34
Halaman ini sengaja dikosongkan
IV. GAMBARAN UMUM
4.1 Kondisi Geografis dan Persebaran Tanaman Perkebunan Unggulan
Provinsi Jambi
Provinsi Jambi secara geografis terletak antara 0 45’ sampai 2
45’ lintang selatan dan antara 101
10’ sampai 104 55’ bujur timur. Sebelah utara berbatasan
dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah timur dengan Laut Cina Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah
barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Bengkulu. Sebagian besar wilayahnya 67.21 merupakan daratan rendah dengan ketinggian 100 meter
di atas permukaan laut dpl. Wilayah dataran tinggi dan pegunungan umumnya merupakan bagian dari Bukit Barisan. Luas wilayah Provinsi Jambi mencapai
50.160.05 Km
2
.
Gambar 3 Luas Daerah Menurut KabupatenKota Sumber: BPS Jambi 2010
Wilayah Provinsi Jambi merupakan daerah aliran sungai Batanghari dan memiliki kawasan hutan yang sangat luas mencapai 2,5 hektar. Pertanian
khususnya perkebunan merupakan mata pencaharian utama penduduk. Hal ini
Kerinci 3.355,27
6,69 Merangin
7.679 15,31
Sarolangun 6.184
12,33 Batanghari
5.804 11,57
Muaro Jambi 5.326
10,62 Tanjabtim
5.445 10,86
Tanjabbar 4.649,85
9,27 Tebo
6.461 12,88
Bungo 4.659
9,29 Jambi
205,43 0,41
Sungai Penuh 391,5
0,78
36 didukung dengan kondisi geografis yang menjadikan sektor perkebunan
berkembang dengan pesat di Provinsi Jambi. Dari berbagai komoditas perkebunan yang ada, sebagian besarnya merupakan perkebunan karet dan kelapa sawit yang
penyebarannya hampir di seluruh wilayah kabupaten terkecuali di kabupaten Kerinci. Hal ini disebabkan karena kondisi geografis Kabupaten Kerinci yang
ketinggian wilayahnya mencapai 938 meter dpl daerah pegunugan menjadikan komoditas karet dan kelapa sawit kurang berkembang di daerah tersebut. Adapun
komoditas perkebunan yang menjadi unggulan bagi Kabupaten Kerinci adalah Cassiavera. Sementara pada daerah pesisir, yaitu Kabupaten Tanjung Jabung
Barat dan Tanjung Jabung Timur, kelapa merupakan komoditas perkebunan utama bagi kabupaten ini. Persebaran perkebunan tersebut sebagaimana dijelaskan
pada tabel grafik berikut ini:
Gambar 4 Persebaran Luas Komoditas Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi. Sumber: Disbun Provinsi Jambi 2009
4.2 Perkembangan Komoditi Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi
Seiring dengan meningkatnya permintaan penggunaan komoditi perkebunan sebagai bahan baku industri, sektor perkebunan mendapat perhatian yang cukup
besar dalam pengembangannya, baik yang dilakukan oleh masyarakat, swasta maupun pemerintah melalui BUMD. Berdasarkan tabel 6, komoditi perkebunan
unggulan Jambi yang mengalami perkembangan cukup pesat dari tahun 2000 hingga tahun 2008 adalah komoditi pinang, yaitu sebesar 945,27 persen, kelapa
20.000 40.000
60.000 80.000
100.000 120.000
140.000
L u
a s
h a
Karet Kelapa Sawit
Kelapa Dalam Kopi
Pinang Cassiavera
37 sawit sebesar 63,55 dan karet sebesar 15,46 persen. Sedangkan komoditi yang
mengalami penurunan adalah cassiavera sebesar 22,28 persen, kopi sebesar 15,27 persen dan kelapa dalam sebesar 7,05 persen.
Tabel 6 Perkembangan Luas Perkebunan Unggulan Provinsi Jambi Tahun 2000- 2008
Tahun Karet
Ha Sawit
Ha Kelapa
Ha Kopi
Ha Pinag
Ha Casiavera
Ha 2000
558.570 296.010
128.055 28.755
1.882 60.776
2001 558.633
301.879 128.079
28.594 5.367
61.769 2002
561.162 302.152
128.079 28.532
5.420 62.128
2003 563.502
326.889 122.086
28.400 9.905
59.845 2004
567.042 365.304
122.178 24.372
6.447 54.630
2005 622.192
403.467 119.899
24.638 9.980
50.402 2006
630.211 422.888
119.292 24.458
10.178 49.106
2007 636.907
448.899 119.231
24.217 12.207
47.620 2008
644.943 484.137
119.030 24.365
19.672 47.237
Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi 2009 Beberapa komoditi perkebunan yang pertumbuhannya negatif pada umumya
merupakan perkebunan yang diupayakan oleh masyarakat. Rendahnya investasi baik ditingkat usahatani maupun industri pengolahan hasil menjadi faktor kurang
berkembangnya komoditi tersebut. Perkebunan kelapa dalam yang sebagian besar terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur dari
tahun ketahun mengalami penurunan, baik dari sisi luas tanaman maupun produksi. Namun disisi lain, pada daerah tersebut pinang mengalami peningkatan
yang cukup besar.
4.3 Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Ekonomi Provinsi Jambi
Pertanian merupakan sektor terbesar penyerapannya terhadap tenaga kerja di Provinsi Jambi. Sekitar 58 persen dari jumlah penduduk yang berusia 15 tahun
bekerja pada sektor ini. Sektor perdagangan hanya mampu menyerap 15 persen, jasa Dengan demikian keberhasilan pembangunan Provinsi Jambi sangat
ditentukan oleh berkembang atau tidaknya sektor pertanian tersebut. Dari sektor pertanian tersebut, peyerapan tenaga kerja terbesar terdapat pada sektor
perkebunan. Besarnya penyerapan tenaga kerja sektor perkebunan ini ditentukan oleh komoditi unggulan daerah tersebut. Untuk selengkapnya penyerapan tenaga
kerja tersebut dijelaskan pada diagram berikut ini: