Biaya Modal Kerja Usaha Pengolahan Arang Tempurung

85 2.000.000 butir sebagai bahan baku industri tersebut, dibutuhkan pemasok sebanyak 331 petani dengan tingkat produktivitas kebun kelapa sebanyak 6.049 butir per tahun sebagaimana dijelaskan pada usahatani kelapa di sentra perkebunan kelapa Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Namun untuk memenuhi ketersediaan bahan baku pengolahan sabut kelapa masih membutuhkan tambahan sabut sebanyak 960.000 kg atau buah kelapa sebanyak 2.285.714 butir dan untuk memenuhi ketersediaan bahan baku pengolahan arang tempurung masih membutuhkan tambahan tempurung sebanyak 340.000 atau buah kelapa sebanyak 1.214.286 butir. Sehingga posisi aman ketersediaan bahan baku untuk menjalankan ketiga industri tersebut apabila disuatu daerah terdapat produksi kelapa sebanyak 5.500.000 butir pertahun. Berdasarkan produktivitas kelapa di tiap daerah sentra penghasil kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebagaimana terlihat pada tabel 44, ketersediaan bahan baku tersebut memungkinkan untuk pengembangan usaha pengolahan produk turunan kelapa, seperti minyak goreng, sabut kelapa dan arang tempurung, dimana rata-rata produksi kelapa di daerah tersebut sebanyak 18.314.000 butir per tahun. Tabel 50 Produksi Kelapa dan Proporsi Komponen Buah Kelapa pada Tiap Daerah Penghasil Kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung Barat No Kecamatan Produksi Butir Daging 30 Ton Sabut 42 Ton Tempurung 28 Ton 1 Tungkal Ilir 17.933.333 5.380 7.532,0 5.021,3 2 Seberang kota 6.043.333 1.813 2.538,2 1.692,1 3 Bram Itam 17.353.333 5.206 7.288,4 4.858,9 4 Tungkal Ulu 16.667 5 7,0 4,7 5 Tebing Tinggi 320.000 96 134,4 89,6 6 Batang asam 20.000 6 8,4 5,6 7 Merlung 8 Renah mendaluh 9 Muara Papalik 10 Betara 12.980.000 3.894 5.451,6 3.634,4 11 Kuala Betara 35.083.333 10.525 14.735,0 9.823,3 12 Pengabuan 49.070.000 14.721 20.609,4 13.739,6 13 Senyerang 44.320.000 13.296 18.614,4 12.409,6 Jumlah 183.140.000 54.942 76.918,8 51.279,2 Rata-rata 18.314.000 5.494 7.691,9 5.127,9 Sumber: BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat 2010 diolah. 86

5.2.3 Prospek Pemasaran Komoditi Kelapa di Kabupaten Tanjung Jabung

Barat Pemasaran hasil produksi merupakan kunci keberhasilan suatu industri. Melalui kegiatan pemasaran akan diperoleh keuntungan usaha yang akan digunakan untuk pembiayaan usaha berikutnya ataupun sebagai pendapatan bagi pelaku usahanya. Produk utama yang dihasilkan dari pengolahan kelapa terdiri dari kopra menjadi minyak kelapa dan bungkil kelapa, sabut menjadi cocofiber dan coco peat, dan tempurung menjadi arang maupun tepung tempurung. Bahkan dari produk utama tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi produk dengan nilai guna yang lebih tinggi lagi, seperti VCO, arang aktif, briket dan lain sebagainya. Meskipun pemasaran minyak goreng kelapa dihadapkan dengan produk subtitusinya, yaitu minyak goreng kelapa sawit, namun dengan mengedepankan kualitas produk, minyak goreng kelapa tetap dapat bersaing dengan minyak kelapa sawit. Selisih antara harga minyak goreng sawit dan minyak goreng kelapa tidak terlalu besar. Pada harga rata-rata minyak goreng sawit sebesar Rp 10.648, harga minyak goreng kelapa sebesar Rp 11.800 atau selisih sebesar Rp 1.152 sebagaimana terdapat pada tabel 51. Dengan demikian minyak goreng kelapa memiliki peluang pemasaran yang cukup besar di tengah konsumsi minyak goreng yang ada. Dengan adanya koperasi sebagai lembaga usaha milik petani, keberadaan anggota merupakan sasaran utama pemasaran produk yang dihasilkan. Dengan demikian pemasaran minyak goreng tersebut akan didukung dengan banyaknya anggota sebagai salah satu konsumen produk tersebut. Tabel 51 Harga Minyak Goreng pada Tiap Kabupaten di Provinsi Jambi No KABUPATEN MG. Kelapa Rp MG. Sawit Rp 1 Batanghari 14.368 10.942 2 Muaro Jambi 11.506 11.008 3 Bungo 11.367 10.671 4 Tebo 11.463 10.475 5 Merangin 11.409 10.654 6 Sarolangun 11.596 10.721 7 Tanjung jabung Timur 11.329 10.088 8 Tanjung Jabung Barat 11.363 10.308 9 Kerinci 10.961 Rata-rata 11.800 10.648 Sumber: Deperindag Provinsi Jambi tahun 2009