 10
25.000 250.000
3.000.000 Sub Total
2.200.000 36.900.000
4 Transportasi a. pengadaan bahan baku
Truk 10
300.000 3.000.000
36.000.000 b. penjualan output
Truk 4
2.500.000 10.000.000
120.000.000 Sub Total
13.000.000 156.000.000
Biaya Variabel
43.762.500 535.650.000
Jumlah Total Biaya 48.027.500
586.830.000
119
Lampiran 13: Sumber Modal Investasi dan Modal Kerja Sebulan Usaha Pengolahan Tepung Tempurung
No Rincian Biaya Proyek
Total Biaya
I 1. Kebutuhan Modal Investasi
200.200.000 2. Dana investasi yang bersumber dari
a. Kredit 65 90.090.000
b. Dana sendiri 35 110.110.000
II 1. Kebutuhan Modal Kerja
48.027.500 2. Dana modal kerja yang bersumber dari
a. Kredit 65 21.612.375
b. Dana sendiri 35 26.415.125
III Total dana proyek yang bersumber dari
a. Kredit 111.702.375
b. Dana sendiri 136.525.125
Jumlah dana proyek
248.227.500
120
Lampiran 14. Pendapatan Operasional Usaha Pengolahan tepung Tempurung
No Uraian
Satuan Jumlahhari
Jmlbln Jmlthn
A Jenis produk
Tepung Tempurung kg
2.500 32.500
390.000 B
Penjualan a. Harga
Rpkg 2.000
2.000 2.000
b. Nilai penjualan Rp
5.000.000 65.000.000
780.000.000
121
Lampiran 15. Perhitungan Angsuran Kredit dan Modal Kerja Usaha Pengolahan Tepung Tempurung A. Perhitungan Angsuran Kredit Investasi
Jumlah Kredit 90.090.000
Jangka waktu kredit 5 tahun
Bunga per tahun 14,23
Bunga per 5 tahun 71,15
Jumlah angsuran 60 bulan
Sistem Perhit. Bunga 2 = 1 = Flat. 2 = Menurun.
Tahun Periode
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga Total
Angsuran Saldo Awal
Saldo Akhir Tahun 0
90.090.000 90.090.000
Bulan 1
1.501.500 1.068.317
2.569.817 90.090.000
88.588.500 Bulan
2 1.501.500
1.050.512 2.552.012
88.588.500 87.087.000
Bulan 3
1.501.500 1.032.707
2.534.207 87.087.000
85.585.500 Bulan
4 1.501.500
1.014.901 2.516.401
85.585.500 84.084.000
Bulan 5
1.501.500 997.096
2.498.596 84.084.000
82.582.500 Bulan
6 1.501.500
979.291 2.480.791
82.582.500 81.081.000
Bulan 7
1.501.500 961.486
2.462.986 81.081.000
79.579.500 Bulan
8 1.501.500
943.680 2.445.180
79.579.500 78.078.000
Bulan 9
1.501.500 925.875
2.427.375 78.078.000
76.576.500 Bulan
10 1.501.500
908.070 2.409.570
76.576.500 75.075.000
Bulan 11
1.501.500 890.264
2.391.764 75.075.000
73.573.500 Bulan
12 1.501.500
872.459 2.373.959
73.573.500 72.072.000
Bulan 13
1.501.500 854.654
2.356.154 72.072.000
70.570.500 Bulan
14 1.501.500
836.849 2.338.349
70.570.500 69.069.000
Bulan 15
1.501.500 819.043
2.320.543 69.069.000
67.567.500 Bulan
16 1.501.500
801.238 2.302.738
67.567.500 66.066.000
Bulan 17
1.501.500 783.433
2.284.933 66.066.000
64.564.500 Bulan
18 1.501.500
765.627 2.267.127
64.564.500 63.063.000
Bulan 19
1.501.500 747.822
2.249.322 63.063.000
61.561.500 Bulan
20 1.501.500
730.017 2.231.517
61.561.500 60.060.000
Bulan 21
1.501.500 712.212
2.213.712 60.060.000
58.558.500 Bulan
22 1.501.500
694.406 2.195.906
58.558.500 57.057.000
Bulan 23
1.501.500 676.601
2.178.101 57.057.000
55.555.500 Bulan
24 1.501.500
658.796 2.160.296
55.555.500 54.054.000
Bulan 25
1.501.500 640.990
2.142.490 54.054.000
52.552.500 Bulan
26 1.501.500
623.185 2.124.685
52.552.500 51.051.000
Bulan 27
1.501.500 605.380
2.106.880 51.051.000
49.549.500 Bulan
28 1.501.500
587.574 2.089.074
49.549.500 48.048.000
Bulan 29
1.501.500 569.769
2.071.269 48.048.000
46.546.500 Bulan
30 1.501.500
551.964 2.053.464
46.546.500 45.045.000
Bulan 31
1.501.500 534.159
2.035.659 45.045.000
43.543.500 Bulan
32 1.501.500
516.353 2.017.853
43.543.500 42.042.000
Bulan 33
1.501.500 498.548
2.000.048 42.042.000
40.540.500 Bulan
34 1.501.500
480.743 1.982.243
40.540.500 39.039.000
Bulan 35
1.501.500 462.937
1.964.437 39.039.000
37.537.500 Bulan
36 1.501.500
445.132 1.946.632
37.537.500 36.036.000
Bulan 37
1.501.500 427.327
1.928.827 36.036.000
34.534.500 Bulan
38 1.501.500
409.522 1.911.022
34.534.500 33.033.000
Bulan 39
1.501.500 391.716
1.893.216 33.033.000
31.531.500 Bulan
40 1.501.500
373.911 1.875.411
31.531.500 30.030.000
Bulan 41
1.501.500 356.106
1.857.606 30.030.000
28.528.500 Bulan
42 1.501.500
338.300 1.839.800
28.528.500 27.027.000
Bulan 43
1.501.500 320.495
1.821.995 27.027.000
25.525.500 Bulan
44 1.501.500
302.690 1.804.190
25.525.500 24.024.000
122
Tahun Periode
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga Total
Angsuran Saldo Awal
Saldo Akhir
Bulan 45
1.501.500 284.885
1.786.385 24.024.000
22.522.500 Bulan
46 1.501.500
267.079 1.768.579
22.522.500 21.021.000
Bulan 47
1.501.500 249.274
1.750.774 21.021.000
19.519.500 Bulan
48 1.501.500
231.469 1.732.969
19.519.500 18.018.000
Bulan 49
1.501.500 213.663
1.715.163 18.018.000
16.516.500 Bulan
50 1.501.500
195.858 1.697.358
16.516.500 15.015.000
Bulan 51
1.501.500 178.053
1.679.553 15.015.000
13.513.500 Bulan
52 1.501.500
160.248 1.661.748
13.513.500 12.012.000
Bulan 53
1.501.500 142.442
1.643.942 12.012.000
10.510.500 Bulan
54 1.501.500
124.637 1.626.137
10.510.500 9.009.000
Bulan 55
1.501.500 106.832
1.608.332 9.009.000
7.507.500 Bulan
56 1.501.500
89.026 1.590.526
7.507.500 6.006.000
Bulan 57
1.501.500 71.221
1.572.721 6.006.000
4.504.500 Bulan
58 1.501.500
53.416 1.554.916
4.504.500 3.003.000
Bulan 59
1.501.500 35.611
1.537.111 3.003.000
1.501.500 Bulan
60 1.501.500
17.805 1.519.305
1.501.500
B. Perhitungan Angsuran Kredit Modal Kerja
Jumlah Kredit 21.612.375
Jangka waktu kredit 5 tahun
Bunga per tahun 15,07
Bunga per 5 tahun 75,35
Jumlah angsuran 60 bulan
Sistem Perhit. Bunga 2 = 1 = Flat. 2 = Menurun.
