Daerah Pengembangan Perkebunan Kelapa di Provinsi Jambi
51 perlengkapan kantor lampiran 2. Penyusutan atas investasi yang digunakan
dihitung berdasarkan metode garis lurus. Modal kerja dipergunakan untuk membiayai operasional usaha pada awal produksi lampiran 4.
Bahan baku utama yang digunakan adalah kopra dengan harga sebesar Rp 4.750kg. Produk utama yang dihasilkan berupa minyak kelapa mentah CCO
yang akan diolah lebih lanjut menjadi minyak goreng di Malaysia dan Singapura. Harga minyak kelapa mencapai Rp 11.500kg, sementara produk sampingan yang
dihasilkan berupa bungkil kelapa sebagai bahan baku pakan ternak, dijual ke Jakarta, Bandung, dan Riau dengan harga Rp 1.750kg lampiran 1.
Pengembangan usaha pengolahan minyak kelapa pada tahun-tahun yang akan datang dipengaruhi oleh tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar rupiah.
Rata-rata inflasi yang terjadi di Provinsi Jambi selama enam tahun terakhir tahun 2005-2010 sebesar 5,89 persen BI Jambi 2010. Besarnya perubahan inflasi pada
tahun-tahun yang akan datang akan mempengaruhi perubahan harga barang- barang modal, jasa maupun barang konsumsi dan harga bahan baku. Rata-rata
suku bunga kredit yang berkembang pada bank persero selama sembilan tahun terakhir 2002-2010 sebesar 14,65 persen BPS 2010. Besarnya tingkat suku
bunga berimplikasi pada upaya pembiayaan modal usaha, karena sebagian modal yang dipergunakan berasal dari pinjaman bank. Sementara nilai tukar rupiah yang
juga mempengaruhi pengembangan usaha pengolahan minyak kelapa, besarnya dari tahun-ketahun selalu berfluktuasi. Besarnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar
selama enam tahun terakhir 2005-2010 mencapai sebesar Rp 9.540 Deprindag 2011. Besarnya nilai tukar tersebut telah mempengaruhi pertumbuhan ekspor
minyak kelapa di Provinsi Jambi. Dengan kapasitas produksi yang terpasang, dihasilkan minyak kelapa
CCO rata-rata pertahun sebanyak 4.093 ton dan bungkil kelapa sebanyak 3.183 ton pertahun. Pada tingkat harga CCO sebesar Rp 11.500 dan harga bungkil
kelapa sebesar Rp 1.750 diperoleh hasil penjualan pertahun sebesar Rp 52.636.155.000. Untuk menghasilkan produk tersebut, biaya operasional yang
dikeluarkan selama satu tahun sebesar Rp 50.282.562.795. Disamping itu, atas penggunaan modal investasi, dikeluarkan biaya penyusutan sebagai dana yang
akan diinvestasikan kembali pada tahun-tahun berikutnya, yaitu sebesar Rp
52 215.513.260. Dengan demikian laba yang diperoleh sebelum pembayaran pajak
dan bunga bank sebesar Rp 2.138.078.945. Terdapat beberapa jenis pajak yang dikenakan pada usaha minyak kelapa sebagaimana data primer yang diperoleh,
yaitu PPh Pasal 25 15, PPh Pasal 21 2, PPh Pasal 22 Barang Impor 10 dan PPh Final Pasal 4 Ayat 2 1 sehingga besarnya pajak yang dikeluarkan
setiap tahun sebesar Rp 598.662.105. Sementara besarnya bunga bank atas pinjaman modal usaha pada tahun pertama sebesar Rp 321.026.501. Dengan
demikian laba bersih yang diperoleh dari usaha pengolahan minyak kelapa pertahun sebesar Rp 1.218.390.340. Besarnya laba tersebut diperkirakan akan
meningkat pada tahun-tahun berikutnya seiring dengan berkurangnya pembayaran bunga bank dan adanya perubahan harga inflasi sebesar 5.89 persen.
