103 mendirikan lokasi usaha yang lebih strategis, karena lokasi usaha merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat penjualan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pelanggan, mayoritas pelanggan menginginkan lokasi
Waroeng Cokelat yang lebih startegis yaitu lokasi yang mudah dijangkau untuk memudahkan mereka dalam proses pembelian. Hal ini perlu mendapat
perhatian dari pihak Waroeng Cokelat untuk dapat mendirikan lokasi usaha yang lebih strategis lagi, misalnya dengan mendirikan counter di sekitar
daerah mall yang ramai akan pengunjung. 4. Melakukan produksi secara kontinyu.
Produksi yang dilakukan secara kontinyu akan menghasilkan tingkat penjualan yang tinggi bila dibandingkan dengan produksi yang hanya
berdasarkan pesanan saja. Proses produksi sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku. Waroeng Cokelat memiliki potensi untuk
berproduksi secara kontinyu, hal tersebut didukung dengan adanya kemudahan dalam memperoleh bahan baku.
7.3.2.3 Strategi ST
Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal perusahaan. Alternatif strategi
yang dapat dilakukan pada strategi S-T yaitu mempertahankan dan meningkatkan jenis serta kualitas produk. Pelanggan akan tetap loyal terhadap produk yang
ditawarkan oleh Waroeng Cokelat, meskipun terdapat pendatang baru yang menawarkan produk sejenis. Hal ini disebabkan karena kualitas produk yang
ditawarkan tetap dipertahankan. Selain itu, didukung dengan adanya hubungan yang baik dengan pelanggan, sehingga berdampak yang positif bagi Waroeng
Cokelat yaitu para pelanggan tetap setia dengan produk yang ditawarkan. Kualitas produk Waroeng Cokelat ditentukan oleh bahan baku yang
digunakan. Oleh karena itu, Waroeng Cokelat harus tetap konsisten dengan penggunaan bahan baku agar kualitas produk yang dihasilkan tetap terjaga dengan
baik. Selain mempertahankan kualitas produk, Waroeng Cokelat sebaiknya terus menciptakan keanekaragaman produk baru agar konsumen tidak merasa
jenuh dengan produk yang sudah ada.
104
7.3.2.4 Strategi WT
Strategi W-T adalah strategi yang diarahkan pada pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman eksternal. Terdapat satu alternatif strategi yang
dapat dilakukan pada strategi W-T yaitu
menambah tenaga kerja penyalurdistibutor. Adanya pendatang baru dan lahirnya produk pengganti dapat
mengancam Waroeng Cokelat. Untuk dapat bertahan maka Waroeng Cokelat dapat memperluas dan memperkuat jaringan distribusi yang sudah ada. Adapun
cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mencari dan bekerjasama dengan tenaga penyalur distributor yang ada di lokasi strategis, seperti para karyawan, para
pelajar dan ibu rumah tangga yang tinggal di perumahan strategis. Dengan begitu, Waroeng Cokelat dapat meningkatkan jumlah tenaga penjual distibutor,
sehingga dapat meningkatkan volume penjualan.
7.4 Tahap Keputusan Desicion Stage
Tahap ini merupakan tahap ketiga yaitu Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix-QSPM adalah teknik analisis
yang didisain untuk menentukan daya tarik dari alternatif tindakan yang layak. Alternatif strategi yang dihasilkan dari matriks SWOT dapat diterapkan oleh
Waroeng Cokelat, selanjutnya diprioritaskan dengan menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan strategi berdasarkan seberapa jauh faktor
keberhasilan kunci internal dan eksternal dapat dimanfaatkan atau diperbaiki. Proses pengolahan pada matriks QSP dimulai oleh pemilik Waroeng
Cokelat sebagai pengambil keputusan di perusahaan. Dengan cara membandingkan apakah faktor-faktor eksternal dan internal berpengaruh terhadap
daftar strategi yang akan dipilih. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik TAS maka semakin menarik alternatif tersebut sebagai prioritas strategi untuk
dilaksanakan oleh Waroeng Cokelat. Beberapa alternatif strategi tersebut dapat diperingkatkan sebagai berikut :
1. Mengoptimalkan promosi TAS = 8.438. 2. Memperluas pasar untuk meningkatkan volume penjualan TAS = 7.332.
3. Pengembangan produk TAS = 6.922. 4. Meningkatkan modal usaha TAS =6.680.