Tahun Periode
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga Total
Angsuran Saldo Awal
Saldo Akhir Tahun 0
21.612.375 21.612.375
Bulan 1
360.206 271.415
631.622 21.612.375
21.252.169 Bulan
2 360.206
266.892 627.098
21.252.169 20.891.963
Bulan 3
360.206 262.368
622.574 20.891.963
20.531.756 Bulan
4 360.206
257.845 618.051
20.531.756 20.171.550
Bulan 5
360.206 253.321
613.527 20.171.550
19.811.344 Bulan
6 360.206
248.797 609.004
19.811.344 19.451.138
Bulan 7
360.206 244.274
604.480 19.451.138
19.090.931 Bulan
8 360.206
239.750 599.957
19.090.931 18.730.725
Bulan 9
360.206 235.227
595.433 18.730.725
18.370.519 Bulan
10 360.206
230.703 590.909
18.370.519 18.010.313
Bulan 11
360.206 226.180
586.386 18.010.313
17.650.106 Bulan
12 360.206
221.656 581.862
17.650.106 17.289.900
Bulan 13
360.206 217.132
577.339 17.289.900
16.929.694 Bulan
14 360.206
212.609 572.815
16.929.694 16.569.488
Bulan 15
360.206 208.085
568.291 16.569.488
16.209.281 Bulan
16 360.206
203.562 563.768
16.209.281 15.849.075
Bulan 17
360.206 199.038
559.244 15.849.075
15.488.869 Bulan
18 360.206
194.514 554.721
15.488.869 15.128.663
Bulan 19
360.206 189.991
550.197 15.128.663
14.768.456 Bulan
20 360.206
185.467 545.673
14.768.456 14.408.250
Bulan 21
360.206 180.944
541.150 14.408.250
14.048.044 Bulan
22 360.206
176.420 536.626
14.048.044 13.687.838
Bulan 23
360.206 171.896
532.103 13.687.838
13.327.631 Bulan
24 360.206
167.373 527.579
13.327.631 12.967.425
Bulan 25
360.206 162.849
523.055 12.967.425
12.607.219 Bulan
26 360.206
158.326 518.532
12.607.219 12.247.013
Bulan 27
360.206 153.802
514.008 12.247.013
11.886.806
123
Tahun Periode
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga Total
Angsuran Saldo Awal
Saldo Akhir
Bulan 28
21.612.375 21.612.375
Bulan 29
360.206 271.415
631.622 21.612.375
21.252.169 Bulan
30 360.206
266.892 627.098
21.252.169 20.891.963
Bulan 31
360.206 262.368
622.574 20.891.963
20.531.756 Bulan
32 360.206
257.845 618.051
20.531.756 20.171.550
Bulan 33
360.206 253.321
613.527 20.171.550
19.811.344 Bulan
34 360.206
248.797 609.004
19.811.344 19.451.138
Bulan 35
360.206 244.274
604.480 19.451.138
19.090.931 Bulan
36 360.206
239.750 599.957
19.090.931 18.730.725
Bulan 37
360.206 235.227
595.433 18.730.725
18.370.519 Bulan
38 360.206
230.703 590.909
18.370.519 18.010.313
Bulan 39
360.206 226.180
586.386 18.010.313
17.650.106 Bulan
40 360.206
221.656 581.862
17.650.106 17.289.900
Bulan 41
360.206 217.132
577.339 17.289.900
16.929.694 Bulan
42 360.206
85.948 446.154
6.843.919 6.483.713
Bulan 43
360.206 81.425
441.631 6.483.713
6.123.506 Bulan
44 360.206
76.901 437.107
6.123.506 5.763.300
Bulan 45
360.206 72.377
432.584 5.763.300
5.403.094 Bulan
46 360.206
67.854 428.060
5.403.094 5.042.888
Bulan 47
360.206 63.330
423.537 5.042.888
4.682.681 Bulan
48 360.206
58.807 419.013
4.682.681 4.322.475
Bulan 49
360.206 54.283
414.489 4.322.475
3.962.269 Bulan
50 360.206
49.759 409.966
3.962.269 3.602.063
Bulan 51
360.206 45.236
405.442 3.602.063
3.241.856 Bulan
52 360.206
40.712 400.919
3.241.856 2.881.650
Bulan 53
360.206 36.189
396.395 2.881.650
2.521.444 Bulan
54 360.206
31.665 391.871
2.521.444 2.161.238
Bulan 55
360.206 27.142
387.348 2.161.238
1.801.031 Bulan
56 360.206
22.618 382.824
1.801.031 1.440.825
Bulan 57
360.206 18.094
378.301 1.440.825
1.080.619 Bulan
58 360.206
13.571 373.777
1.080.619 720.413
Bulan 59
360.206 9.047
369.253 720.413
360.206 Bulan
60 360.206
4.524 364.730
360.206
C. Jumlah Pembayaran Angsuran Kredit Investasi dan Modal Kerja Periode
Tahun Angsuran
Pokok Angsuran
Bunga Total
Angsuran Saldo Awal
Saldo Akhir
Tahun 111.702.375
111.702.375 Tahun
1 22.340.475
14.603.086 36.943.561
111.702.375 89.361.900
Tahun 2
22.340.475 11.387.728
33.728.203 89.361.900
67.021.425 Tahun
3 22.340.475
8.172.369 30.512.844
67.021.425 44.680.950
Tahun 4
22.340.475 4.957.011
27.297.486 44.680.950
22.340.475 Tahun
5 22.340.475
1.741.652 24.082.127
22.340.475
124
Lampiran 16. Proyeksi Laba Rugi Tahunan Usaha Pengolahan Tepung Tempurung
No Uraian
Tahun 2010 Tahun 2011
Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 Tahun 2017
1 Penerimaan
a. Penjualan 780.000.000
825.942.000 874.589.984
926.103.334 980.650.820
1.038.411.154 1.099.573.570
1.218.248.454 b. Nilai Sisa
53.910.000
Total Penerimaan 780.000.000
825.942.000 874.589.984
926.103.334 980.650.820
1.038.411.154 1.099.573.570
1.272.158.454
2 Pengeluaran
a. Biaya Operasional 586.830.000
621.394.287 657.994.411
696.750.281 737.788.873
781.244.637 827.259.947
875.985.557 b. Penyusutan
18.665.417 18.665.417
18.665.417 18.665.417
18.665.417 18.665.417
18.665.417 18.665.417
Total Pengeluaran 605.495.417
640.059.704 676.659.827
715.415.698 756.454.290
799.910.054 845.925.363
894.650.974
3 Laba rugi Sebelum Pajak
174.504.583 185.882.296
197.930.157 210.687.636
224.196.531 238.501.099
253.648.207 377.507.480
4 Pajak 15
26.175.688 27.882.344
29.689.523 31.603.145
33.629.480 35.775.165
38.047.231 56.626.122
5 Laba Setelah Pajak
148.328.896 157.999.952
168.240.633 179.084.491
190.567.051 202.725.934
215.600.976 320.881.358
6 Bunga Bank
14.603.086 11.387.728
8.172.369 4.957.011
1.741.652 7
Laba Bersih 133.725.810
146.612.224 160.068.264
174.127.480 188.825.399
202.725.934 215.600.976
320.881.358
125
Lampiran 17. Studi Kelayakan Arus Kas Usaha Pengolahan Tepung Tempurung No
Uraian Tahun 0
Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Tahun 2014 Tahun 2015
Tahun 2016 Tahun 2017
I Inflow
1 Penjualan
780.000.000 825.942.000
874.589.984 926.103.334
980.650.820 1.038.411.154 1.099.573.570 1.218.248.454
2 Kredit Investasi
90.090.000 3
Kredit Modal Kerja 21.612.375
4 Dana Sendiri
136.525.125 5
Nilai Sisa 53.910.000
Total Inflow 248.227.500
780.000.000 825.942.000
874.589.984 926.103.334
980.650.820 1.038.411.154 1.099.573.570 1.272.158.454
II Outflow
1 Biaya Investasi
200.200.000 2
Biaya Modal Kerja 48.027.500
3 Biaya Operasional
586.830.000 621.394.287
657.994.411 696.750.281
737.788.873 781.244.637
827.259.947 875.985.557
5 Pajak 15
26.175.688 27.882.344
29.689.523 31.603.145
33.629.480 35.775.165
38.047.231 56.626.122
Total Outflow 248.227.500
613.005.688 649.276.631
687.683.934 728.353.427
771.418.352 817.019.802
865.307.178 932.611.679
III Total Cashflow 166.994.313
176.665.369 186.906.050
197.749.907 209.232.468
221.391.351 234.266.393
339.546.774 IV Kumulatif cashflow
166.994.313 343.659.681
530.565.731 728.315.638
937.548.106 1.158.939.457 1.393.205.850 1.732.752.624
kumulatif cashflow-nilai sisa 166.994.313
343.659.681 530.565.731
728.315.638 937.548.106 1.158.939.457
1.393.205.850 1.678.842.624 VI Perhitungan NPV. Net BC Ratio. IRR. dan
PBP DF
14,65 PV Benefit
4.225.704.799 Net BC Ratio PV Cost
3.548.591.107 Cash Flow + 925.341.192
1 NPV DF 14.65
677.113.692 Cash Flow - -248.227.500
Discount Factor NPV = 0 72,0133334
NPV 2
BC ratio DF 14.65 1,19
3 Net BC ratio DF 14.65
3,73 4
IRR 72,0133334
5 Payback Period usaha thn. bln
1,6
126
Lampiran 18. Analisa Sensitivitas Perubahan Pendapatan dan Biaya Usaha Pengolahan tepung tempurung
No Uraian
Perubahan Harga NPV Rp
Net BC IRR
PBP Thn, bln
Nilai Rp 14,46
1 Harga Dasar Tepung Tempurung 2.000 677.113.692
3,73 72,01
1,6 2 Harga Tepung Tempurung -
18,00 1.640 36.106.698
1,15 18,24
4,7 3 Harga Tepung Tempurung -
19,05 1.619
-1.285.377 0,99
14,52 5,5
Harga Dasar Tempurung 500
4 Harga Tempurung + 36,31
785 15.856.174 1,06
16,26 4,7
5 Harga Tempurung + 37,50
800 -2.789.427
0,99 14,38
5,5
127
Lampiran 19. Dasar Perhitungan Analisis Finansial Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi
No Asumsi
Satuan Industri
M. Goreng Sabut
Arang
1 Periode Proyek
tahun 8
8 8
2 Jam Kerja per Hari
Jam 8
8 8
3 Hari Produksi per Bulan
hari 25
25 25
4 Bulan Produksi per Tahun
bulan 12
12 12
5 Hari Produksi per Tahun
hari 300
300 300
6
Tenaga Kerja orang
11 22
9
a. Tenaga Kerja Tetap orang
2 2
2 b. Tenaga Kerja Langsung
orang 9
20 7
10 Lama Tahun ke 0 bulan
6 6
6 11 Discount Rate
14,65 14,65
14,65 12 Rata-rata pertumbuhan Harga inflasitahun