Tabel 14 Proyeksi Laba Rugi Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO
Tahun Penerimaan
Rp000 Pengeluaran Rp000
Laba Sebl. Pajak
Rp000 Pajak
Rp000 Bunga
Bank Rp000
Laba Bersih
Rp000 Biaya
Operasional Penyusutan
1 52.636.155
50.282.563 215.513
2.138.079 598.662 321.027
1.218.390 2
55.736.425 53.244.206
215.513 2.276.706
637.478 250.342 1.388.886
3 59.019.300
56.380.289 215.513
2.423.497 678.579 179.657
1.565.261 4
62.495.537 59.701.089
215.513 2.578.935
722.102 108.972 1.747.861
5 66.176.524
63.217.483 215.513
2.743.528 768.188
38.288 1.937.053
6 70.074.321
66.940.992 215.513
2.917.815 816.988
2.100.827 7
74.201.699 70.883.817
215.513 3.102.369
868.663 2.233.705
8 79.646.553
75.058.874 215.513
4.372.166 1.224.206 3.147.959
Total 519.986.512 495.709.312
1.724.106 22.553.094 6.314.866 898.285 15.339.943 Rata
2
64.998.314 61.963.664
215.513 2.819.137
789.358 179.657 1.917.493
Sumber: Lampiran 7 Untuk menganalisis kelayakan finansial usaha dibutuhkan informasi tentang
aliran kas cash flow yang sebenarnya terjadi pada usaha tersebut. Informasi ini dibutuhkan karena dalam keuntungan ada kas yang akan diinvestasikan kembali,
yaitu biaya penyusutan dan ada kas yang akan diambil sebagai private, sementara untuk menghasilkan keuntungan tambahan, perusahaan harus memiliki kas untuk
ditanamkan kembali. Dengan memperhitungan biaya penyusutan sebagai dana yang akan diinvestasikan kembali pada tahun berikutnya, besarnya aliran kas pada
tahun pertama sebagaimana terdapat pada tabel 15 adalah sebesar Rp 1.754.930.100. Besarnya aliran kas tersebut pada tahun-tahun berikutnya
diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya laba usaha yang dihasilkan.
53 Tabel 15 Proyeksi Aliran Kas Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO
Tahun In flow
Out flow Penyusutan
Rp Cash flow
Rp Laba Rp
Investasi Rp Pajak Rp
6.853.465.698 -6.853.465.698
1 2.138.078.945
598.662.105 215.513.260
1.754.930.100 2
2.276.705.526 637.477.547
215.513.260 1.854.741.239
3 2.423.497.212
678.579.219 215.513.260
1.960.431.253 4
2.578.934.929 722.101.780
215.513.260 2.072.346.409
5 2.743.527.927
768.187.820 215.513.260
2.190.853.368 6
2.917.815.453 816.988.327
215.513.260 2.316.340.387
7 3.102.368.514
868.663.184 215.513.260
2.449.218.591 8
4.372.165.666 1.224.206.386
215.513.260 3.363.472.540
Total 22.553.094.172
6.314.866.368 1.724.106.082
17.962.333.886 Rata
2
2.819.136.772 6.853.465.698
789.358.296 215.513.260
2.245.291.736
Sumber: lampiran 8 Dari aliran kas tersebut dapat diukur tingkat kelayakan usaha dalam
pengembangannya pada tahun-tahun mendatang yang didasarkan pada nilai sekarang yang dihasilkan selama modal diinvestasikan Net Present Value,
kemampuan pengembalian investasi pada tingkat suku bunga aktual Internal Rate ratio
dan masa pengembaliannya Pay Back Period serta rasio keuntungan yang diperoleh dari biaya yang dikelurakan Net Benefit Cost.
Tabel 16 Hasil Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitass Perubahan Harga pada Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO
No Uraian
Perubahan Harga NPV Rp
Net BC
IRR PBP
Thn, bln Nilai Rp
14.46 1
Harga Dasar CCO 11.500 2.781.653.850 1,41 24,97
3,07 2
Harga CCO - 1,50
11.328 53.026.892 1,01 14,86
4,11 3
Harga CCO - 1,60
11.316 -128.881.572 0,98 14,14 5,05
Harga Dasar Kopra 4.750
4 Harga Kopra +
1,60 4.826
50.948.705 1,007 14,85 4,11
5 Harga Kopra +
1,70 4.831 -119.720.367 0,98 14,18
5,04
Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usaha pengolahan minyak kelapa CCO pada tingkat discount factor 14,65 persen sebagaimana terdapat
pada tabel 16, diperoleh nilai NPV sebesar Rp 2.781.653.850 yang mengindikasikan bahwa usaha tersebut masih layak untuk dikembangkan, dimana
nilai keuntungan sekarang yang diperoleh lebih besar dari nilai investasi yang ditanamkan. Hal ini juga didukung dengan kemampuan mengembalikan investasi
IRR pada tingkat suku bunga yang lebih sebesar dari tingkat suku bunga aktual, yaitu sebesar 24,97
persen. Begitu juga dengan rasio tambahan keuntungan yang