Industri Pengolah Komoditi Kelapa di Provinsi Jambi

53 Tabel 15 Proyeksi Aliran Kas Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO Tahun In flow Out flow Penyusutan Rp Cash flow Rp Laba Rp Investasi Rp Pajak Rp 6.853.465.698 -6.853.465.698 1 2.138.078.945 598.662.105 215.513.260 1.754.930.100 2 2.276.705.526 637.477.547 215.513.260 1.854.741.239 3 2.423.497.212 678.579.219 215.513.260 1.960.431.253 4 2.578.934.929 722.101.780 215.513.260 2.072.346.409 5 2.743.527.927 768.187.820 215.513.260 2.190.853.368 6 2.917.815.453 816.988.327 215.513.260 2.316.340.387 7 3.102.368.514 868.663.184 215.513.260 2.449.218.591 8 4.372.165.666 1.224.206.386 215.513.260 3.363.472.540 Total 22.553.094.172 6.314.866.368 1.724.106.082 17.962.333.886 Rata 2 2.819.136.772 6.853.465.698 789.358.296 215.513.260 2.245.291.736 Sumber: lampiran 8 Dari aliran kas tersebut dapat diukur tingkat kelayakan usaha dalam pengembangannya pada tahun-tahun mendatang yang didasarkan pada nilai sekarang yang dihasilkan selama modal diinvestasikan Net Present Value, kemampuan pengembalian investasi pada tingkat suku bunga aktual Internal Rate ratio dan masa pengembaliannya Pay Back Period serta rasio keuntungan yang diperoleh dari biaya yang dikelurakan Net Benefit Cost. Tabel 16 Hasil Analisis Kelayakan Finansial dan Sensitivitass Perubahan Harga pada Usaha Pengolahan Minyak Kelapa CCO No Uraian Perubahan Harga NPV Rp Net BC IRR PBP Thn, bln Nilai Rp 14.46 1 Harga Dasar CCO 11.500 2.781.653.850 1,41 24,97 3,07 2 Harga CCO - 1,50 11.328 53.026.892 1,01 14,86 4,11 3 Harga CCO - 1,60 11.316 -128.881.572 0,98 14,14 5,05 Harga Dasar Kopra 4.750 4 Harga Kopra + 1,60 4.826 50.948.705 1,007 14,85 4,11 5 Harga Kopra + 1,70 4.831 -119.720.367 0,98 14,18 5,04 Hasil perhitungan analisis kelayakan finansial usaha pengolahan minyak kelapa CCO pada tingkat discount factor 14,65 persen sebagaimana terdapat pada tabel 16, diperoleh nilai NPV sebesar Rp 2.781.653.850 yang mengindikasikan bahwa usaha tersebut masih layak untuk dikembangkan, dimana nilai keuntungan sekarang yang diperoleh lebih besar dari nilai investasi yang ditanamkan. Hal ini juga didukung dengan kemampuan mengembalikan investasi IRR pada tingkat suku bunga yang lebih sebesar dari tingkat suku bunga aktual, yaitu sebesar 24,97 persen. Begitu juga dengan rasio tambahan keuntungan yang 54 diperoleh lebih besar dari tambahan biaya yang dikeluarkan Net BC ratio, yaitu sebesar 1,41. Disamping itu, masa pengembalian investasi tidak terlalu lama, yaitu 3 tahun 0,7 bulan. Berdasarkan hasil kelayakan finansial tersebut yang harus diperhatikan dalam pengembangan industri minyak kelapa CCO ke depan adalah adanya perubahan-perubahan harga terutama harga minyak kelapa dan harga kopra karena dari hasil analisis sensitivas perubahan harga tersebut, rentang perubahan harga yang mengakibatkan kerugian usaha relatif kecil. Apabila harga penjualan turun sebesar 1,6 persen dan harga bahan baku meningkat hngga 1,7 persen dari harga dasar dengan asumsi variabel lain tetap, industri pengolahan minyak kelapa CCO menjadi tidak menguntungkan untuk dikembangkan. Dalam kondisi ini perusahaan tidak mampu mengembalikan investasinya pada tingkat suku bunga aktual, yaitu sebesar 14,65 persen, tambahan profit yang dihasilkan lebih kecil dari tambahan cost yang dikeluarkan dan waktu pengembalian investasi melebihi jangka waktu angsuran kredit yang telah ditentukan 5 tahun, sehingga perlu dilakukan efisiensi penggunaan sumberdaya agar usaha pengolahan minyak kelapa tersebut tetap layak untuk dikembangkan.