5,89 5,89
5,89 13. Bahan Baku dan Produksi
No Industri
Bahan Baku Produksi
Jenis Jumlah
Kg Harga
Rp Produk
Rendemen Jumlah Kg Harga Rp
A Minyak Goreng Kopra
2.000 5.000 a. M. Goreng
45 900
11.800 Minyak 25
225 11.800 b. Bungkil
35 700
2.000 B
Sabut Kelapa Sabut
6.000 300 a. Coco Fiber
20 1.200
2.700 b. Coco Peat
60 3.600
1.000 C
Arang Tempurung Tempurung
3.000 500 Arang
40 1.200
2.800 Minyak pancingan dibutuhkan pada awal produksi
128
Lampiran 20. Biaya Modal Kerja dan Operasional Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi
A. Biaya Variabel Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi
1. Pengolahan Minyak Goreng
No Input
Satuan Jlh
Harga Unit Nilai
RpBulan Nilai RpTahun
a b
c d
e=cd f=ex12
1 Biaya Tenaga Kerja Langsung
a. Operator orang
1 1.875.000
1.875.000 22.500.000
b. Bag. Penggilingan orang
2 750.000
1.500.000 18.000.000
c. Bag. Penggorengan orang
3 750.000
2.250.000 27.000.000
d. Bag. Pengepresan orang
1 750.000
750.000 9.000.000
e. Bag. Pengemasan orang
2 750.000
1.500.000 18.000.000
Sub Total 9
7.875.000 94.500.000
2 Bahan Baku
a. daging kelapakopra kg
50.000 5.000
250.000.000 3.000.000.000
b. minyak kelapa kg
225 11.800
2.655.000 2.655.000
c. Karung plastik lbr
150 2.500
375.000 4.500.000
Sub Total 253.030.000
3.007.155.000
3 Biaya Bahan Bakar
a. solar liter
1.000 6.000
6.000.000 72.000.000
b. oli liter
30 20.000
600.000 7.200.000
c. kayu truk
6 400.000
2.400.000 28.800.000
Sub Total 9.000.000
108.000.000
4 Transportasi
a. pengadaan bahan baku hari
7 150.000
1.050.000 12.600.000
b. penjualan minyak hari
5 300.000
1.500.000 18.000.000
c. Penjualan bungkil trip
1 2.500.000
2.500.000 30.000.000
Sub Total 5.050.000
60.600.000 Biaya Variabel
274.955.000 3.270.255.000
2. Pengolahan Sabut Kelapa
No Uraian
Satuan Jumlah
Harga Satuan Rp
NilaiBulan Rp
NilaiTahun Rp
1 Bahan Baku Sabut Kelapa kg
150.000 300
45.000.000 540.000.000
2 Bahan Baku Pendukung a. Tali Plastik
ball 10
30.000 300.000
3.600.000 b. Karung ukuran 50 kg
lembar 150
2.500 375.000
4.500.000
Sub Total 675.000
8.100.000
3 Bahan Bakar Minyak a. Solar
liter 1.200
6.000 7.200.000
86.400.000 b. Oli
liter 120
18.000 2.160.000
25.920.000
Sub Total 9.360.000
112.320.000
4 Tenaga Kerja Langsung 1. Operator
bulan 1
1.875.000 1.875.000
22.500.000 2. Pengayakan Pit
bulan 2
750.000 1.500.000
18.000.000 3. Sortasi
bulan 7
750.000 5.250.000
63.000.000 4. Penjemuran
bulan 6
750.000 4.500.000
54.000.000 5. Pengeprasan
bulan 4
750.000 3.000.000
36.000.000
Sub Total 20
16.125.000 193.500.000
5 Transportasi a. Pengadaan bahan baku
Trip 25
150.000 3.750.000
45.000.000 b. Pengangkutan Produk Kepelabuhan
Trip 14
300.000 4.200.000
50.400.000 b. PenjualanEkspor produk
Coco Fiber Kontener
2 4.072.500
8.145.000 97.740.000
Coco Pit Kontener
5 4.072.500
20.362.500 244.350.000
Sub Total 36.457.500
437.490.000 Total Biaya Variabel
107.617.500 1.291.410.000
129
3. Pengolahan Arang Tempurung
No Uraian
Satuan Jumlah
Harga Satuan
Nilai Bulan Nilai Tahun
1 Bahan Baku
A. Bahan Baku Utama a. Tempurung Kelapa
kg 75.000
500 37.500.000
450.000.000 b. Minyak Tanah
liter 70
3.500 245.000
2.940.000
Sub Total 37.745.000
452.940.000
B. Bahan Baku Pendukung a. Tali Plastik
ball 10
15.000 150.000
1.800.000 b. Karung ukuran 50 kg
lembar 600
2.600 1.560.000
18.720.000
Sub Total 1.710.000
20.520.000 Biaya Bahan Baku
39.455.000 473.460.000
2 Tenaga Kerja Langsung
a. Pengadaan Bahan Baku orang
2 750.000
1.500.000 18.000.000
b. Pembakar Tempurung orang
2 750.000
1.500.000 18.000.000
c. Pengemas orang
2 750.000
1.500.000 18.000.000
d. Operator orang
1 1.875.000
1.875.000 22.500.000
Biaya TK Langsung 7
6.375.000 76.500.000
3 Transportasi
a. Pengadaan bahan baku Trip
9 150.000
1.350.000 16.200.000
b. Penjualan produk Trip
4 300.000
1.200.000 14.400.000
c. Jasa Pelayaran Kontener
2 4.072.500
8.145.000 97.740.000
Biaya Transportasi 10.695.000
128.340.000 Total Biaya Variabel
56.525.000 678.300.000
B. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi
No Uraian
Satuan Jumlah
Harga Satuan
Nilai Bulan Nilai Tahun
A Biaya Tetap
1 Tenaga Kerja Tidak langsung
a. Ketua Koperasi Orang
1 2.500.000
2.500.000 30.000.000
b. Sekretaris Orang
1 1.875.000
1.875.000 22.500.000
c. Bendahara Orang
1 1.875.000
1.875.000 22.500.000
d. Manajer Orang
1 2.125.000
2.125.000 25.500.000
e. Administrasi Orang
2 1.250.000
2.500.000 30.000.000
Sub total 6
10.875.000 130.500.000
2 Pemeliharaan Mesin
a. Mesin pengolah minyak Bulan
1 300.000
300.000 3.600.000
b. Mesin pengolah sabut Bulan
1 200.000
200.000 2.400.000
c. Tanur pengarangan arang Bulan
1 100.000
100.000 1.200.000
Sub total 600.000
7.200.000 3
Biaya Kantor a. Alat Tulis Kantor ATK
Bulan 1
100.000 100.000
1.200.000 b. Biaya listrik
Bulan 1
200.000 200.000
2.400.000 c. Biaya air
Bulan 1
150.000 150.000
1.800.000 d. Biaya TelephonFax
Bulan 1
300.000 300.000
3.600.000 Sub total
750.000 9.000.000
Total Biaya Tetap 12.225.000
146.700.000 B
Biaya Variabel a. Pengolahan minyak goreng
Bulan 1
274.955.000 274.955.000
3.270.255.000 b. Pengolahan sabut
Bulan 1
107.617.500 107.617.500
1.291.410.000 c. pengolahan arang
Bulan 1
56.525.000 56.525.000
678.300.000 Total Biaya Variabel
439.097.500 5.239.965.000
Total Biaya Operasional 451.322.500
5.386.665.000
130
Lampiran 21. Biaya Investasi Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi
No Jenis Biaya
Nilai Umur Eko
Penyusutan Rp
Nilai Sisa Setelah 8
Tahun I
Persiapan 22.000.000
8 2.750.000
II Investasi Bangunan dan Peralatan Kantor
A. Bangunan 210.000.000
8 15.750.000
84.000.000 B. Peralatanperlengkapan Kantor
13.150.000 8
986.250 5.260.000
Sub Total 223.150.000
8 16.736.250
89.260.000 III
Mesin dan Peralatan Produksi 1
Mesin Peralatan Produksi Minyak A. Mesin
75.000.000 8
7.500.000 15.000.000
B. Peralatan Utama 16.000.000
8 1.600.000
3.200.000 C. Peralatan pendukung
18.670.000 8
2.009.200 3.734.000
Sub Total 109.670.000
8 11.109.200
21.934.000 2
Mesin Peralatan Produksi Sabut A. Mesin
175.000.000 8
17.500.000 35.000.000
B. Peralatan pendukung 4.150.000
8 590.000
830.000 Sub Total
179.150.000 18.090.000
35.830.000 3
Mesin Peralatan Produksi Arang A. Peralatan Utama
15.000.000 8
1.500.000 3.000.000
B. Peralatan pendukung 2.330.000
8 279.800
466.000 Sub Total
17.330.000 1.779.800
3.466.000 Total Biaya Mesin Peralatan Produksi
306.150.000 30.979.000
61.230.000 IV
Instalasi pabrik 10.000.000
8 1.250.000
V Kendaraan
50.000.001 8
5.000.000 10.000.000
Total Biaya Investasi 611.300.001
56.715.250 160.490.000
131
Lampiran 22: Sumber Modal Investasi dan Modal Kerja Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi
No Rincian Biaya Proyek
Total Biaya
I 1. Kebutuhan Modal Investasi
611.300.001 2. Dana investasi yang bersumber dari
a. Kredit 65 397.345.001
b. Dana sendiri 35 213.955.000
II 1. Kebutuhan Modal Kerja
451.322.500 2. Dana modal kerja yang bersumber dari
a. Kredit 65 293.359.625
b. Dana sendiri 35 157.962.875
III Total dana proyek yang bersumber dari
a. Kredit 690.704.626
b. Dana sendiri 371.917.875
Jumlah dana proyek 1.062.622.501
132
Lampiran 23. Proyeksi Produksi dan Penerimaan Usaha Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi
No Industri
Pruduksi Harga
Penerimaan Produk
Hari Bulan Tahun
Hari Bulan
Tahun 1
Minyak Goreng M. Goreng
900 22.500 270.000 11.800 10.620.000 265.500.000 3.186.000.000
Bungkil 700 17.500
210.000 2.000
1.400.000 35.000.000
420.000.000 2
Sabut Kelapa Coco Fiber 1.200 30.000
360.000 2.700
3.240.000 81.000.000
972.000.000 Coco Peat
3.600 90.000 1.080.000 1.000
3.600.000 90.000.000 1.080.000.000
3 Arang Tempurung Arang
1.200 30.000 360.000
2.800 3.360.000
84.000.000 1.008.000.000 Total Penerimaan
22.220.000 555.500.000 6.666.000.000
133
Lampiran 24. Perhitungan Angsuran Kredit dan Modal Kerja Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi
A. Perhitungan Angsuran Kredit Investasi
Jumlah Kredit 397.345.001
Jangka waktu kredit 5 tahun
Bunga per tahun 14,23
Bunga per 5 tahun 71,15
Jumlah angsuran 60 bulan
Sistem Perhit. Bunga 2 = 1 = Flat. 2 = Menurun.
