61 4 Tanda Daftar Perdagangan TDP : Disperindagkop Kota Bogor tahun 2007.
5 Surat Izin Pendirian Usaha SIUP : 501.1161-BT062005 yang dikeluarkan oleh Disperindagkop Kota Bogor tahun 2006.
6 Hak Atas Kekayaan Intelektual HAKI atas merk dagang Kuweis : yang diluarkan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kota Bogor pada
tahun 2008. Disperindagkop Kota Bogor banyak berperan dalam perkembangan usaha
Waroeng Cokelat, khususnya dalam bidang pemasaran melalui fasilitas pameran yang diberikan, baik skala nasional maupun internasional. Beberapa
pameran yang telah diikuti oleh Waroeng Cokelat yaitu pameran INACRAFT di JHCC, pameran di GOR Pajajaran Kota Bogor, MINHAS Malaysia Inter Hall
Showcase. Selain itu, Disperindagkop Kota Bogor memberikan fasilitas dalam pemasaran bagi UKM yang ada di Kota Bogor, salah satunya yaitu Waroeng
Cokelat melalui Giant.
5.2 Visi, Misi dan Tujuan Waroeng Cokelat
Visi dan misi dalam organisasi sangat penting untuk mengarahkan tujuan organisasi serta langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai suatu
tujuan. Visi, misi dan tujuan harus dikomunikasikan dengan baik kepada seluruh pihak yang terlibat dalam menjalankan visi dan misi tersebut. Jika dirumuskan
dan dijalankan dengan baik, pernyataan visi, misi dan tujuan akan memiliki dampak yang positif dalam pencapaian target dan tujuan organisasi. Waroeng
Cokelat belum memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas secara tertulis. Meskipun demikian, bukan berarti ”Waroeng Cokelat” tidak memiliki tujuan yang jelas.
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik didapatkan bahwa visi Waroeng Cokelat yaitu membangun dan mengobarkan semangat berwirausaha dan misi
Waroeng Cokelat yaitu membuka lapangan pekerjaan seluas mungkin. Sedangkan tujuan didirikan Waroeng Cokelat adalah mengembangkan hobi
menjadi suatu bisnis yang mampu menyediakan produk cokelat yang bernilai estetika, serta menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lingkungan
sekitar, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup mereka.
62
5.3 Struktur Organisasi Waroeng Cokelat
Organisasi dapat diartikan sebagai wadah, sistem atau kegiatan kelompok orang yang saling bekerjasama untuk mencapai satu tujuan tertentu yang
memerlukan suatu struktur dalam pengaturan dan tanggung jawab. Waroeng Cokelat merupakan perusahaan kecil yang memiliki struktur organisasi yang
sangat sederhana. Struktur organisasi Waroeng Cokelat terdiri dari pimpinan perusahaan, bagian produksi dan bagian pemasaran. Masing-masing bagian
memiliki tugas dan tanggung jawab berbeda. Struktur organisasi Waroeng Cokelat dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Stuktur Organisasi Waroeng Cokelat
A. Pimpinan Perusahaan Ibu Yanthi merupakan pemilik sekaligus pimpinan Waroeng Cokelat
yang memiliki wewenang dalam merencanakan strategi dan mengambil keputusan untuk kelangsungan usaha. Selain itu, pimpinan usaha memiliki tugas dalam
menetapkan rencana kerja, menentukan jumlah maupun jenis cookies dan praline yang akan diproduksi, membeli bahan baku, bahan pelengkap serta peralatan.
Selain itu, pimpinan Waroeng Cokelat bertanggung jawab dalam proses produksi, menetapkan harga produk, mencatat daftar pesanan konsumen,
memegang keuangan, memperluas jaringan kerja serta menjaga hubungan baik dengan tenaga kerja maupun pelanggan.
B. Bagian Produksi Tenaga kerja bagian produksi Waroeng Cokelat memiliki tugas untuk
melakukan kegiatan produksi sesuai dengan intruksi pimpinan. Tugas bagian produksi pada Waroeng Cokelat diantaranya membuat adonan cookies,
mencetak adonan cookies atau praline, hingga menjadi cookies atau praline kemudian melakukan pengemasan sehingga siap untuk dipasarkan. Tenaga kerja
Pimpinan Perusahaan
Bagian Produksi Bagian Pemasaran
63 bagian produksi merupakan tenaga kerja harian dengan sistem upah yang dibayar
per minggu. C. Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran Waroeng Cokelat bertugas untuk menawarkan produk kepada konsumen, mencatat pesanan, mengantarkan produk sampai
tempat konsumen dan memperluas pemasaran. Tenaga kerja bagian pemasaran Waroeng Cokelat merupakan tenaga kerja penyalur atau distributor yang
memiliki latar belakang usia yang berbeda. Untuk cookies, distributor mayoritas merupakan pegawai kantor, sedangkan untuk praline umumnya merupakan para
pelajar atau mahasiswa dari sekolah dan perguruan tinggi di Kota Bogor. Sedangkan pemasaran di Kota Bandung ditangani oleh dua orang tenaga
pemasaran langsung. Tenaga kerja bagian pemasaran tidak diberikan upah, namun memperoleh keuntungan dari selisih harga antara produsen dan konsumen akhir.
5.4 Sumber Daya Perusahaan