5.1.2.2 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Tepung Tempurung

Produk olahan utama tempurung yang dapat dihasilkan meliputi arang tempurung dan tepung tempurung yang akan diolah lebih lanjut menjadi arang aktif dan obat nyamuk. Pengolahan tepung tempurung di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dilakukan oleh CV. Usaha Baru dengan menggunakan mesinperalatan yang spesifik sehingga modal usaha yang dibutuhkan cukup besar. Sementara pengolahan arang tempurung pada umumnya dilakukan oleh petani, selain pengolahannya yang sederhana, modal investasi yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Indutri pengolahan tepung tempurung di Kabupaten Tanjung Jabung Barat telah berjalan selama 5 tahun dari umur proyek yang telah diperkirakan, yaitu selama 8 tahun lampiran 10. Pada pengolahan tepung tempurung dengan kapasitas input sebanyak 3.125 kghari dibutuhkan modal usaha sebesar Rp 248.227.500 yang terdiri dari modal investasi sebesar Rp 200.200.000 dan modal kerja sebesar Rp 48.027.500. Modal investasi dipergunakan untuk persiapan 55 usaha, pembangunan pabrik, kantor, pembelian mesin, dan peralatan produksi lampiran 11. Penyusutan mesin dan peralatan yang digunakan dilakukan dengan metode garis lurus. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasional awal usaha, baik biaya tetap maupun biaya variabel lampiran 12. Dengan kapasitas input produksi perhari sebesar 3.125 kg, dihasilkan tepung tempurung sebanyak 2,5 ton. Apabila usaha tersebut berjalan normal selama satu tahun, maka tepung tempurung yang dihasilkan sebanyak 390 ton. Pada tingkat harga sebesar Rp 2.800kg diperoleh penjualan sebesar Rp 780.000.000tahun. Dalam menghasilkan produk tersebut, biaya operasional dan biaya penyusutan atas penggunaan modal investasi yang dikeluarkan selama satu tahun sebesar Rp 605.495.417. Dengan demikian laba yang diperoleh sebelum pajak sebesar 174.504.583. Atas laba tersebut, perusahaan dikenakan pajak penghasilan sebesar 15 persen atau sebesar Rp 26.175.688. Disamping itu, atas pengunaan modal usaha yang berasal dari pinjaman bank, perusahaan juga mengeluarkan biaya bunga atas pinjaman modal tersebut, yaitu sebesar Rp 14.603.086. Sehingga laba bersih yang diperoleh dari usaha pengolahan tepung tempurung sebesar Rp 133.725.810. Besarnya laba tersebut diperkirakan akan meningkat pada tahun-tahun berikutnya seiring dengan semakin berkurangnya pembayaran bunga bank dan adanya perubahan harga inflasi rata-rata pertahun sebesar 5,89 persen sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini: Tabel 17 Proyeksi Laba Rugi Usaha Pengolahan Tepung Tempurung Tahun Penerimaan Rp000 Pengeluaran Rp000 Laba Kotor Rp000 Pajak Rp000 Laba Set Pajak Rp000 Bunga Bank Rp000 Laba Bersih Rp000 Operasional Penyusutan 1 780.000 586.830 18.665 174.505 26.176 148.329 14.603 133.726 2 825.942 621.394 18.665 185.882 27.882 158.000 11.388 146.612 3 874.590 657.994 18.665 197.930 29.690 168.241 8.172 160.068 4 926.103 696.750 18.665 210.688 31.603 179.084 4.957 174.127 5 980.651 737.789 18.665 224.197 33.629 190.567 1.742 188.825 6 1.038.411 781.245 18.665 238.501 35.775 202.726 202.726 7 1.099.574 827.260 18.665 253.648 38.047 215.601 215.601 8 1.272.158 875.986 18.665 377.507 56.626 320.881 320.881 Total 7.797.429 5.785.248 149.323 1.862.858 279.429 1.583.429 40.862 1.542.567 Rata2 974.679 723.156 18.665 232.857 34.929 197.929 5.108 192.821 Untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha, dibutuhkan informasi tentang aliran kas yang sebenarnya terjadi pada usaha tersebut. Informasi ini