Tahun Periode
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga Total Angsuran
Saldo Awal Saldo Akhir
Tahun 0
397.345.001 397.345.001
Bulan 1
6.622.417 4.711.849
11.334.266 397.345.001
390.722.584 Bulan
2 6.622.417
4.633.319 11.255.735
390.722.584 384.100.167
Bulan 3
6.622.417 4.554.788
11.177.204 384.100.167
377.477.751 Bulan
4 6.622.417
4.476.257 11.098.674
377.477.751 370.855.334
Bulan 5
6.622.417 4.397.726
11.020.143 370.855.334
364.232.917 Bulan
6 6.622.417
4.319.195 10.941.612
364.232.917 357.610.501
Bulan 7
6.622.417 4.240.665
10.863.081 357.610.501
350.988.084 Bulan
8 6.622.417
4.162.134 10.784.550
350.988.084 344.365.667
Bulan 9
6.622.417 4.083.603
10.706.020 344.365.667
337.743.251 Bulan
10 6.622.417
4.005.072 10.627.489
337.743.251 331.120.834
Bulan 11
6.622.417 3.926.541
10.548.958 331.120.834
324.498.417 Bulan
12 6.622.417
3.848.010 10.470.427
324.498.417 317.876.001
Bulan 13
6.622.417 3.769.480
10.391.896 317.876.001
311.253.584 Bulan
14 6.622.417
3.690.949 10.313.365
311.253.584 304.631.167
Bulan 15
6.622.417 3.612.418
10.234.835 304.631.167
298.008.750 Bulan
16 6.622.417
3.533.887 10.156.304
298.008.750 291.386.334
Bulan 17
6.622.417 3.455.356
10.077.773 291.386.334
284.763.917 Bulan
18 6.622.417
3.376.825 9.999.242
284.763.917 278.141.500
Bulan 19
6.622.417 3.298.295
9.920.711 278.141.500
271.519.084 Bulan
20 6.622.417
3.219.764 9.842.180
271.519.084 264.896.667
Bulan 21
6.622.417 3.141.233
9.763.650 264.896.667
258.274.250 Bulan
22 6.622.417
3.062.702 9.685.119
258.274.250 251.651.834
Bulan 23
6.622.417 2.984.171
9.606.588 251.651.834
245.029.417 Bulan
24 6.622.417
2.905.641 9.528.057
245.029.417 238.407.000
Bulan 25
6.622.417 2.827.110
9.449.526 238.407.000
231.784.584 Bulan
26 6.622.417
2.748.579 9.370.996
231.784.584 225.162.167
Bulan 27
6.622.417 2.670.048
9.292.465 225.162.167
218.539.750 Bulan
28 6.622.417
2.591.517 9.213.934
218.539.750 211.917.334
Bulan 29
6.622.417 2.512.986
9.135.403 211.917.334
205.294.917 Bulan
30 6.622.417
2.434.456 9.056.872
205.294.917 198.672.500
Bulan 31
6.622.417 2.355.925
8.978.341 198.672.500
192.050.084 Bulan
32 6.622.417
2.277.394 8.899.811
192.050.084 185.427.667
Bulan 33
6.622.417 2.198.863
8.821.280 185.427.667
178.805.250 Bulan
34 6.622.417
2.120.332 8.742.749
178.805.250 172.182.834
Bulan 35
6.622.417 2.041.801
8.664.218 172.182.834
165.560.417 Bulan
36 6.622.417
1.963.271 8.585.687
165.560.417 158.938.000
Bulan 37
6.622.417 1.884.740
8.507.156 158.938.000
152.315.584 Bulan
38 6.622.417
1.806.209 8.428.626
152.315.584 145.693.167
Bulan 39
6.622.417 1.727.678
8.350.095 145.693.167
139.070.750 Bulan
40 6.622.417
1.649.147 8.271.564
139.070.750 132.448.334
Bulan 41
6.622.417 1.570.616
8.193.033 132.448.334
125.825.917 Bulan
42 6.622.417
1.492.086 8.114.502
125.825.917 119.203.500
Bulan 43
6.622.417 1.413.555
8.035.972 119.203.500
112.581.084
134
Tahun Periode
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga Total Angsuran
Saldo Awal Saldo Akhir
Bulan 44
6.622.417 1.335.024
7.957.441 112.581.084
105.958.667 Bulan
45 6.622.417
1.256.493 7.878.910
105.958.667 99.336.250
Bulan 46
6.622.417 1.177.962
7.800.379 99.336.250
92.713.833 Bulan
47 6.622.417
1.099.432 7.721.848
92.713.833 86.091.417
Bulan 48
6.622.417 1.020.901
7.643.317 86.091.417
79.469.000 Bulan
49 6.622.417
942.370 7.564.787
79.469.000 72.846.583
Bulan 50
6.622.417 863.839
7.486.256 72.846.583
66.224.167 Bulan
51 6.622.417
785.308 7.407.725
66.224.167 59.601.750
Bulan 52
6.622.417 706.777
7.329.194 59.601.750
52.979.333 Bulan
53 6.622.417
628.247 7.250.663
52.979.333 46.356.917
Bulan 54
6.622.417 549.716
7.172.132 46.356.917
39.734.500 Bulan
55 6.622.417
471.185 7.093.602
39.734.500 33.112.083
Bulan 56
6.622.417 392.654
7.015.071 33.112.083
26.489.667 Bulan
57 6.622.417
314.123 6.936.540
26.489.667 19.867.250
Bulan 58
6.622.417 235.592
6.858.009 19.867.250
13.244.833 Bulan
59 6.622.417
157.062 6.779.478
13.244.833 6.622.417
Bulan 60
6.622.417 78.531
6.700.948 6.622.417
B. Perhitungan Angsuran Kredit Modal Kerja
Jumlah Kredit 293.359.625
Jangka waktu kredit 5 tahun
Bunga per tahun 15,07
Bunga per 5 tahun 75,35
Jumlah angsuran 60 bulan
Sistem Perhit. Bunga 2 = 1 = Flat. 2 = Menurun.
Tahun Periode
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga Total Angsuran
Saldo Awal Saldo Akhir
Tahun 0 293.359.625
293.359.625 Bulan
1 4.889.327
3.684.108 8.573.435
293.359.625 288.470.298
Bulan 2
4.889.327 3.622.706
8.512.033 288.470.298
283.580.971 Bulan
3 4.889.327
3.561.304 8.450.631
283.580.971 278.691.644
Bulan 4
4.889.327 3.499.903
8.389.230 278.691.644
273.802.317 Bulan
5 4.889.327
3.438.501 8.327.828
273.802.317 268.912.990
Bulan 6
4.889.327 3.377.099
8.266.426 268.912.990
264.023.663 Bulan
7 4.889.327
3.315.697 8.205.024
264.023.663 259.134.335
Bulan 8
4.889.327 3.254.295
8.143.622 259.134.335
254.245.008 Bulan
9 4.889.327
3.192.894 8.082.221
254.245.008 249.355.681
Bulan 10
4.889.327 3.131.492
8.020.819 249.355.681
244.466.354 Bulan
11 4.889.327
3.070.090 7.959.417
244.466.354 239.577.027
Bulan 12
4.889.327 3.008.688
7.898.015 239.577.027
234.687.700 Bulan
13 4.889.327
2.947.286 7.836.613
234.687.700 229.798.373
Bulan 14
4.889.327 2.885.885
7.775.212 229.798.373
224.909.046 Bulan
15 4.889.327
2.824.483 7.713.810
224.909.046 220.019.719
Bulan 16
4.889.327 2.763.081
7.652.408 220.019.719
215.130.392 Bulan
17 4.889.327
2.701.679 7.591.006
215.130.392 210.241.065
Bulan 18
4.889.327 2.640.277
7.529.604 210.241.065
205.351.738 Bulan
19 4.889.327
2.578.876 7.468.203
205.351.738 200.462.410
Bulan 20
4.889.327 2.517.474
7.406.801 200.462.410
195.573.083 Bulan
21 4.889.327
2.456.072 7.345.399
195.573.083 190.683.756
Bulan 22
4.889.327 2.394.670
7.283.997 190.683.756
185.794.429 Bulan
23 4.889.327
2.333.268 7.222.595
185.794.429 180.905.102
Bulan 24
4.889.327 2.271.867
7.161.194 180.905.102
176.015.775 Bulan
25 4.889.327
2.210.465 7.099.792
176.015.775 171.126.448
Bulan 26
4.889.327 2.149.063
7.038.390 171.126.448
166.237.121
135
Tahun Periode
Angsuran Pokok
Angsuran Bunga Total Angsuran
Saldo Awal Saldo Akhir
Bulan 27
4.889.327 2.087.661
6.976.988 166.237.121
161.347.794 Bulan
28 4.889.327
2.026.259 6.915.586
161.347.794 156.458.467
Bulan 29
4.889.327 1.964.858
6.854.185 156.458.467
151.569.140 Bulan
30 4.889.327
1.903.456 6.792.783
151.569.140 146.679.813
Bulan 31
4.889.327 1.842.054
6.731.381 146.679.813
141.790.485 Bulan
32 4.889.327
1.780.652 6.669.979
141.790.485 136.901.158
Bulan 33
4.889.327 1.719.250
6.608.577 136.901.158
132.011.831 Bulan
34 4.889.327
1.657.849 6.547.176
132.011.831 127.122.504
Bulan 35
4.889.327 1.596.447
6.485.774 127.122.504
122.233.177 Bulan
36 4.889.327
1.535.045 6.424.372
122.233.177 117.343.850
Bulan 37
4.889.327 1.473.643
6.362.970 117.343.850
112.454.523 Bulan
38 4.889.327
1.412.241 6.301.568
112.454.523 107.565.196
Bulan 39
4.889.327 1.350.840
6.240.167 107.565.196
102.675.869 Bulan
40 4.889.327
1.289.438 6.178.765
102.675.869 97.786.542
Bulan 41
4.889.327 1.228.036
6.117.363 97.786.542
92.897.215 Bulan
42 4.889.327
1.166.634 6.055.961
92.897.215 88.007.887
Bulan 43
4.889.327 1.105.232
5.994.559 88.007.887
83.118.560 Bulan
44 4.889.327
1.043.831 5.933.158
83.118.560 78.229.233
Bulan 45
4.889.327 982.429
5.871.756 78.229.233
73.339.906 Bulan
46 4.889.327
921.027 5.810.354
73.339.906 68.450.579
Bulan 47
4.889.327 859.625
5.748.952 68.450.579
63.561.252 Bulan
48 4.889.327
798.223 5.687.550
63.561.252 58.671.925
Bulan 49
4.889.327 736.822
5.626.149 58.671.925
53.782.598 Bulan
50 4.889.327
675.420 5.564.747
53.782.598 48.893.271
Bulan 51
4.889.327 614.018
5.503.345 48.893.271
44.003.944 Bulan
52 4.889.327
552.616 5.441.943
44.003.944 39.114.617
Bulan 53
4.889.327 491.214
5.380.541 39.114.617
34.225.290 Bulan
54 4.889.327
429.813 5.319.140
34.225.290 29.335.962
Bulan 55
4.889.327 368.411
5.257.738 29.335.962
24.446.635 Bulan
56 4.889.327
307.009 5.196.336
24.446.635 19.557.308
Bulan 57
4.889.327 245.607
5.134.934 19.557.308
14.667.981 Bulan
58 4.889.327
184.205 5.073.532
14.667.981 9.778.654
Bulan 59
4.889.327 122.804
5.012.131 9.778.654
4.889.327 Bulan
60 4.889.327
61.402 4.950.729
4.889.327
C. Jumlah Pembayaran Angsuran Kredit Investasi dan Modal Kerja Periode
Tahun Angsuran
Pokok Angsuran Bunga
Total Angsuran Saldo Awal
Saldo Akhir
Tahun 690.704.626
690.704.626 Tahun
1 138.140.925
91.515.936 229.656.861
690.704.626 552.563.701
Tahun 2
138.140.925 71.365.638
209.506.563 552.563.701
414.422.775 Tahun
3 138.140.925
51.215.340 189.356.265
414.422.775 276.281.850
Tahun 4
138.140.925 31.065.042
169.205.968 276.281.850
138.140.925 Tahun
5 138.140.925
10.914.745 149.055.670
138.140.925
136
Lampiran 25. Proyeksi Laba Rugi Tahunan Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi
No
Uraian Tahun 1
Tahun 2 Tahun 3
Tahun 4 Tahun 5
Tahun 6 Tahun 7
Tahun 8
1 Penerimaan
a. Penjualan 6.666.000.000
7.058.627.400 7.474.380.554
7.914.621.568 8.380.792.779
8.874.421.474 9.397.124.898
9.950.615.555 b. Nilai Sisa
163.145.000
Total Penerimaan 6.666.000.000
7.058.627.400 7.474.380.554
7.914.621.568 8.380.792.779
8.874.421.474 9.397.124.898
10.113.760.555
2 Biaya
a. Biaya Operasional 5.239.965.000
5.548.598.939 5.875.411.416
6.221.473.148 6.587.917.917
6.975.946.282 7.386.829.518
7.821.913.777 b. Penyusutan
56.715.250 56.715.250
56.715.250 56.715.250
56.715.250 56.715.250
56.715.250 56.715.250
Total Biaya 5.296.680.250
5.605.314.189 5.932.126.666
6.278.188.398 6.644.633.167
7.032.661.532 7.443.544.768
7.878.629.027
3 Penerimaan Sebelum Pajak
1.369.319.750 1.453.313.211
1.542.253.888 1.636.433.170
1.736.159.612 1.841.759.941
1.953.580.130 2.235.131.528
4 Pajak 15
205.397.962 217.996.982
231.338.083 245.464.976
260.423.942 276.263.991
293.037.020 335.269.729
5 Penerimaan Setelah Pajak
1.163.921.787 1.235.316.230
1.310.915.805 1.390.968.195
1.475.735.670 1.565.495.950
1.660.543.111 1.899.861.799
6 Bunga Bank
91.515.936 71.365.638
51.215.340 31.065.042
10.914.745
7 Laba Bersih
1.072.405.852 1.163.950.592
1.259.700.464 1.359.903.152
1.464.820.926 1.565.495.950
1.660.543.111 1.899.861.799
137
Lampiran 26. Studi Kelayakan Arus Kas Usaha Pengolahan Minyak Goreng. Sabut Kelapa dan Arang Tempurung Melalui Badan Usaha Koperasi No Uraian
Tahun 0 Tahun 1
Tahun 2 Tahun 3
Tahun 4 Tahun 5
Tahun 6 Tahun 7
Tahun 8
I Inflow 1 Penjualan
6.666.000.000 7.058.627.400 7.474.380.554
7.914.621.568 8.380.792.779 8.874.421.474 9.397.124.898 9.950.615.555
2 Kredit Investasi 397.345.001
3 Kredit Modal Kerja 293.359.625
4 Dana Sendiri 371.917.875
5 Nilai Sisa 163.145.000
Total Inflow 1.062.622.501
6.666.000.000 7.058.627.400 7.474.380.554
7.914.621.568 8.380.792.779 8.874.421.474 9.397.124.898 10.113.760.555 II Outflow
1 Biaya Investasi 611.300.001
2 Biaya Modal Kerja 451.322.500
3 Biaya Operasional 5.239.965.000 5.548.598.939
5.875.411.416 6.221.473.148 6.587.917.917 6.975.946.282 7.386.829.518
7.821.913.777 4 Pajak 15
205.397.962 217.996.982
231.338.083 245.464.976
260.423.942 276.263.991
293.037.020 335.269.729
Total Outflow 1.062.622.501
5.445.362.962 5.766.595.920 6.106.749.499
6.466.938.124 6.848.341.859 7.252.210.273 7.679.866.538 8.157.183.506
III Total Cashflow 1.220.637.038 1.292.031.480
1.367.631.055 1.447.683.445 1.532.450.920 1.622.211.200 1.717.258.361
1.956.577.049 IV Kumulatif cashflow
1.220.637.038 2.512.668.517 3.880.299.572
5.327.983.017 6.860.433.937 8.482.645.137 10.199.903.498 12.156.480.547 kumulatif cashflow-nilai sisa
1.220.637.038 2.512.668.517 3.880.299.572
5.327.983.017 6.860.433.937 8.482.645.137 10.199.903.498 11.993.335.547 VI Perhitungan NPV. Net BC Ratio. IRR. dan
PBP Discount Factor
14,65 PV Benefit
35.859.514.190 PV Cost
30.326.394.340 1 NPV DF14.6
5.533.119.850 Discount Factor NPV = 0
120,4229797 NPV
2 BC ratio DF 14.6 1,18
3 Net BC ratio DF 14.65 6,21 Cash Flow +
6.595.742.351 4 IRR
120,42297969 Cash Flow - -1.062.622.501
5 Payback Period usaha Thn, Bln 0,10
ABSTRACT
Kuswanto. Analysis of Business Development Derivative Products Coconut Processing in Jambi Province. Under direction of M. Parulian Hutagaol and
Muhammad Firdaus.
This study analyzes the business development of coconut derivative products processing, i.e. processing of cooking oil, coconut husk and coconut
shell charcoal. It is an effort to increase value-added commodities and to increase the coconut
farmers’ income. The business will be run through a cooperative business entity in order to achieve the effectiveness and efficiency of business.
Feasibility analysis results indicate that the three businesses are feasible to be developed in the district of Tanjung Jabung West, where the Net Present Value is
positive, are the Net Benefit Cost Ratio greater than 1. The Internal Rate of Return is greater than interest actual interest and Payback Period of business is faster than
a predetermined project period. Development of coconut derivative products processing business based agency cooperative efforts to increase farmers income
up to 17,48 percent per year. It also increases the absorption of human resources and can enhance regional development through the allocation of SHU by 15
percent to fund education, social and environmental development. In addition, its existence is able to absorb the labor of up to 42 people in each area.
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa merupakan komoditas yang stategis dalam kehidupan masyarakat Indonesia karena peranannya yang besar meliputi sosial, budaya, sumber
pendapatan, penyedia lapangan kerja dan mampu menyumbangkan devisa bagi negara. Hal ini sebagaimana banyaknya manfaat yang terdapat pada buah kelapa
bagi kehidupan yang meliputi daging kelapa, tempurung, sabut, air dan bungkil kelapa bahkan bagian batang kelapa telah banyak digunakan sebagai bahan
bangunan dan furniture. Demikian besar manfaat tanaman kelapa sehingga ada yang menamakannya sebagai pohon kehidupan the tree of life atau pohon yang
menyenangkan a heaven tree. Provinsi Jambi merupakan salah satu daerah penghasil kelapa yang
memiliki potensi pengembangan cukup besar. Luas perkebunan kelapa Jambi menempati urutan sembilan besar setelah Sulawesi Tengah, yaitu 119.030 hektar
atau 3,15 persen dari total luas areal kelapa Indonesia dengan produksi sebanyak 110.305 ton pertahun BPS 2009. Dari luas perkebunan kelapa tersebut, 95
persennya terkosentrasi di dua Kabupaten, yaitu Tanjung Jabung Timur dengan luas 59.370 hektar atau 49,88 persen dari total luas areal kelapa Jambi dan
Tanjung Jabung Barat dengan luas 53.484 hektar atau sekitar 44,93 persen dari total luas areal kelapa Jambi.
Tabel 1 Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan Kelapa Provinsi Jambi menurut Kabupaten Tahun 2008
No Kabupaten
TBM ha
TM ha
TTM ha
Jumlah ha
Produksi Ton
Produktivitas KgHa
Jlh. Petani KK
1 Batanghari 46
623 174
843 625
1.003 2.185
2 Muaro Jambi 149
650 129
928 629
968 6.144
3 Bungo 83
558 37
678 444
796 13.423
4 Tebo 115
865 44
1.024 593
686 1.504
5 Merangin 570 1.170
277 2.017
853 729
14.169 6 Sarolangun
115 366
85 566
310 847
16.046 7 Tanjung Jabung Barat 4.255 37.969 11.260
53.484 54.942
1.447 19.842
8 Tanjung Jabung Timur 6.999 44.897 7.474 59.370
51.871 1.155
23.260 9 Kerinci
12 94
14 120
38 404
1.367 JUMLAH
12.344 87.192 19.494 119.030 110.305 8.035
97.940
Sumber: Statistik Perkebunan BPS Jambi Tahun 2009.
2
Berdasarkan data statistik perkebunan BPS Jambi 2009, usahatani kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat telah melibatkan
sekitar 43.102 kepala keluarga, dengan kepemilikan lahan antara 1,5 – 2 hektar
per kepala keluarga. Bagi masyarakat daerah tersebut, perkebunan kelapa merupakan sumber penghasilan utama yang dikelolah secara intensif, sehingga
ketergantungan petani terhadap perkebunan kelapa sangat tinggi. Dengan rata-rata produksi yang dihasilkan pertahun sebanyak 1.301 kilogram kopra perhektar, pada
tingkat harga Rp 4.750 perkilogram BPS 2009, petani hanya memperoleh penghasilan antara Rp 9.269.625
– Rp 12.359.500 pertahun atau sekitar Rp 772.500
– Rp 1.020.000 perbulan. Menurut Kasryno et. al. 1998 pendapatan petani kelapa lebih rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan fisik minimum
petani dengan rata-rata jumlah anggota keluarga sebanyak 5 orang perkelapa keluarga. Sehingga menurutnya, dengan pendapatan petani kelapa tersebut belum
mampu mendukung kehidupan keluarga secara layak. Berdasarkan luas perkebunan kelapa dan kondisi geografis yang dimiliki
oleh Kabupaten Tanjung Jabung, peningkatan produktivitas kelapa sangat mungkin untuk dilakukan. Namun dari data yang ada, produktivitas tersebut
masih tergolong rendah, yaitu rata-rata pertahun sebanyak 1.301 kilogram kopra perhektar. Hal ini disebabkan karena pola usahatani kelapa yang dikembangkan
masih bersifat tradisional. Padahal menurut Damanik 2007, apabila usahatani kelapa dilakukan secara terpadu, produktivitas kelapa pertahun dapat mencapai 4
ton kopra perhektar. Dengan demikian kondisi ini akan berimplikasi pada rendahnya tingkat pendapatan petani kelapa. Disamping itu, pada umumnya
produk yang dihasilkan masih dalam bentuk kelapa butiran dan kopra berkualitas rendah. Pada pemanfaatan hasil samping pun belum banyak dilakukan oleh petani,
sehingga nilai tambah dari usahatani belum diperoleh secara optimal. Hanya sebagian kecil petani yang telah memanfaatkan hasil samping seperti, sabut dan
tempurung kelapa Brotosunaryo 2003; Jamaludin 2003; Nogoseno 2003. Di tingkat industri, produk turunan kelapa yang telah dikembangkan, meliputi
minyak kelapa, arang tempurung, sementara bungkil kelapa, serat kelapa, coconut fiber
dan RBD coconut oil baru berkembang pada tahun 2007 BPS Jambi 2009. Berbagai produk kelapa tersebut sebagian besar telah menjangkau pasar ekspor,
3
hanya saja untuk bungkil kelapa, serat kelapa, coconut fiber dan coconut oil volumenya masih sedikit. Walaupun demikian, dengan bertambahnya jenis
produk kelapa yang dihasilkan telah mengurangi ekspor kelapa butiran dan kopra dan telah meningkatkan nilai ekspor kelapa sebagaimana terlihat pada tabel
berikut ini: Tabel 2 Volume Ekspor Industri Komoditas Perkebunan Kelapa di Provinsi
Jambi Tahun 2000-2008
Tahun Ekspor
Komoditi Hasil Perkebunan Kelapa Minyak
Kelapa Kopra
Arang Tempurung
Kelapa Biji
Bungkil Kelapa
Serat Kelapa
Coconut Fiber
RBD Coconut
Oil 2000 Volume kg 19.875.000
435.000 424.702
- -
- -
- Nilai US
6.568.988 143.931
50.802 -
- -
- -
2001 Volume kg 20.155.000 1.784.182 115.000
8.750 -
- -
- Nilai US
5.054.000 260.208
13.498 4.539
- -
- -
2002 Volume kg 14.480.000 -
568.045 228.700
- -
- -
Nilai US 5.256.800
- 30.286
17.040 -
- -
- 2003 Volume kg
- -
506.640 321.000
- -
- -
Nilai US -
- 700.823
24.709 -
- -
- 2004 Volume kg
- 1.980.260 1.608.150 262.899
- -
- -
Nilai US -
217.706 156.332
48.327 -
- -
- 2005 Volume kg
- - 1.720.000
241.468 -
- -
- Nilai US
- -
126.230 49.869
- -
- -
2006 Volume kg -
- - 1.753.500
- -
- -
Nilai US -
- -
251.301 -
- -
- 2007 Volume kg 50.950.800 1.707.500 4.787.178
350.000 600.000 100.000 21.780 1.200.000 Nilai US
42.699.580 225.510
492.407 30.999 55.650 20.000
7.617 840.000
2008 Volume kg 47.220.000 380.000 2.611.000
170.000 -
- 47.340 -
Nilai US 52.977.141
59.182 248.140
9.520 -
- 38.064 -
Sumber : BPS Provinsi Jambi 2009 Bila dibandingkan dengan pengembangan produk turunan kelapa nasional,
industri perkelapaan Jambi masih jauh tertinggal. Pada tingkat nasional, produk turunan kelapa yang telah berhasil dikembangkan meliputi tepung kelapa, kelapa
parut, santan dalam kemasan, VCO, nata de coco, konsentrat air kelapa, arang tempurung, carbon active, sabut dan berbagai produk yang lainnya, dengan
industri sebanyak 564 yang tersebar di seluruh Indonesia. Terbatasnya jenis dan jumlah produk turunan kelapa yang dihasilkan tidak terlepas dari keberadaan
industri pengolah produk tersebut. Hingga tahun 2005, jumlah industri pengolah produk kelapa di Provinsi Jambi baru mencapai 26 perusahaan dengan kapasitas
29.276 ton pertahun. Jumlah ini masih tergolong sedikit bila dibandingkan dengan daerah lain seperti Riau, yaitu sebanyak 78 perusahaan dengan kapasitas 85.155
ton pertahun, Sulawesi Utara walau jumlah perusahaan lebih sedikit 24, namun kapasitas produksinya jauh lebih besar, yaitu 197.636 ton pertahun Deperindag
4
2009. Rendahnya kapasitas produksi industri perkelapaan Jambi disebabkan karena pada umumnya industri yang ada berskala menengah kebawah, dan
sebagian besarnya merupakan industri kecil. Peningkatan pengembangan produk-produk turunan kelapa, selain akan
meningkatkan nilai tambah, menambah lapangan pekerjaan baru dan juga terbukti mampu meningkatkan devisa. Pada tahun 2007, dengan bertambahnya jenis
produk kelapa yang diekspor telah meningkatkan nilai ekspor dari rata-rata tahun sebelumnya sebesar US 2.710.770 menjadi US 44.371.763. Namun pada
tingkat petani, pemasaran kelapa masih belum menguntungkan. Adanya praktek pasar monopsoni dari pihak pabrik kelapa dan pedagang kopra yang menentukan
harga sepihak. Disamping itu, tingginya harga pupuk dan rendahnya harga kopra serta berfluktuasinya harga yang tidak menentu mengakibatkan rendahnya minat
petani dalam meningkatkan produktivitas kelapa Brotosunaryo 2003.
1.2 Perumusan Masalah
Sebagai komoditi unggulan, peranan komoditi kelapa dalam mendukung pertumbuhan ekonomi secara nasional relatif masih belum optimal, namun pada
daerah tertentu dukungan komoditi ini untuk pertumbuhan ekonomi sangat signifikan, terutama pada daerah sentra usahatani kelapa. Seperti halnya di
Provinsi Jambi, pada tahun 2008 kontribusi ekspor kelapa terhadap total ekspor daerah mencapai 4,48 persen atau senilai US 53,33 juta BPS Jambi 2009.
Dengan demikian pengembangan komoditi kelapa harus dipandang sebagai kepentingan nasional sebagaimana pengembangan komoditas unggulan lainnya,
mengingat komoditi ini memiliki pangsa pasar yang besar, baik ditingkat domestik maupun internasional dan juga merupakan sumber pendapatan bagi
masyarakat. Terabaikannya pengembangan usahatani kelapa dewasa ini menjadikan rendahnya nilai tambah komoditi kelapa sehingga tidak mampu
berkontribusi pada peningkatan pendapatan petani. Sebagaimana hasil studi yang dilaksanakan di sentra-sentra produksi kelapa di Indonesia oleh Tarigans 2002,
bahwa kehidupan keluarga petani kelapa secara umum sampai saat ini masih berada di bawah garis kemiskinan. Hal ini sebagaimana terjadi pada daerah sentra
usahatani kelapa di Propinsi Jambi, yaitu Kabupan Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur yang 48,98 persen daerahnya merupakan perkebunan
5
kelapa tingkat kemiskinannya tertinggi di Provinsi Jambi, yaitu 11,80 persen dan 12,35 persen BPS Jambi 2010. Kondisi ini mengindikasikan bahwa tingkat
pendapatan petani pada daerah tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan petani di daerah lain yang mayoritas sumber penghasilannya
perkebunan karet dan sawit. Upaya peningkatan pendapatan petani kelapa dapat dilakukan dengan
adanya perubahan pola usahatani tradional kearah yang lebih efisien dan produktif serta berorientasi pasar, yaitu dengan menerapkan diversifikasi usahatani kelapa
baik secara horizontal maupun vertikal Tarigans 2005. Diversifikasi usahatani secara horizontal selain akan menambah sumber pendapatan bagi petani juga akan
semakin mengefisienkan tenaga kerja dan biaya sehingga keuntungan yang diperoleh akan semakin meningkat.
Diversifikasi vertikal dapat mendorong petani memperoleh nilai tambah melalui terbentuknya produk alternatif dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi.
Alternatif produk yang dapat dikembangkan antara lain Virgin Coconut Oil VCO, Oleo chemical OC, Desiccated Coconut DC, Coconut MilkCrem
CMCC, Coconut Charcoal CCL, Activated Carbon AC, Brown Sugar BS, Coconut Fiber
CF dan Cochin Wood CW, yang diusahakan secara parsial maupun terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan
pendapatannya 5 – 10 kali dibandingkan dengan bila hanya menjual kelap butiran
Deptan 2009. Keberhasilan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa menurut
Ulrich dan Eppinger 2001 sangat ditentukan oleh kualitas produk, biaya produk, waktu pengembangan, biaya pengembangan, dan kapabilitas pengembangan.
Kualitas produk menentukan pangsa pasar dan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan pada
volume penjualan dan harga penjualan tertentu. Waktu pengembangan menentukan kemampuan dalam berkompetisi, perubahan teknologi, dan kecepatan
pengembalian ekonomis. Biaya pengembangan merupakan komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit. Kapasitas
pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan datang. Dengan
6
demikian produk yang dikembangkan mampu berdaya saing baik di pasar domestik maupun internasional, sebagaimana yang diharapkan dalam arah
kebijakan pengembangan agribisnis kelapa dalam jangka panjang, yaitu mewujudkan agribisnis kelapa yang berdaya saing dan berkeadilan yang dapat
memberikan tingkat kesejahteraan secara berkelanjutan bagi pelaku usahanya. Implikasi yang diharapkan dari pengembanga usaha pengolahan produk
turunan kelapa adalah adanya peningkatan pendapatan petani secara signifikan. Untuk itu keberadaan petani dalam agribisnis kelapa harus berperan sebagai
pelaku usaha itu sendiri. Dengan demikian dibutuhkan kemampuan baik secara finansial maupun manajerial dalam menjalankan usaha tersebut. Menurut
Darwanto dalam PERHEPI 2011, Peningkatan kemampuan petani dapat dilakukan melalui penguatan kelembagaan ditingkat kelompok tani yang
selanjutnya dapat dilakukan dengan membina lembaga koperasi atau Lembaga Usaha Milik Petani LUMP yang pada prakteknya tidak hanya mengolah
cadangan pangan, tetapi juga dapat melakukan kegiatan yang mendukung usaha petani, seperti pengadaan saprotan maupun usaha pengolahan hasil.
Dengan demikian perlu dilakukan analisis secara mendalam terhadap ketangguhan usaha pengolahan produk turunan kelapa dalam lingkup produksi
dan dalam menghadapi persaingan pasar serta tingkat kemampuannya pada kondisi yang dinamis atas nilai investasi yang ditanamkannya dalam
menghasilkan keuntungan usaha atau memiliki manfaat yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkannya sehingga usaha tersebut layak untuk dikembangkan.
Sebagaimana dikatakan oleh Rustiadi et al. 2009, bahwa pemilihan pengembangan suatu komoditi atau aktivitas ekonomi proyek harus didasarkan
pada analisis biaya dan manfaat. Apabila suatu proyek manfaatnya melebihi biayanya maka proyek tersebut bisa diterima, jika tidak maka proyek tersebut
harus ditolak. Berdasarkan latar belakang di atas maka berbagai permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah usaha pengolahan produk turunan kelapa layak dikembangkan secara
finansial di Provinsi Jambi?.
7
2. Bagaimana pembiayaan modal usaha pengolahan produk turunan kelapa yang akan dikembangkan melalui badan usaha koperasi di Provinsi Jambi?.
3. Apakah pengembangan usaha pengolahan produk turunan kelapa dapat memperbaiki perekonomian petani kelapa di Provinsi Jambi?.
4. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan usaha pengolahan produk turunan kelapa di Provinsi Jambi?.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, ada pun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Menganalisis kelayakan finansial usaha pengolahan produk turunan kelapa sebagai dasar pengembangan usaha tersebut di Provinsi Jambi.
2. Mengestimasi pembiayaan modal usaha pengolahan produk turunan kelapa berdasarkan badan usaha koperasi
3. Menganalisis dampak pengembangan usaha pengolahan produk turunan kelapa terhadap perekonomian petani kelapa di Provinsi Jambi.
4. Mengindentifikasi hambatan yang dihadapi dalam pengembangan usaha pengolahan produk turunan kelapa di Provinsi Jambi.
1.4 Kegunaan Penelitian
Diharapkan hasil penelitian ini dapat berguna sebagai acuan bagi petani, pengusaha maupun pemerintah dalam mengembangkan usaha pengolahan produk
turunan kelapa di Provinsi Jambi sebagai upaya untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah setempat.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Usaha pengolahan produk turunan kelapa yang menjadi objek pada penelitian atau yang akan dikembangkan melalui Lembaga Usaha Milik Petani
LUMP ini adalah industri minyak goreng, industri sabut kelapa dan arang tempurung. Mengingat keterbatasan waktu dan dana, maka penelitian difokuskan
pada daerah Tanjung Jabung Barat. Pengembangan usaha didasarkan pada kelayakan usaha secara finansial berdasarkan kriteria-kriteria seperti Pay Back
Period PBP, Net Presen Value NPV, Internal Rate Of Return IRR, dan Net
Benefit Cost Ratio Net BC Ratio.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Peran Sektor Pertanian dalam Pembangunan
Sebagaimana analisis klasik Kuznets, pertanian merupakan sektor ekonomi yang memiliki kontribusi sangat besar bagi pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi, yaitu sebagai penyedia bahan baku, perluasan pasar, penyerapan tenaga kerja dan sebagai sumber modal untuk investasi, serta sebagai penyumbang devisa
Tambunan 2003. Disamping itu, sektor pertanian juga dapat dipandang sebagai salah satu penggerak pertumbuhan output dan diversifikasi produksi di sektor-
sektor ekonomi yang lainnya atau dapat disebut sebagai sektor pemimpin bagi sektor yang lainnya. Artinya, semakin besar ketergantungan pertumbuhan output
di sektor-sektor yang ada terhadap pertumbuhan output di sektor pertanian, semakin besar peran pertanian sebagai sektor pemimpin.
Petingnya sektor pertanian sebagai penggerak pembangunan didasarkan pada asumsi bahwa pasar lokal akan berkembang apabila pendapatan masyarakat
mengalami peningkatan. Hal ini terjadi apabila ada peningkatan terhadap produktivitas di sektor pertanian. Dengan demikian, menurut Tambunan 2003
fokus lebih baik diberikan kepada perkembangan pertanian skala kecil dan menengah, karena ini lebih sesuai bagi daerah yang pembangunannya masih
terbelakang. Asumsi lain yang juga melandasi pentingnya pertanian sebagai sektor pemimpin di dalam pembangunan sebagaimana yang diungkapkan oleh
Tambunan 2003, yaitu memiliki ketangguhan dan kemampuan tinggi yang merupakan tulang punggung backbone dan mesin penggerak perekonomian
engine of grouth atau yang disebut sebagai sektor kunci atau sektor pemimpin leading sector perekonomian nasional. Untuk itu, beberapa kriteria yang
disyaratkan agar sektor pertanian dapat dipandang sebagai sektor kunci dalam pembangunan nasional adalah:
1 Strategis; memiliki kontribusi yang besar dan esensial dalam mewujudkan sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan pembangunan ekonomi nasional.
2 Tangguh; unggul dalam persaingan, baik di dalam maupun di pasar global dan mampu menghadapi gejolak ekonomi, politik, maupun alam. Pertanian
sebagai sektor andalan harus memiliki keungulan komparatif dan kompetitif
10
atau memiliki daya saing, berbasis pada kemampuan sendiri domestik atau kemandirian dan dapat menyesuaikan terhadap perubahan lingkungan
strategis. 3 Artukulatif; harus memiliki kemampuan dinamisator dan fasilitator bagi
pertumbuhan output di sektor-sektor perekonomian lainnya dalam spektrum yang luas.
4 Progresif; dapat tumbuh secara berkelanjutan tanpa menimbulkan efek-efek negatif terhadap kualitas lingkungan hidup.
5 Responsif; mampu memberi respon yang cepat dan besar terhadap setiap kebijakan pemerintah.
2.2 Kontribusi Komoditi Kelapa Terhadap Pembangunan
Kelapa merupakan salah satu komoditi pertanian yang telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh manusia, oleh karena begitu banyaknya kegunaan kelapa
maka kelapa dijuluki pohon kehidupan. Kelapa mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan dan perekonomian di Indonesia. Dapat dikatakan peranan
sosialnya menempati urutan kedua setelah padi. Meskipun kelapa dihadapkan dengan komoditi subtitusinya, yaitu kelapa
sawit sebagai bahan baku minyak goreng namun hasil pemrosesannya seperti oleokimia menjadi asam lemak, alcohol berlemak dan gliserin masih lebih unggul
bila dibandingkan dengan kelapa sawit. Misalnya pada pembuatan alcohol berlemak, kandungan rantai hidrokarbon pada CCO berupa C-12 dan C-14
mencapai 54 persen sedangkan pada CPO hanya 1 persen Sukamto 2005. Di samping itu, berbagai produk makanan dari kelapa yang tidak dihasilkan dari
kelapa sawit seperti minuman air kelapa, santan kelapa, kelapa parut kering, kecap, gula kelapa dan berbagai produk non-makanan seperti sabut kelapa, arang
aktif, oleokimia serta kayu kelapa, menjadikan komoditi kelapa memiliki prospek yang cukup besar untuk dikembangkan.
Pengembangan usaha pengolahan produk kelapa melalui industrialisasi, selain akan meningkatkan produktivitas maupun kualitas produk juga akan
semakin memperbaiki nilai jual kelapa yang diterima oleh petani dengan semakin banyaknya penggunaan kelapa sebagai bahan baku industri, sehingga motivasi
petani untuk mengembangkan usahatani kelapa akan semakin meningat. Dengan
11
demikian berkembangnya usahatani kelapa baik di sektor hulu maupun hilirnya akan semakin meningkatkan ketersediaan bahan baku, perluasan pasar,
penyerapan tenaga kerja dan meningkatkan devisa melalui perdagangan ekspor- impor serta akan mendorong perkembangan sektor-sektor yang lainnya.
2.3 Pengembangan Usahatani Kelapa
Tanaman kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang pada umumnya diusahakan pada lahan mineral dan lahan gambut. Hal ini sesuai dengan
kondisi lahan yang memungkinkan tanaman kelapa tumbuh dengan baik pada lahan tersebut, yaitu lahan dengan ketinggian 0-450 m di atas permukaan laut
dpl Sukamto 2005; Mangoensoekarjo 2007. Pada lahan di atas ketinggian tersebut, tanaman kelapa berbuah lambat, produksi lebih sedikit, dan kadar
minyak lebih rendah. Menurut Mangoensoekarjo 2007, kelapa Cocos nucifera termasuk
familia Palmae dibagi tiga: 1 Kelapa dalam dengan varietas viridis kelapa hijau, rubescens kelapa merah, Macrocorpu kelapa kelabu, Sakarina kelapa
manis, 2 Kelapa genjah dengan varietas Eburnea kelapa gading, varietas regia kelapa raja, pumila kelapa puyuh, pretiosa kelapa raja malabar, dan 3
Kelapa hibrida. Kelapa hibrida merupakan hasil persilangan antara kelapa dalam dengan kelapa genjah. Hasil persilangan tersebut merupakan kombinasi sifat-sifat
yang baik dari kedua varietas asalnya. Di masyarakat varietas yang masih banyak dibudidayakan adalah kelapa dalam dan hibrida dengan alasan keunggulan pada
parietas tersebut sebagaimana dijelaskan pada tabel berikut ini: Tabel 3 Keunggulan Varietas Kelapa
Varietas Mulai
Berbuah tahun
Produktivitas butirpohontahun:
tonhatahun Keunggulan
Dalam 5-6
90:2-3 - Daging buah tebal dan keras
- Kadar minyak tinggi - Lebih tahan terhadap hama dan
penyakit - Ukuran buah besar
Hibrida 3-4
140:6-7 - Daging buah tebal dan keras
- Kadar minyak tinggi - Tidak cepat meninggi
Sumber: Mangoensoekarjo 2007
12
Produksi buah bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, dan pemeliharaan. Biasanya menghasilakn rata-rata 2-3 ton
koprahatahun pada umur 12-25 tahun. Sedangkan untuk kelapa hibrida pada umur 10-25 tahun mampu menghasilkan rata-rata 6-7 tonhatahun. Pemanenan
kelapa dilakukan pada saat buah kelapa telah berumur ± 12 bulan dari mulai berkembang, 45 bagian kulit kering, berwarna coklat, kandungn air berkurang
dan bila digoyang berbunyi nyaring. Menurut Mangoensoekarjo 2005, komposisi pada buah kelapa yang sudah tua terdiri dari 35 persen sabut, 12 persen
tempurung, 28 persen daging buah dan 25 persen air kelapa. Sementara menurut Mahmud dan Ferry 2005, pada buah kelapa yang telah berusia 12 bulan proporsi
berat kering sabut 42 persen, tempurung 28 persen, daging buah 30 persen. Dengan demikian perkiraan berat kering sabut antara 35-42 persen dan daging
buah 28-30 persen. Menurut Tarigans 2005, sistem agribisnis berbasis kelapa secara nasional
masih dihadapkan kepada suatu kenyataan dimana peningkatan luas areal dan produksi belum diikuti dengan peningkatan pendapatan petani kelapa. Secara
umum, tingkat kehidupan petani kelapa beserta keluarganya masih berada di bawah garis kemiskinan.
Upaya pemecahan masalah tersebut dapat dilaksanakan melalui perubahan pola usahatani tradisional kearah pola usahatani yang lebih efisien dan produktif
serta berorientasi pasar. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan penerapan diversifikasi usahatani kelapa secara nasional baik horizontal maupun vertikal
Tarigans 2005; Mahmud Ferry 2005.
2.3.1 Diversifikasi Usahatani Secara Horizontal
Menurut Sukamto 2005, sistem perakaran yang efektif pada tanaman kelapa secacara horizontal sekitar 2 m dengan kedalaman vertikal 0,3-1,2 m.
Apabila kelapa ditanam dengan jarak tanam 6 x 9 m, maka lahan yang tersedia untuk tumbuh kelapa adalah 54 m
2
. Dengan demikian pada luas lahan 1 hektar yang berisi tanaman kelapa sebanyak 185 batang, daerah perakaran efektif hanya
berkisar 30 persen, sementara tanah yang tidak termanfaatkan seluas 70 persen. Kondisi ini sangat memungkinkan pengupayaan usahatani kelapa secara
polikultur dengan menanam tanaman lain yang sesuai dengan perkebunan kelapa.
13
Diversifikasi usahatani secara hotizontal merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan petani karena dengan mengintroduksi tanaman sela
yang prospektif akan menciptakan sumber pendapatan usahatani menjadi lebih banyak dan beragam sehingga total pendapatan usahatani menjadi meningkat
Tarigans 2005. Studi yang dilakukan oleh Tarigans dan Sumanto 1995 pada lahan pasang surut bergambut di Propinsi Riau menyebutkan bahwa pola
usahatani campuran kelapa + nanas dan kelapa + nanas + pisang secara ekonomis memberikan pendapatan tertinggi berturut-turut sebanyak Rp 3.019.535,- dan Rp
2.726.444,-hatahun. dan terendah dihasilkan dari pola kelapa + pisang yaitu sebanyak Rp 442.230,-hatahun. Sedangkan pendapatan usahatani kelapa
monokultur yang dikelola petani secara tradisional hanya mencapai Rp 233.560,- ha tahun.
Disamping peningkatan pendapatan, penerapan diversifikasi horizontal memberikan beberapa keuntungan lainnya yaitu 1 pemanfaatan lahan usahatani
yang lebih efisien, 2 berwawasan konservasi, 3 pemakaian input usahatani lebih efisien dan 4 pendapatan petani lebih terjamin sehingga resiko usahatani
menjadi lebih kecil Tarigans 2005.
2.3.2 Diversifikasi Usahatani Secara Vertikal
Diversifikasi usahatani secara vertikal berarti menganekaragamkan produk usahatani disertai dengan peningkatan mutu dan menghasilkan produk yang
memberikan nilai tambah dan lebih kompetitif. Peluang untuk meningkatkan pendapatan petani kelapa melalui pelaksanaan diversifikasi vertikal pada dasarnya
sangat terbuka mengingat tersedianya luas areal dan produksi kelapa sebagai bahan baku industri yang cukup mendukung, serta banyaknya industri dalam
negeri yang masih memerlukan bahan baku, dan teknologi pengolahan yang tersedia. Dengan demikian komoditi kelapa sebagai bahan baku mempunyai
banyak peluang untuk melakukan diversifikasi produk olahannya. Sebagaimana dijelaskan oleh Tarigans 2005, bahwa pemanfaatan kelapa untuk menghasilkan
aneka ragam produk olahan dapat dilakukan dari bagian-bagian kelapa seperti daging buah, air kelapa, tempurung, sabut, dan tandan bunga. Bahkan dari batang
kelapa telah banyak digunakan sebagai bahan bangunan dan pembuatan produk rumah tangga furniture.
14
1. Daging Kelapa
Daging kelapa dapat diolah menjadi kopra dengan cara mengeringkan daging kelapa segar dengan dijemur maupun panas buatan ataupun kombinasinya.
Selain itu daging kelapa juga dapat diproses menjadi kelapa parut kering desiccated coconut dan santan pekat yang bernilai ekonomis tinggi. Pengolahan
produk ini pada tingkat petani sukar diadopsi mengingat, modal, peralatan serta teknologi yang diterapkan dalam proses produksinya sukar dijangkau oleh petani
yang masih memiliki keterbatasan. Selain itu kopra atau daging kelapa segar dapat diproses menjadi minyak kelapa crude coconut oil dan minyak kelapa murni
virgin coconut oil. Pengolahan kelapa segar menjadi minyak kelapa murni sangat prospektif
karena produk ini memiliki banyak kegunaan serta harga yang tinggi. Kegiatan pengolahan produk ini dapat dilakukan pada tingkat petani, tanpa memerlukan
modal serta peralatan yang mahal. Hasil kegiatan pengurangan kemiskinan petani kelapa yang disponsori oleh COGENT di Indonesia telah membuktikan bahwa
pengolahan daging kelapa segar menjadi minyak kelapa murni mampu meningkatkan pendapatan dan mengurangi kemiskinan petani kelapa setempat
Tarigans 2005.
2. Air Kelapa
Air kelapa selain dapat diolah menjadi kecap dan asam cuka, juga dapat diolah menjadi sari kelapa nata de coco. Secara kimiawi nata de coco merupakan
selulosa yang mengandung air sekitar 98 persen yang tergolong sebagai makanan berkalori rendah, sehingga cocok untuk keperluan diet, dengan demikian dapat
dijadikan konsumsi bagi setiap orang. Pengembangan produk ini di tingkat petani sangat prospektif karena teknologi pengolahannya mudah diadopsi serta
pemasarannya cukup mudah dan harga produknya menguntungkan Tarigans 2005.
3. Tempurung Kelapa
Tempurung kelapa dapat dijadikan produk kerajinan dan barang-barang souvenir yang berkualitas dan bernilai ekonomi tinggi. Selain itu, tempurung
dapat pula digunakan sebagai bahan pengisi industri kayu lapis, asbes dan obat nyamuk. Lebih jauh, tempurung kelapa juga bisa diolah menjadi arang tempurung
15
yang dapat digunakan sebagai bahan bakar atau dijadikan arang aktif yang memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi.
4. Sabut Kelapa
Sabut kelapa dapat dijadikan kerajinan rumah tangga seperti sapu, karpet, tambang atau tali. Disamping itu, juga dapat dibuat menjadi sabut kelapa berkaret
rubberized coir fibre untuk keperluan jok mobil, kursi, kasur, penyaring udara, peredam panas dan suara untuk konstruksi bangunan. Produk olahan sabut yang
memiliki ekonomi tinggi di Vietnam terkenal dengan nama geotextile sedang di Filipina dikenal dengan nama produk ecomat, ecolog dan twine, dipakai untuk
mencegah erosi tanah pada konstruksi jalan bertopografi miring biodegradable erosion control products
.
5. Tandan Bunga
Salah satu produk yang dapat dihasilkan dalam usahatani kelapa adalah gula merah melalui penyadapan tandan bunga inflorescense dan dilanjutkan
pengolahan nira yang dihasilkan. Pengolahan nira menjadi gula kelapa dapat dilakukan petani karena cara pengolahannya sangat sederhana serta tidak
memerlukan modal kerja yang besar.